Isu Kudeta Partai Demokrat
Moeldoko Jawab soal Lokasi Pertemuan di Hotel Aston Rasuna dengan Eks Demokrat: Intinya Aku Diajak
Moeldoko tak membantah pernah temui eks kader Demokrat di Hotel namun ia mengaku kala itu dirinya diundang bukan mengundang.
Penulis: anung aulia malik
Editor: Rekarinta Vintoko
TRIBUNWOW.COM - Kepala Kantor Staf Presiden (KSP) Moeldoko kembali buka suara soal isu mengambil alih kekuasaan Partai Demokrat secara paksa.
Awalnya ia mengaku ada sejumlah eks kader Demokrat yang bertamu ke rumahnya.
Namun pihak Demokrat mengatakan lokasi pertemuan sebenarnya terjadi di Hotel Aston Rasuna, Jakarta.

Baca juga: Sebut Demokrat Fitnah Banyak Orang termasuk Dirinya, Moeldoko: Saya Ingatkan, Hati-hati
Dikutip TribunWow.com dari Tribunnews.com, Moeldoko mengakui memang ada pertemuan di hotel-hotel.
Hal itu diakui Moeldoko saat konferensi pers di kediamannya, Jalan Lembang, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu, (3/2/2021).
"Beberapa kali loh masanya. Ya ada di hotel ada di mana-mana. Engga terlalu penting lah," kata Moeldoko.
Moeldoko menegaskan pada pertemuan-pertemuan itu dirinya bukanlah pihak yang mengundang.
"Intinya aku datang diajak ketemu wong saya biasa di kantor saya itu setiap hari menerima orang, menerima berbagai kelompok di kantor saya," katanya.
Mantan Panglima TNI itu merasa tidak ada yang aneh soal adanya pertemuan di hotel.
"Jadi apa yang salah? apa mau pertemuan di mana hak saya. ngapain ikut campur? gitu," katanya.
Terkait sejumlah nama yang diungkit oleh pihak Demokrat seperti Johny Allen hingga Nazarudin, Moeldoko mengaku tidak tahu.
"Saya enggak peduli itu siapa, wong saya itu hanya datang, ngobrol saja," katanya.
Baca juga: Minta AHY Tak Bebani Jokowi soal Urusan Partai Demokrat, Ruhut Sitompul: Beliau Sedang Kerja Keras
Kronologi Pertemuan di Hotel Aston
Sebelumnya diberitakan Partai Demokrat mengaku memiliki bukti yang cukup bahwa Kepala Kantor Staf Presiden (KSP) Moeldoko hendak mengambil alih kekuasaan Demokrat secara paksa.
Namun rencana tersebut disebut Demokrat bocor lantaran para kader yang dikumpulkan untuk mengambil alih paksa ternyata masih loyal kepada Ketua Umum Demokrat saat ini, yakni Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).
Dalam satu pekan terakhir, disebut ada sejumlah orang datang silih berganti ke Jakarta dalam rangka merancang pengambil alihan kekuasaan Partai Demokrat secara paksa.
Hal tersebut disampaikan oleh Kepala BPOKK DPP Partai Demokrat Herman Khaeron dalam acara SAPA INDONESIA MALAM, Selasa (2/2/2021).
Pertemuan untuk merencanakan pengambil alihan secara paksa itu diketahui diadakan di Hotel Aston Rasuna Jakarta.
Herman menyebut, dinamika internal partai sebenarnya sudah biasa, namun kali ini menjadi tidak biasa karena melibatkan eksternal partai.
"Ini lain karena ada eksternal partai yang ingin mengambil alih kepemimpinan secara paksa melalui KLB," ujar dia.
Maka dari itu AHY mengirimkan surat kepada Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) untuk meminta klarifikasi.
"Kami anggap Pak Moeldoko sudah memberikan klarifikasi," kata Herman.
Baca juga: Sindir Sosok Provokator, Fahri Hamzah Siap Bantu Pemerintah Ciptakan Ketenangan: Ini Hari-hari Berat
Herman tidak menyebut pasti ada berapa Dewan Pimpinan Daerah (DPD) yang datang ke Jakarta.
Namun ia menyebut, total target yang dibutuhkan adalah 360 DPD, DPC agar bisa melaksanakan Kongers Luar Biasa (KLB)
"Tetapi para kader ini memiliki loyalitas yang begitu tinggi kepada Dewan Pimpinan Pusat, kepada Ketua Umum Mas AHY," kata Herman.
"Sehingga setelah pertemuan itu mereka kemudian datang ke DPP melapor."
"Cukup bukti untuk kami menetapkan bahwa ini ada upaya melakukan tindakan pengambil paksaan kepemimpinan Partai Demokrat," pungkasnya. (TribunWow.com/Anung)
Sebagian artikel ini diolah dari Tribunnews.com dengan judul Moeldoko Akui Pertemuannya dengan Anggota dan Eks Anggota Demokrat Berlangsung di Hotel dan Rumah