Breaking News:

Kabar Ibu Kota

Pengamat Prediksi Anies Baswedan Bakal Rugi jika Tantang Risma di 2024: Lemah Tak Punya Jabatan

Pengamat politik Ujang Komaruddin menganalisis potensi Anies Baswedan dan Tri Rismaharini (Risma) dalam kontes Pilkada DKI Jakarta mendatang.

Penulis: Brigitta Winasis
Editor: Rekarinta Vintoko
Kolase/YouTube Sekretariat Presiden/Instagram @aniesbaswedan
Menteri Sosial Tri Rismaharini (kiri), dan Anies Baswedan (kanan). Risma diduga bakal jadi pesaing berat Anies Baswedan dalam Pilkada DKI Jakarta. 

TRIBUNWOW.COM - Pengamat politik Ujang Komaruddin menganalisis potensi Anies Baswedan dan Tri Rismaharini (Risma) dalam kontes Pilkada DKI Jakarta mendatang.

Diketahui saat ini Anies Baswedan menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta yang masa kepemimpinannya akan berakhir pada 2022, sedangkan Risma menjabat sebagai Menteri Sosial (Mensos).

Dilansir TribunWow.com, saat ini DPR tengah menggodok revisi Rancangan Undang-undang (RUU) Pemilu, termasuk yang mengatur pelaksanaan pilkada.

Ilustrasi Pemilu.
Ilustrasi Pemilu. Diperkirakan Anies Baswedan akan melawan Tri Rismaharini dalam Pilkada DKI Jakarta mendatang. (KOMPAS/MAHDI MUHAMMAD)

Baca juga: Pamer Logo Baru PKS, Mardani Ali Sera Salah Sebut Jabatan Anies: Gubernur Indonesia, Eh Salah

Muncul usulan pilkada 2022 dan 2023 tetap dilaksanakan, tetapi ada pula yang menolak dan meminta pilkada dibarengi dengan pilpres 2024.

Menurut Ujang, Anies Baswedan akan dirugikan jika Pilkada DKI Jakarta dipindah ke 2024.

"Artinya Anies akan lemah tidak punya jabatan," komentar Ujang Komaruddin, dikutip dari Tribunnews.com, Kamis (28/1/2021).

Ia lalu membandingkan dengan potensi Risma yang masih memegang jabatan sebagai menteri, kemungkinan lebih berpeluang memenangkan pilkada.

"Sedangkan di saat yang sama Risma, jadi Mensos. Jika Pilkadanya di 2024, Risma bisa menang," ungkap Ujang.

"Itu jika Risma diajukan PDIP jadi Cagub DKI Jakarta di 2024 nanti," jelasnya.

Sementara itu Anies akan lebih diuntungkan jika pilkada tetap dilakukan pada 2022, karena ia masih menjadi gubernur petahana.

Baca juga: Turun Tangan Ikut Masak dan Bungkus Nasi untuk Korban Banjir di Jember, Mensos Risma: Berapa Banyak?

"Kalau Pilkada di 2022, Anies akan menang, karena dia masih incumbent. Makanya PDIP tidak mau Pilkada 2022," terang Ujang.

Dikutip dari Kompas.com, saat ini mayoritas fraksi di DPRD DKI Jakarta mendorong pemilihan gubernur dilaksanakan 2022 dan tidak diundur berbarengan dengan Pilpres 2024.

Hal itu disampaikan Ketua Fraksi PKS Mohammad Arifin.

"Jadi mayoritas fraksi minta seperti itu, ini yang saya dengar," kata Mohammad Arifin.

Alasan utama yang disampaikan adalah agar pilkada tetap digelar 5 tahun sekali sesuai masa kepemimpinan kepala daerah.

Selain itu agar pelaksana tugas (Plt) Gubernur DKI Jakarta tidak terlalu lama menjabat.

"Karena kalau kekosongan terlalu lama itu 2 tahun harus Plt. Kalau Plt kan tidak punya legitimasi di masyarakat kalau jadi Gubernur," terang Arifin.

Mardani Sebut Anies Baswedan Gubernur Indonesia

Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera memamerkan logo baru partainya kepada Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.

Dilansir TribunWow.com, hal itu terungkap dalam video di akun Instagram resmi @mardanialisera, Rabu (27/1/2021).

Diketahui PKS baru saja mengganti logonya yang identik dengan warna hitam dan kuning menjadi oranye dan putih.

Baca juga: Diserang Warganet seusai Minta Anies Baswedan Mundur, Begini Tanggapan Ali Lubis: Emang Saudara Lu?

Namun lambang padi yang ada di logo tersebut tetap sama.

Mardani kemudian menunjukkan baju kaus yang berlogo baru PKS di bagian dada sebelah kiri.

"Bismillahirrahmanirrahim, sedang bersama Mas Anies Baswedan," kata Mardani Ali Sera.

Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera menyebut Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan sebagai gubernur Indonesia, diunggah Rabu (27/1/2021).
Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera menyebut Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan sebagai gubernur Indonesia, diunggah Rabu (27/1/2021). (Capture Instagram @mardanialisera)

Ia kemudian memperkenalkan jabatan Anies, tetapi berpura-pura salah menyebut Anies sebagai gubernur Indonesia.

"Gubernur Indonesia, eh salah," ucap Mardani sambil terkekeh.

"Gubernur DKI Jakarta," ralat anggota DPR Komisi II ini.

Anies hanya tertawa mendengar "kesalahan" Mardani Ali Sera tersebut.

Untuk diketahui, PKS adalah satu dari dua partai pendukung yang mengusung Anies dalam pemilihan Gubernur DKI Jakarta.

Mardani kemudian menunjukkan logo baru yang dimiliki partainya.

Ia juga meminta komentar dari Anies Baswedan.

Baca juga: Ali Lubis Minta Anies Mundur, Mardani Ali: Kekurangan Anies adalah Kekurangan Partai Pengusung

"Mau ngenalin logo baru PKS. Mas, ini logo baru, oranye. Tetap putih tapi oranye," ucapnya ke Anies.

"Gimana, Mas? Komen, dong," kata Mardani.

Anies lalu menanggapi dengan mencoba mengungkapkan filosofi dari logo baru tersebut.

"Ini warnanya cerah. Artinya kedatangannya bawa cahaya," komentar Anies Baswedan.

Mardani setuju dengan tanggapan tersebut.

Ia menjelaskan alasan logo PKS yang lama diganti agar dapat menyesuaikan dengan anak muda.

"Biar katanya warna oranye itu warna yang hangat dan sesuai dengan milenial," ungkap Mardani.

Anies menyinggung ada tulisan lain yang tertera di baju tersebut.

"Tambah satu nih, Mas, 'Pelayan Rakyat'," ungkit mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan ini.

Mardani membenarkan adanya tulisan itu sebagai harapan baru bagi partainya.

"Doakan PKS jadi pelayan rakyat, termasuk di DKI Jakarta," ucap dia.

Simak videonya:

(TribunWow.com/Brigitta)

Sebagian artikel ini diolah dari Tribunnews.com dengan judul Pengamat: Pilkada Bersamaan Pilpres 2024, Untungkan PDIP dan Rugikan Anies Baswedan dan Kompas.com dengan judul F-PKS: Mayoritas Fraksi DPRD DKI Dorong Pilkada Jakarta Digelar 2022.

Tags:
Anies BaswedanTri RismahariniDKI JakartaUjang KomarudinPemilu 2024
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved