Terkini Nasional
Dosen Ini Tantang Ribka Tjiptaning Buktikan Pernyataan soal Vaksin Rongsokan: Kita Tunggu 2 Minggu
Dosen Unismuh Makassar, Arqam Azikin tanggapi soal pernyataan dari Ribka Tjiptaning yang menyebut vaksin Covid-19 jenis Sinovac merupakan rongsokan.
Penulis: Elfan Fajar Nugroho
Editor: Claudia Noventa
TRIBUNWOW.COM - Universitas Muhammadiyah Makassar (Unismuh Makassar), Arqam Azikin menanggapi soal pernyataan dari Anggota DPR RI Fraksi PDIP, Ribka Tjiptaning yang menyebut vaksin Covid-19 jenis Sinovac merupakan rongsokan.
Dilansir TribunWow.com dari tayangan YouTube Tribun Timur, Senin (18/1/2021), Arqam menyebut sikap dari Ribka tidak menunjukkan sebagai seorang anggota DPR sekaligus pejabat negara.
Dirinya bahkan menantang kepada Ribka untuk bisa membuktikan dan mempertangungjawabkan atas pernyataannya tersebut.

Baca juga: Ribka Tjiptaning Tertawa karena Digeser ke Komisi VII: Lucu Saja Dokter Bergaul sama Minyak
Baca juga: Sambutan Komisi VII untuk Ribka Tjiptaning, Sebut juga akan Bahas Vaksin: Tapi dengan Menristek
Dalam kesempatan itu, Arqam menyebut bahwa protes dan penolakan yang dilakukan Ribka sudah terlambat dan tidak ada gunanya.
Menurutnya, protes tersebut seharusnya diajukan pada beberapa bulan lalu sebelum vaksin itu dibeli dan tiba di Tanah Air.
Selain dinilai terlambat, protes yang dilakukan Ribka disebut Arqam tidak bisa dipertanggungjawabkan, terlebih sampai menyebut sebagai barang rongsokan.
"Ingat jabatan anggota DPR RI itu adalah pejabat negara, kalau dia pejabat negara ini bukan kalimat orang-orang slentingan di luar DPR," ujar Arqam.
"Ini harus dipertanggungjawabkan secara moral," tegasnya.
"Enak saja dia ngomong sebagai anggota DPR dan pejabat negara, kemudian sekarang ngomong Sinovac adalah rongsokan dan tidak mau divaksin," kata Arqam.
Arqam lantas mengatakan bahwa sikap yang ditunjukkan Ribka tersebut tidak lebih dari sekadar untuk mencari panggung.
"Ini nilai pejabat negaranya di mana ini orang, makanya saya menduga ini hanya mencari panggung politik supaya terkenal lagi," ungkapnya.
Baca juga: Soal Pro Kontra Vaksin Covid-19 hingga Ribka Tjiptaning Digeser, Refly Harun: Jadi Sedikit Malas
Lebih lanjut, Arqam meminta kepada Ribka jika tidak ingin disebut hanya untuk mencari panggung atau sebagai langkah politiknya, maka harus bisa membuktikan pernyataannya tersebut.
Bahkan dikatakan Arqam, dirinya siap untuk berdebat dengan politisi PDIP tersebut,
"Sekarang buktikan vaksin ini tidak efektif, buktikan kalimat anda soal Sinovac ini rongsokan. Kalau tidak mampu membuktikan dalam waktu dua minggu ini, kita berdebat. Kita tunggu," tantangnya.
Simak videonya mulai menit ke-2.50:
Digeser dari Komisi IX setelah Tolak Vaksin Covid-19
Anggota Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Ribka Tjiptaning telah digeser dari posisinya di Komisi IX ke Komisi VII.
Wanita yang merupakan anggota dewan perwakilan rakyat (DPR) itu digeser seusai menuai kontroversi atas pernyataannya menolak menerima suntikan vaksin Sinovac dalam rangka program vaksinasi Covid-19.
Ribka diketahui menyampaikan pernyataannya itu pada Selasa (12/1/2021) dalam rapat kerja Komisi IX DPR dengan Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin.
Baca juga: Ribka Tjiptaning Sebut Vaksin Covid-19 sebagai Rongsokan, dr Tirta: Jangan Berlagak Pahlawan
Dikutip TribunWow.com dari Tribunnews.com, perpindahan tersebut tertuang dalam surat yang dikeluarkan oleh PDIP pada Senin (18/1/2021) kemarin.
Pada surat dengan nomor 04/F-PDIP/DPR-RI/I/2021, tertulis bahwa perpindahan Ribka ke Komisi VII akan berlaku mulai, Senin (18/1/2021).
Surat itu ditandatangani oleh Ketua Fraksi PDIP Utut Adianto dan Sekretaris Fraksi PDIP Bambang Wuryanto.
Komisi IX diketahui bergerak dalam bidang kesehatan, ketenagakerjaan, dan kependudukan.
Sedangkan Komisi VII bergerak dalam ruang lingkup tugas di bidang energi, riset, serta teknologi.
Ternyata Seorang Dokter
Wanita yang memiliki nama lengkap Ribka Tjiptaning Proletariyati itu ternyata merupakan seorang dokter.
Lahir di Yogyakarta pada 1 Juli 1959, Ribka merupakan lulusan S1 kedokteran Universitas Kristen Indonesia tahun 2002.
Dikutip dari dpr.go.id, ia lalu menempuh pendidikan Ahli Asuransi Kesehatan Universitas Indonesia.
Dalam kariernya sebagai dokter, Ribka pernah bekerja dokter di RS. Tugu Ibu Cimanggis dari 1990-1991.
Lalu menjadi dokter di Karya Bakti Kalibata dan Klinik Partuha Ciledug tahun 1991.
Kemudian menjadi dokter di Klinik Waluya Sejati Abadi Ciledug di tahun 1991-1992.
Selanjutnya menjadi dokter praktek di perusahaan Puan Maharani pada tahun 1992-2000. (TribunWow/Elfan/Anung)
Sebagian artikel ini diolah dari Tribunnews.com dengan judul Nasib Anggota Fraksi PDIP Ribka Tjiptaning Setelah Menolak Vaksin Covid-19 Sinovac