Virus Corona
Vaksinasi Dosis Kedua Berjalan, Prof Kusnandi Jelaskan Proses Kerjanya: Tingkat Kekebalan 99 Persen
Ketua Tim Riset Uji Klinis Vaksin Covid-19, Prof. Kusnandi Rusmin jelaskan cara kerja vaksinasi Covid-19.
Penulis: Elfan Fajar Nugroho
Editor: Lailatun Niqmah
TRIBUNWOW.COM - Ketua Tim Riset Uji Klinis Vaksin Covid-19, Prof. Kusnandi Rusmin jelaskan cara kerja vaksinasi Covid-19.
Seperti yang diketahui proses vaksinasi Covid-19 di Indonesia sudah memasuki penyuntikan dosis kedua.
Penyuntikan dosis kedua vaksin Sinovac ditenggarai dengan disuntiknya Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada Rabu (27/1/2021).

Baca juga: Soal Rencana Vaksin Mandiri DKI Jakarta, Anies Baswedan: Mengikuti Kebijakan dari Pemerintah Pusat
Baca juga: Perkirakan Anggaran Vaksin Covid-19 Bakal Membengkak, Sri Mulyani: Mulai Terjadi Kenaikan Harga
Dilansir TribunWow.com dalam acara Kabar Petang, Kamis (28/1/2021), Prof Kusnandi mengatakan bahwa kekebalan tubuh baru akan terbentuk setelah dua minggu dari penyuntikan dosis kedua.
Dirinya menambahkan, sedangkan untuk kekebalan maksimal yang diberikan oleh vaksin tersebut terjadi pada satu bulan setelahnya.
"Pada suntikan pertama belum, itu baru mengenal, suntikan kedua baru timbul zat kekebalan dua minggu setelahnya," ujar Prof. Kusnandi.
"Kekebalan itu paling tinggi satu bulan setelah suntikan kedua," jelasnya.
Prof. Kusnandi mengungkapkan kekebalan yang terbentuk setelah dilakukan vaksinasi adalah mencapai 99 persen.
Sedangkan untuk vaksin Sinovac sendiri memberikan perlindungan sebesar 65,3 persen.
"Jadi yang sudah kita teliti kan kalau tingkat antibodi yang dibentuk di atas 99 persen dari penelitian kami," ungkapnya.
"Dan dari penelitian kami juga kalau kita disuntik vaksin maka kita akan terlindungi dari penyakit Covid-19 ini 65,3 persen," imbuhnya.
Baca juga: Termasuk Penderita Jantung, Ini Daftar Kelompok Masyarakat yang Tak Bisa Divaksin Covid-19 Sinovac
Lebih lanjut, dirinya kemudian menanggapi soal masih adanya masyarakat yang terpapar Covid-19 meski sudah disuntik vaksin dosis kedua.
Dirinya mengakui bahwa vaksinasi tidak menjadikan tubuh seseorang kebal seratus persen.
"Jadi kalau kita sudah divaksin tubuh kita tidak 100 persen kebal, jadi masih bisa kemungkinan terkena penyakit," kata Kusnandi.
"Tergantung daya tahan tubuh dan jumlah kuman yang masuk," jelasnya menutup.