Kabar Tokoh
Alasan Refly Harun Langsung Maju ke MK Tanpa DPR, meski Ujungnya Ditolak: Akhirnya Uang dan Oligarki
Pakar hukum tata negara Refly Harun menanggapi penolakan Mahkamah Konstitusi (MK) tentang gugatan terhadap presidential treshold.
Penulis: Brigitta Winasis
Editor: Rekarinta Vintoko
TRIBUNWOW.COM - Pakar Hukum Tata Negara Refly Harun menanggapi penolakan Mahkamah Konstitusi (MK) tentang gugatan terhadap presidential treshold.
Dilansir TribunWow.com, hal itu ia sampaikan dalam Kabar Petang di TvOne, Senin (18/1/2021).
Diketahui sebelumnya Refly Harun bersama ekonom senior Rizal Ramli menggugat ambang batas (presidential treshold) seseorang dapat mengajukan diri dalam pemilihan umum (pemilu).

Baca juga: Prediksikan 2021, Rizal Ramli Singgung Menteri Keuangan Terbalik: Kalau Ngibul Jangan Keterlaluan
Refly menilai sistem itu tidak adil karena dapat menggugurkan calon pemimpin potensial yang tidak mendapat dukungan partai besar.
Refly mengaku alasannya tidak mengajukan gugatan terlebih dulu ke DPR adalah karena fraksi partai yang mendukung presidential treshold lebih dominan, sehingga ada kepentingan politik yang terlibat.
Maka dari itu ia bersama dengan Rizal Ramli langsung menyampaikan gugatan ke MK.
"Harusnya mereka (DPR) 'kan lebih polite (sopan), lebih mau berkompromi terhadap masa depan demokrasi kita," komentar Refly Harun.
Ia memberi contoh pada pemilihan yang akan datang pada 2024, partai-partai seharusnya mempertimbangkan keuntungan presidential treshold.
"Untuk 2024, harusnya mereka berpikir ulang untuk mempertahankan presidential treshold," terangnya.
Ia menyinggung sikap DPR tersebut dilatarbelakangi demokrasi yang masih berdasar kepada memperoleh keuntungan pribadi.
"Kecuali tadi, kalau mereka berpikir demokrasi kita masih tetap dikuasai oleh cukong-cukong, demokrasi percukongan, dan demokrasi yang oligarkis, begitu," singgung Refly.
"Kalau itu soalnya, kita tidak punya masa depan demokrasi yang baik," lanjut pengamat politik ini.
Baca juga: Risma Dilaporkan atas Aksi Blusukannya, Refly Harun Mengaku Tak Setuju: Biar Demokrasi Bisa Berjalan
Refly menilai alasan banyak pihak yang lebih ingin mempertahankan presidential treshold adalah untuk memperkuat demokrasi.
Namun di sisi lain sistem itu justru membatasi terhadap keragaman calon pemimpin masa depan.
"Akhirnya uang dan kekuatan oligarki yang akan berpengaruh terhadap pemilihan presiden dan wakil presiden," ungkap Refly.
"Padahal klaim pemilihan langsung itu rakyat dan warga negara bisa memilih presidennya secara langsung. Tapi ternyata tidak, kita disodorkan pilihan yang terbatas," paparnya.
Dalam tayangan yang sama, pakar politik Hanta Yudah memberi pandangan serupa.
Ia menyinggung banyak pihak ingin mempertahankan presidential treshold dengan dalih ingin memperkuat sistem presidensil.
"Padahal sebaliknya logika itu tidak nyambung. Menurut saya itu justru akan mereduksi sistem presidensil kita," komentar Hanta Yudha.
"Alasannya supaya didukung parlemen yang kuat, koalisi yang besar. Padahal tidak ada jaminan, Pak Jokowi juga periode pertama hanya 36 persen. Tapi di pertengahan jalan justru partai-partai merapat banyak mendukung," jelasnya.
Lihat videonya mulai menit 7.15:
Prediksi Rizal Ramli soal Ekonomi 2021
Ekonom Senior Rizal Ramli mengungkapkan prediksinya soal kondisi ekonomi di 2021.
Melihat kondisi pandemi yang tak kunjung berakhir, Rizal Ramli menduga ekonomi di 2021 semakin buruk.
Bahkan, ia sampai menyinggung sosok menteri keuangan 'terbalik'.
Baca juga: Rizal Ramli Tuduh Jusuf Kalla Menjegalnya agar Tak Jadi Menteri, JK: Dia Bikin Isu
Baca juga: Sempat Tolak Tawaran Jadi Menko Maritim, Rizal Ramli Ungkap Kerendahan Hati Jokowi yang Buat Luluh
Hal itu diungkapkannya dalam kanal YouTube Refly Harun, Selasa (29/12/2020).
"Jadi boro-boro di masyarakat ada uang beredar, ini malah dikurangi," jelas Rizal Ramli.
"Inilah yang menjelaskan daya beli anjlok luar biasa."
Ia yakin ekonomi anjlok pada 2021 mendatang.
Rizal Ramli juga menyinggung banyaknya perusahaan yang gulung tikar di masa pandemi.
"Sehingga hasilnya apa? Ekonomi tahun 2020 itu anjlok," ungkap dia.
"Daya beli, segala macam, perusahaan yang bangkrut banyak."
Baca juga: Pertanyakan Peran Maruf Amin, Rizal Ramli Pilih Tak Pakai Istilah 1 Tahun Jokowi: Ini Tahun Keenam
Lebih lanjut, Rizal Ramli mengungkap dua kemungkinan bangkitnya perekomian di 2021.
Terkait hal itu, ia lantas menyinggung sosok menteri keuangan terbalik.
"Di 2021 gimana? Ada kemajuan enggak, ada kemungkinan bangkit enggak?," ungkap Rizal Ramli.
"Ada dua versi, versi angin surga oleh menteri keuangan terbalik."
"Bahwa 2021 ini akan balik tinggi 5,5 persen."
Menurutnya, mustahil perekonomian bisa pulih tahun depan.
Apalagi, belum ada gejala pandemi akan berakhir.
"Aduh ampun deh, sebelum Covid aja enggak pernah 5,5 persen, cuma 5,1," jelasnya.
"Ini kok tahun depan Covid masih banyak, udah ngaku, klaim 5,5 persen."
"Kalau ngibul jangan keterlaluan." (TribunWow.com/Brigitta/Tami)