Breaking News:

Vaksi Covid

Penyebab 25 Relawan Uji Klinis Vaksin Sinovac di Bandung Positif Covid-19

Dari 1.620 orang relawan uji klinis vaksin dari Sinovac di Bandung, sebanyak 25 orang di antaranya sempat terkonfirmasi positif Covid-19.

Editor: Lailatun Niqmah
WARTAKOTA/Henry Lopulalan
Ilustrasi Vaksin Covid-19. Ketua Tim Peneliti Uji Klinis Vaksin Covid-19 dari Universitas Padjadjaran, Prof Kusnandi Rusmil, mengatakan, dari 1.620 orang relawan uji klinis vaksin dari Sinovac di Bandung, sebanyak 25 orang di antaranya sempat terkonfirmasi positif Covid-19. 

Orang-orang yang tidak mendapat imunitas setelah divaksin, kata Kusnandi, contohnya adalah orang-orang yang memiliki permasalahan dengan kekebalan tubuh.

"Contohnya orang yang makan-makan obat-obatan tertentu, atau orang sedang kena penyakit, ya umpamanya dia itu penyakit leukemia, atau gangguan imunodefisiensi, sehingga dia gampang tertular. Juga orang-orang yang begitu nggak boleh diimunisasi, karena dia tidak akan terbentuk responnya," ujar Kusnandi.

Dengan demikian, semua orang tetap harus menjalankan protokol kesehatan supaya tidak tertular atau menulari orang lain.

Walaupun diketahui, orang yang dinyatakan positif Covid-19 setelah mendapat vaksinasi, hanya mengalami gejala ringan.

"Semua harus tetap melakukan protokol kesehatan. Vaksin saja kurang. Orang yang divaksin, enggak ikut protokol kesehatan, dia bisa menularkan penyakit ke orang lain. Karena kumannya itu kan ada di baju, ada di leher, ada di semua. Kalau sembarangan, dia akan menularkan karena kuman ada di badan dia," katanya.

Menjadi Landasan Penghitungan Efikasi

Perbandingan jumlah relawan yang terkena Covid-19 tersebut, kemudian dihitung untuk mendapatkan persentase efikasi atau kemanjuran vaksin.

Adanya relawan yang positif Covid-19 ini, kata Kuswandi, memang sudah diperkirakan.

Inilah sebabnya uji klinis tahap 3 dilakukan di negara-negara yang masih terjadi wabah, bukan di China yang wabahnya sudah sangat terkendali.

Dengan efikasi yang mencapai 65,3 persen di Indonesia ini, vaksin tersebut dinyatakan sudah dapat digunakan karena sudah melampaui syarat dari WHO, yakni harus di atas 50 persen.

Jika sudah memenuhi syarat itu, barulah bisa menerbitkan Emergency Use Authorization atau izin untuk otorisasi penggunaan darurat, sebelum uji klinis selesai.

"Kan kita akan meneliti itu supaya tahu, manjur nggak sih vaksin ini. Jadi memang orang yang sudah divaksin sama yang diberi plasebo itu bisa ke mana-mana, supaya dia ada kesempatan untuk ketemu sama orang-orang yang tertular penyakit Covid-19."

"Badannya kebal atau tidak. Nanti dibandingkan antara yang dapat vaksin berapa yang sakit, yang dapat plasebo berapa yang sakit, kemudian dihitung, ketemulah efikasi yang di sini 65,3 persen," katanya.

Di Turki sendiri, efikasi vaksin buatan Sinovac ini mencapai 91,2 persen.

Sedangkan di Brasil, efikasinya mencapai 78 persen, kemudian diturunkan sampai 50,4 persen.

Perbedaan tingkat efikasi ini, menurutnya, disebabkan perbedaan kriteria yang digunakan pada setiap penelitian. (*)

Artikel ini telah tayang di tribunjabar.id dengan judul 25 Relawan Uji Klinis Vaksin Positif Covid, Kok Bisa? Ini Penyebabnya

Sumber: Tribun Jabar
Tags:
Vaksin Covid-19Suntik Vaksin Covid-19Sinovac
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA
KOMENTAR

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved