Terkini Nasional
Sebut Terlambat Protes Ribka Tjiptaning soal Vaksin, Dosen Unismuh Makassar: Ini Lagi Cari Panggung
Dosen Unismuh Makassar, Arqam Azikin ikut memberikan tanggapan terkait ramainya pembicaraan terhadap anggota DPR RI Fraksi PDIP, Ribka Tjiptaning.
Penulis: Elfan Fajar Nugroho
Editor: Rekarinta Vintoko
TRIBUNWOW.COM - Dosen Unismuh Makassar, Arqam Azikin ikut memberikan tanggapan terkait ramainya pembicaraan terhadap anggota DPR RI Fraksi PDIP, Ribka Tjiptaning.
Ribka Tjiptaning menjadi sorotan lantaran pernyataan tegasnya menolak disuntik vaksin Covid-19.
Dilansir TribunWow.com, Arqam mengatakan bahwa sikap dari Ribka itu tidak lebih dari sekadar mencari panggung.

Baca juga: Ribka Tjiptaning Tertawa karena Digeser ke Komisi VII: Lucu Saja Dokter Bergaul sama Minyak
Baca juga: Sambutan Komisi VII untuk Ribka Tjiptaning, Sebut juga akan Bahas Vaksin: Tapi dengan Menristek
Pasalnya menurut Arqam, penolakan yang dilakukan oleh Ribka itu tidak ada gunannya untuk saat ini karena sudah terlambat.
Ia menambahkan harusnya protes tersebut diajukan pada beberapa bulan lalu sebelum vaksin itu dibeli dan tiba di Tanah Air.
“Kalau mau protes Sinovac, silakan 5-6 bulan lalu. Jangan sekarang. Terlambat Anda!” ujar Arqam dalam tayangan YouTube Tribun Timur, Senin (18/1/2021).
“Kenapa Anda tidak ngomong 5-6 bulan lalu. Jangan Anda membolak-balik situasi seolah-olah Anda hebat dalam kontes ini,” tegasnya.
Oleh karenanya, ia justru mempertanyakan motif atas penolakan yang dilakukan oleh Ribka tersebut.
Arqam pun menyebut hal itu merupakan langkah politis dari seorang politikus.
“Ini politisnya, oknum politisi ini lagi cari panggung. Setahun terakhir kita tidak tahu apa kinerjanya, selama jadi anggota DPR di Komisi IX di bidang kesehatan. Coba buka, bukakan datanya,” tantang Arqam.
“Atau begini Mbak Ribka, kalau Anda punya data, silakan buka tentang vaksin ini ke rakyat Indonesia, jangan sepotong-sepotong,” sambungnya.
Baca juga: Soal Pro Kontra Vaksin Covid-19 hingga Ribka Tjiptaning Digeser, Refly Harun: Jadi Sedikit Malas
Terkait pernyataan Ribka yang memilih untuk membayar denda ketimbang disuntik vaksin, menurut Arqam merupakan masalah sepele.
Terlebih gaji plus tunjangannya sebagai anggota dewan tidak terasa untuk membayarkan denda.
"Anda mengatakan berani bayar denda karena tidak mau vaksin. Iya karena Anda punya dana punya tunjangan yang besar untuk bayar dendanya itu," kata Arqam.
"Jadi Anda ngomong untuk kepentingan pribadi bukan kepentingan rakyat," pungkasnya.
Simak videonya mulai menit ke- 1.18
Digeser dari Komisi IX setelah Tolak Vaksin Covid-19
Anggota Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Ribka Tjiptaning telah digeser dari posisinya di Komisi IX ke Komisi VII.
Wanita yang merupakan anggota dewan perwakilan rakyat (DPR) itu digeser seusai menuai kontroversi atas pernyataannya menolak menerima suntikan vaksin Sinovac dalam rangka program vaksinasi Covid-19.
Ribka diketahui menyampaikan pernyataannya itu pada Selasa (12/1/2021) dalam rapat kerja Komisi IX DPR dengan Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin.
Baca juga: Ribka Tjiptaning Sebut Vaksin Covid-19 sebagai Rongsokan, dr Tirta: Jangan Berlagak Pahlawan
Dikutip TribunWow.com dari Tribunnews.com, perpindahan tersebut tertuang dalam surat yang dikeluarkan oleh PDIP pada Senin (18/1/2021) kemarin.
Pada surat dengan nomor 04/F-PDIP/DPR-RI/I/2021, tertulis bahwa perpindahan Ribka ke Komisi VII akan berlaku mulai, Senin (18/1/2021).
Surat itu ditandatangani oleh Ketua Fraksi PDIP Utut Adianto dan Sekretaris Fraksi PDIP Bambang Wuryanto.
Komisi IX diketahui bergerak dalam bidang kesehatan, ketenagakerjaan, dan kependudukan.
Sedangkan Komisi VII bergerak dalam ruang lingkup tugas di bidang energi, riset, serta teknologi.
Ternyata Seorang Dokter
Wanita yang memiliki nama lengkap Ribka Tjiptaning Proletariyati itu ternyata merupakan seorang dokter.
Lahir di Yogyakarta pada 1 Juli 1959, Ribka merupakan lulusan S1 kedokteran Universitas Kristen Indonesia tahun 2002.
Dikutip dari dpr.go.id, ia lalu menempuh pendidikan Ahli Asuransi Kesehatan Universitas Indonesia.
Dalam kariernya sebagai dokter, Ribka pernah bekerja dokter di RS. Tugu Ibu Cimanggis dari 1990-1991.
Lalu menjadi dokter di Karya Bakti Kalibata dan Klinik Partuha Ciledug tahun 1991.
Kemudian menjadi dokter di Klinik Waluya Sejati Abadi Ciledug di tahun 1991-1992.
Selanjutnya menjadi dokter praktek di perusahaan Puan Maharani pada tahun 1992-2000. (TribunWow/Elfan/Anung)
Sebagian artikel ini diolah dari Tribunnews.com dengan judul Nasib Anggota Fraksi PDIP Ribka Tjiptaning Setelah Menolak Vaksin Covid-19 Sinovac