Terkini Nasional
Sebut 24 Persen Pasien Luar Daerah Isi RS di Jakarta, Anies Baswedan: Bukan Bagian Persiapan Kita
Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan tanggapi soal kabar mengeluh dan menyerahkan penanganan Covid-19 di Jabodetabek kepada pemerintah pusat.
Penulis: Elfan Fajar Nugroho
Editor: Claudia Noventa
TRIBUNWOW.COM - Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan tanggapi soal kabar yang menyebut dirinya mengeluh dan menyerahkan penanganan Covid-19 di Jabodetabek kepada pemerintah pusat.
Dilansir TribunWow.com, Anies mengatakan bahwa yang dimaksud bukan Jabodetabek, melainkan hanya Debotabek.
Sehingga dikatakannya untuk DKI Jakarta sendiri tetap menjadi tugas dan tanggungjawabnya.

Baca juga: Bantah Desakan Mundur ke Anies untuk Muluskan Riza Patria, Andyka: Gerindra adalah Partai Pengusung
Baca juga: Desakan Mundur Ali Lubis ke Anies, Gembong Warsono: Mungkin Dianggap Pak Anies Lahir dari Rahim PKS
"Ja-nya dihilangkan dalam pernyataan itu, yang dibicarakan adalah Debotabek," ujar Anies, dalam acara Prime Talk 'MetroTV', Rabu (27/1/2021).
Anies mengatakan bahwa penyebab tingginya tingkat keterisian rumah sakit atau fasilitas kesehatan di Jakarta karena juga menampung pasien dari luar Ibu Kota.
Dirinya menyebut dari tingkat keterisian rumah sakit yang mencapai 84 persen, 24 persennya berasal dari luar Jakarta.
"Apa yang terjadi? Ketika kapasitas rumah sakit terus meningkat, maka kami ini menghandel 24 sampai 30 persen pasien di Jakarta adalah dari luar Jakarta," kata Anies.
"Jadi kalau tadi disebutkan angka keterisian rumah sakit 84 sampai 86 persen, kalau itu hanya warga DKI maka itu 60 persen," jelasnya.
"Karena yang 24 persen itu dari luar Jakarta."
Menurut Anies persoalan tersebut terjadi lantaran kapasitas rumah sakit di daerah luar Jakarta tidak sebanyak yang ada di Ibu Kota.
Termasuk juga dari jumlah tenaga kesehatannya.
Baca juga: Ketua DPC Gerindra Minta Anies Mundur, Ahmad Riza Patria: Pendapat Pribadi Tak Boleh Melebihi Partai
Maka dari itu, Anies mengatakan persoalan itulah yang diharapkan bisa dikoordinasikan dengan pemerintah pusat untuk peningkatan kapasitas fasilitas kesehatan.
"Nah itulah yang perlu didukung. Ini di luar wilayah DKI, jadi kalau itu adalah wilayah DKI pasti bagian dari persiapan kita," ungkap Anies.
"Bayangkan dari 8 rumah sakit, lalu menjadi 30-an rumah sakit, lalu menjadi 80-an rumah sakit dan sekarang 101 rumah sakit. Itu tidak bisa mendadak."
"Karena itu kaitannya dengan wilayah sekitar Jakarta adalah perlunya dukungan agar ada percepatan kapasitas testing, kemudian penambahan kapasitas tracing," jelasnya.