Syekh Ali Jaber Meninggal Dunia
Dipanggil Ayah oleh Syekh Ali Jaber, Mertua Terharu: Paling Menyentuh kalau Panggil Istri Saya Umi
Mertua Syekh Ali Jaber, Arief Rachman, mengungkap sikap rendah hati yang selalu ditunjukkan mendiang menantunya.
Penulis: Brigitta Winasis
Editor: Rekarinta Vintoko
TRIBUNWOW.COM - Mertua Syekh Ali Jaber, Arief Rachman, mengungkap sikap rendah hati yang selalu ditunjukkan mendiang menantunya.
Dilansir TribunWow.com, hal itu ia sampaikan dalam Primetime News di Metro TV, Kamis (14/1/2021).
Diketahui pendakwah Syekh Ali tutup usia di Rumah Sakit Yarsi Jakarta pada Kamis (14/1/2021) pagi.

Baca juga: Sang Adik Minta Jemaah Beritahu jika Diutangi Syekh Ali Jaber, Janjikan Hal Ini: Banyak Cobaan Dia
Selepas meninggalnya Syekh Ali, banyak pihak mengungkapkan rasa duka, termasuk sang mertua.
Sang mertua lalu mengungkap momen paling menyentuh dengan penceramah asal Madinah, Arab Saudi tersebut.
Arief mengaku dirinya terharu jika dipanggil layaknya orang tua kandung oleh menantunya itu.
Tidak hanya itu, istrinya juga dipanggil dengan sebutan umi yang berarti ibu.
"Yang paling menyentuh kalau memanggil istri saya itu Umi," kata Arief Rachman.
Tokoh pendidikan ini mengaku tersentuh karena merasa sungguh-sungguh dihormati oleh Syekh Ali.
Diketahui Arief Rachman juga aktif terlibat dalam pendidikan dan organisasi Islam, tetapi ia mengaku ilmu agama yang dimiliki Syekh Ali jauh melebihi dirinya.
"Kalau memanggil saya itu Ayah. Itu menyentuh sekali, sebab panggilan Ayah dan Umi itu bagi kami adalah suatu panggilan yang menunjukkan sopan santun beliau, kerendahan hati beliau," tutur Arief.
"Meskipun saya tahu, dibandingkan dengan saya, dibandingkan dengan beberapa teman-teman, Syekh Ali Jaber ini ilmunya tinggi sekali dan dalam sekali," ungkapnya.
Baca juga: Cerita Ustaz Abdul Somad Menolak saat Diminta Syekh Ali Jaber Pimpin Salat: Malu Kalau Ketemu Beliau
Tidak hanya sebagai seorang menantu, Arief menyebut kepergian Syekh Ali juga berarti kehilangan tokoh religius yang dihormati.
"Kita betul-betul kehilangan seorang ilmuwan agama yang betul-betul tidak hanya nasionalis, tapi bisa mempersatukan umat," ungkap mantan Duta Unesco ini.
Arief menambahkan, terlihat masyarakat Muslim juga merasa sangat kehilangan sosok Syekh Ali.
Hal itu terungkap saat pemakaman Syekh Ali di Pondok Pesantren Daarul Quran.
Banyak orang datang untuk menyampaikan penghormatan terakhir, bahkan tanpa diundang.
"Tadi pada waktu menjelang pemakaman semua orang datang. Hanya mengetahui saja, mereka datang tanpa diundang," kata Arief Rachman.
"Mereka semua memberikan perhatian," tambahnya.
Lihat videonya mulai menit 4.00:
Ustaz Abdul Somad Tolak Permintaan Terakhir Syekh Ali Jaber
Masyarakat Indonesia dan seluruh dunia khususnya para umat muslim tengah berduka atas kepergian pendakwah Syekh Ali Jaber yang meninggal dunia Kamis (14/1/2021) di RS Yarsi Jakarta pagi ini pukul 09.00 WIB.
Ustaz Abdul Somad (UAS) yang juga tengah berduka mengingat betul kemuliaan akhlak sosok ulama asal Madinah, Arab Saudi tersebut.
Bahkan Ustaz Abdul Somad pernah merasa tidak pantas ketika diminta oleh Syekh Ali Jaber untuk memimpin salat berjamaah.
Baca juga: Pengakuan Aa Gym Melihat Jenazah Syekh Ali Jaber dari Dekat, Merasa Takjub: Bersih dan Tersenyum
Kenangan tersebut diceritakan oleh UAS dalam acara breaking news tvOne, Kamis (14/1/2021).
Awalnya, UAS mengenang sosok Syekh Ali Jaber sebagai tokoh yang selalu mengayomi para tahfidz Al-Qur'an di Indonesia.
"Beliau orang alim berilmu, Beliau hafal Al Quran dan memang menjadi icon tahfidz Al-Qur'an," kata UAS.
Selain hal tersebut, UAS juga menyinggung soal kehebatan Syekh Ali Jaber dalam ilmu fiqih.

"Selalu memberikan fatwa dalam kajian-kajian sesuai dengan mahzab Syafi'i di Indonesia," ungkap UAS.
Selanjutnya, UAS menjelaskan soal akhlak dari Syekh Ali Jaber yang terkenal rendah hati.
"Banyak orang berilmu tapi kadang kita tidak bisa akrab karena sombong, angkuh," kata UAS.
"Syekh Ali Jaber sangat berakhlak."
"Saya malu kalau ketemu dengan Beliau karena akhlaknya," sambungnya.
UAS mengaku, terakhir kali bertemu dengan Syekh Ali Jaber di sebuah acara yang diselenggarakan oleh tvOne saat menyambut tahun baru kemarin.
Pada saat itu UAS mengaku sungkan ketika diminta oleh Syekh Ali Jaber untuk memimpin salat berjamaah.
"Kami salat berjamaah, Beliau (Syekh Ali Jaber) persilahkan saya menjadi imam," ucapnya.
"Saya merasa sangat amat tidak layak karena Beliau hafal Al-Qur'an, Beliau orang yang alim."
"Lalu saya persilakan Beliau (Syekh Ali Jaber) maju (memimpin salat)," lanjut dia.
Bagi UAS, hal yang paling dia ingat dari sosok Syekh Ali Jaber adalah ilmu dan akhlak yang luar biasa.
"Hampir tidak pernah sekalipun Beliau menyombongkan diri, padahal Beliau lahir di kota Madinah," pungkasnya. (TribunWow.com/Brigitta/Anung)