Vaksin Covid
Di Hadapan Karni Ilyas, Sudjiwo Tedjo Sempat Termenung saat Ditanya soal Covid-19: Saya Gak Komentar
Budayawan Sudjiwo Tedjo sempat termenung saat ditanya soal penanganan Covid-19 di Indonesia.
Penulis: Jayanti tri utami
Editor: Maria Novena Cahyaning Tyas
TRIBUNWOW.COM - Budayawan Sudjiwo Tedjo sempat termenung saat ditanya soal penanganan Covid-19 di Indonesia.
Di hadapan wartawan senior Karni Ilyas, Sudjiwo Tedjo memilih tak banyak komentar.
Khususnya, saat ditanya soal vaksin Covid-19.

Baca juga: Sindir Karni Ilyas, Sudjiwo Tedjo: Kalau Enggak karena Pengaruh Luar Pasti Topiknya ILC soal FPI
Baca juga: Terakhir di ILC, Sudjiwo Tedjo Sampaikan Pesan dan Kesannya, Mengaku Rela Tak Dibayar
Seperti yang terlihat dalam kanal YouTube Karni Ilyas Club, Sabtu (23/1/2021).
"Bagaimana melihat kita menangani Covid-19 selama ini?," tanya Karni Ilyas.
Tampak, Sudjiwo sempat termenung sembari memandangi wajah Karni Ilyas.
Ia pun mengaku sempat ingin tak mau tahu pemberitaan soal Covid-19.
"Saya tuh kadang sampai pada keputusan saya enggak komentar itu Pak Karni," jawab Sudjiwo.
"Karena kalau lihat medsos soal Covid, lihat media cetak, kadang-kadang sampai pada keputusan."
Meski belum sepenuhnya melakukan, Sudjiwo sudah berniat melakukan hal itu.
Menurut dia, yang terpenting adalah menjalankan protokol kesehatan secara benar.
Baca juga: Sudjiwo Tedjo Ikut Tanggapi Pencopotan Baliho Rizieq Shihab oleh TNI: Silakan kalau Mau Memaki Aku
Baca juga: Coba Nilai Kemarahan Jokowi Nyata atau Hanya Drama, Sudjiwo Tejo: Tidak Bisa, walau Saya Guru Akting
"Tapi belum saya lakukan, enggak tahu nanti-nanti, aku enggak akan baca lagi berita soal Covid," kata Sudjiwo.
"Saya sampai gitu, yang penting aku 3M, yang penting aku happy."
"Kalau enggak gitu pusing."
Terkait hal itu, Sudjiwo lantas menyinggung pemberitaan soal kematian sejumlah warga di luar negeri seusai disuntik vaksin Covid-19.
Tak hanya itu, ia juga membahas obrolan Karni Ilyas dengan pengusaha Mardigu Wowiek.
"Sekarang mati di luar negeri 23 orang habis kena vaksin, bingung gitu," kata Sudjiwo.
"Saya pernah nonton acara Pak Karni sama Mardigu, yang waktu itu mengusulkan plasma."
Sudjiwo menyebut, usulan Karni Ilyas dan Mardigu soal donor plasma darah orang yang pernah terjangkit Covid-19 sangat masuk akal.
Karena itulah, wajar menurutnya kini donor plasma sudah mulai dilakukan.
"Plasma darah orang yang sudah positif supaya kalau dimasukin ke orang yang belum kena Covid tubuhnya bisa langsung membaca ini Covid langsung bisa ditolak," terang Sudjiwo.
"Waktu itu kalau enggak salah obrolan Bang Karni sama Mardigu, kenapa enggak digencarkan, apakah kita akan bergantung pada vaksin? Artinya industri farmasi kan."
"Sekarang terjawab ada plasma-plasma sudah mulai digencarkan, ada positifnya juga sih," tutupnya.
Simak videonya berikut ini mulai menit ke-9.20:
Ungkit Sejarah
Di sisi lain, sebelumnya Sudjiwo Tedjo menyinggung mengenai kemungkinan punahnya umat manusia akibat virus.
Mulanya, membahas mengenai wacana pelonggaran Pembatasan Sosial Berskala Besar, Sudjiwo Tedjo menyatakan ketidak setujuannya.
Ia mengingatkan bahwa menurut riwayat sejarah perdaban manusia, banyak bangsa besar yang punah karena virus.
• Nadiem Makarim Bahas Teori Konspirasi Virus Corona: Ini Sudah Diprediksi Bertahun-tahun Sebelumnya
Presiden Jancukers tersebut kemudian menyebutkan adanya kemungkinan spesies manusia punah dari muka bumi.
