Virus Corona
China Gelar Tes Swab Lewat Lubang Anus yang Diambil Tak sampai 10 Detik, Warga: Rasanya Sangat Malu
Pemerintah China menerapkan langkah baru yang ketat di tengah melonjaknya kasus Covid-19 menjelang perayaan Tahun Baru Imlek.
Editor: Claudia Noventa
Yang Zhanqiu dari Universitas Wuhan mengatakan, swab hidung dan tenggorokan masih merupakan tes paling efisien untuk Covid-19, mengingat virus ini tertular melalui saluran pernapasan bagian atas dibandingkan sistem pencernaan.
"Ada kasus-kasus tentang tes Virus Corona positif pada kotoran pasien, tapi tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa itu ditularkan melalui sistem pencernaan seseorang," kata Dr Yang kepada Global Times, media milik pemerintah China.
Sebuah makalah yang diterbitkan oleh sejumlah peneliti China pada Agustus 2020 menyimpulkan: " Swab anal mungkin spesimen optimal untuk deteksi SARS-CoV-2 untuk mengevaluasi keluarnya pasien Covid-19 dari rumah sakit."
"Pasien dengan hasil feses yang positif memerlukan isolasi lebih lanjut sampai virusnya benar-benar hilang," tambahnya.
Dr Senanayake mengatakan Pemerintah China tampaknya berusaha untuk menemukan kasus sebanyak mungkin.
"Tetapi bila ditemukan kasus positif melalui swab anal, hal itu mungkin membingungkan," katanya.
Para pendatang dari luar negeri kini menghadapi skema karantina dan isolasi selama sebulan yang diterapkan di banyak kota.
Pekan lalu, Beijing misalnya telah mengumumkan karantina "14 + 7 + 7" bagi pelancong luar negeri, melibatkan 14 hari karantina hotel, tujuh hari karantina rumah dan tujuh hari pemantauan kesehatan.
Provinsi Jilin dan Zhejiang serta kota Dalian kabarnya telah memberlakukan tindakan serupa.
Tempat lain seperti kota Nanjing dan provinsi Heilongjiang memberlakukan aturan 14 hari karantina dan 14 hari isolasi di rumah.
Baca juga: Tak Bisa untuk Semua Masyarakat, Berikut Kriteria Orang yang Bisa Disuntik Vaksin Sinovac Covid-19
Tak rayakan Imlek
Sementara itu, pemerintah telah berulang kali memperingatkan warga untuk menahan diri dan tidak melalukan perjalanan "mudik" untuk merayakan tahun baru Imlek.
Menurut data Kementerian Transportasi, tercatat hampir 3 miliar perjalanan yang dilakukan warga pada periode Tahun Baru Imlek 2019, sebelum pandemi Covid-19 berlangsung.
Kementerian Sumber Daya Manusia dan Jaminan Sosial kini mendorong pengusaha untuk memberikan insentif bagi karyawan mereka agar tetap tinggal di rumah.
Di Beijing, pemerintah kota telah melarang semua pertemuan massal, termasuk perayaan Tahun Baru Imlek di kuil dan acara olahraga.