Isu Kudeta Partai Demokrat
Demokrat Ungkap Bukti Pengakuan Moeldoko soal Kudeta, Terlihat saat Pasang Badan Lindungi Jokowi
Kepala Badan Komunikasi Strategis DPP Demokrat Herzaky Mahendra Putra menanggapi bantahan Kepala KSP Moeldokoterkait isu kudeta partai.
Penulis: Brigitta Winasis
Editor: Rekarinta Vintoko
Menurut Herzaky, pernyataan itu justru menjadi bukti pengakuan Moeldoko.
"Statement Pak Moeldoko di awal bilang, 'Jangan ganggu Pak Jokowi. Ini Moeldoko, bukan Pak Jokowi'," singgung Herzaky.
"Saya agak bingung, itu 'kan namanya pengakuan ini urusannya Pak Moeldoko, padahal kita belum bilang secara langsung," jelasnya.
Lihat videonya mulai menit 0.30:
Eks Waketum Partai Demokrat: Selesaikan secara Elegan
Mantan Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Max Sopacua menegur ketua umum partai yang saat ini menjabat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).
Dilansir TribunWow.com, hal itu ia sampaikan dalam tayangan Kompas Petang, Selasa (2/2/2021).
Diketahui sebelumnya AHY menyebut ada percobaan kudeta dari dalam dan luar Partai Demokrat.
Baca juga: 2 Alasan AHY Gelar Konpers soal Isu Kudeta Partai Demokrat: Pertama Mengklarifikasi kepada Presiden
Pernyataan itu turut menyeret pejabat tinggi yang kini berada di pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi), yakni Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko.
Menanggapi hal itu, Max Sopacua menilai Moeldoko berhak mengemban jabatan apapun sesuai yang diberikannya, bahkan jika ingin mengajukan diri sebagai presiden.

"Saya kira Jokowi juga sebagai presiden harus merestui apa yang diinginkan Pak Moeldoko kalau mau menjadi calon presiden," komentar Max Sopacua.
Selain itu, ia juga beranggapan Moeldoko berhak memilih partai pengusungnya jika benar ingin maju sebagai calon presiden.
"Sekarang perahu mana yang mau digunakan Pak Moeldoko tergantung Pak Moeldoko sendiri. Semua perahu mungkin akan menuju ke dia sebagai penumpang, tetapi dia akan memilih," terang Max.
Diketahui setelah mengumumkan isu tersebut, AHY mengirim surat kepada Jokowi untuk membahas kudeta.