Penyebab punahnya tersebut tak lain karena serangan virus yang belum bisa disembuhkan seperti contohnya Virus Corona.
Dilansir akun Indonesia Lawyers Club (ILC), Rabu (6/5/2020), Sudjiwo Tedjo dan presenter acara Karni Ilyas membahas mengenai pelonggaran Pembatasan Sosial Berskala Besar.
Sudjiwo Tedjo menyatakan ketidaksetujuannya, malah peraturan tersebut perlu diperketat untuk dapat memutus rantai penyebaran virus.
Ia kemudian menyinggung mengenai riwayat dalam sejarah yang mencatat punahnya sejumlah bangsa besar akibat terserang virus.
"Cuma saya mengingatkan Bang Karni ada bangsa-bangsa besar yang sebetulnya tidak punah karena perang loh," tutur Sudjiwo Tejo.
"Saya mau mengingatkan itu kalau kita lihat suku (bangsa) Aztec, kita lihat Inca, kita lihat suku maya itu tidak punah karena perang loh, punah karena virus," imbuhnya.
Sudjiwo Tedjo kemudian menerangkan bahwa manusia tidak boleh sombong karena manusia baru berusia 200.000 tahun.
Waktu yang masih sangat singkat dibanding dunia yang sudah berusia 4,5 miliar tahun.
"Jangan-jangan kita memang harus punah. Kita nggak boleh sombong, Homo Sapiens itu umurnya baru 200.000 tahun, Homo Erectus 2 juta tahun," jelas Sudjiwo Tejo.
"Bisa jadi kita akan punah," imbuhnya.
• Warga yang Nekat Mudik di Tengah Pandemi, dr Erlina Burhan Singgung Kedisiplinan: Akan Jadi Prahara
Mendengar hal tersebut, Karni Ilyas pun menanggapi dengan menyoroti adanya ramalan yang menyebutkan bahwa manusia akan punah.
"Ada yang meramalkan bahwa makhluk manusia akan punah oleh virus, itu yang meramalkan Joshua Leiden," balas Karni Ilyas.
"Bisa jadi ada makhluk lain enggak apa-apa, ya apa boleh buat," jawab Sudjiwo.
Kritik Terhadap WHO
Selanjutnya, Sudjiwo Tedjo mengkritik World Health Organization (WHO) soal penamaan Virus Corona.
Ia mengatakan WHO mengajarkan telah orang untuk meninggalkan sejarah.
Ia pun menyinggung soal Virus SARS yang dulu juga sempat memakan banyak korban seperti yang kini terjadi pada Virus Corona.
Hal itu disampaikannya melalui sambungan video dalam tayangan Indonesia Lawyers Club (ILC), Selasa (5/5/2020).
Pada kesempatan itu, mulanya Sudjiwo Tedjo menyoroti soal sejumlah prediksi ahli terkait akhir wabah Virus Corona.
Menurut dia, tak ada satupun orang yang tahu kapan wabah virus itu akan berakhir.
"Kalau saya lihat dari pembicaraan para ahli, bulan Juli atau akhir tahun," ucap Sudjiwo Tedjo.
"Saya sebagai awam agak ini Pak Karni, karena time table bukan manusia yang menentukan sekarang."
Lantas, Sudjiwo Tedjo menceritakan soal beda pekerjaannya sebagai dalang sebelum dan sesudah Virus Corona melanda.
Ia menjelaskan, tak ada satupun orang yang bisa memastikan Virus Corona akan hilang pada akhir tahun ini.
"Kalau saya mau dalang atau main musik, time table-nya ditentukan oleh produser, ditentukan oleh sponsor," ujar Sudjiwo Tedjo.
"Ini yang menentukan virus loh, dan kita enggak tahu apakah sampai akhir Desember, kita enggak tahu sebetulnya."
Lebih lanjut menurut Sudjiwo Tedjo, penamaan Virus Corona oleh WHO mengajarkan semua orang untuk melupakan sejarah.
Ia lantas menyinggung soal Virus SARS yang juga sempat menghebohkan dunia.
"Kalau kita diajari jas merah, jas merah, jangan pernah meninggalkan sejarah," ucapnya.
"WHO mengajari kita untuk meninggalkan sejarah, kenapa dinamain Covid."
Terkait hal itu, Sudjiwo Tedjo justru melayangkan guyonannya.
Terdengar Presenter Karni Ilyas pun tertawa mendengar ucapannya itu.
"Padahal dia sejarahnya dari SARS, kenapa enggak SARS berapa," ucap Sudjiwo Tedjo.
"Sorry saya awam, tapi saya agak pinter orangnya," tandasnya. (TribunWow.com)