Breaking News:

Pesawat Sriwijaya Air Jatuh

Black Box Sriwijaya Air Terpecah Belah saat Ditemukan, Mantan KNKT: Jatuhnya Cepat Menghantam Laut

Mantan investigator KNKT Ruth Hanna Simatupang menganalisis penyebab pecahnya black box Sriwijaya Air SJ 182.

Penulis: Brigitta Winasis
Editor: Claudia Noventa
Tribunnews.com/Irwan Rismawan
Flight Data Recorder (FDR) pesawat Sriwijaya Air PK-CLC dengan nomor penerbangan SJ-182 yang jatuh di perairan Kepulauan Seribu ditunjukkan di Dermaga JICT, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Selasa (12/1/2021). FDR Sriwijaya Air SJ 182 yang ditemukan oleh tim penyelam TNI di perairan Kepulauan Seribu selanjutnya akan dibawa KNKT untuk dilakukan pemeriksaan. 

TRIBUNWOW.COM - Mantan investigator Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT), Ruth Hanna Simatupang, menganalisis penyebab pecahnya black box (kotak hitam) yang ditemukan di antara puing-puing pesawat Sriwijaya Air SJ 182.

Dilansir TribunWow.com, hal itu ia sampaikan dalam tayangan Apa Kabar Indonesia di TvOne, Selasa (12/1/2021).

Diketahui kotak hitam berisi cockpit voice recorder (CVR) dan flight data recorder (FDR) yang bermanfaat untuk investigasi penyebab kecelakaan.

Prajurit TNI AL memindahkan kantong berisi temuan puing ke KRI Tenggiri-865 saat pencarian korban dan puing pesawat Sriwijaya Air nomor penerbangan SJ 182 di perairan Kepulauan Seribu, Jakarta, Selasa (12/1/2021). Pada hari keempat pencarian tim SAR menambah satu kapal untuk memperkuat operasi pencarian korban, puing, dan kotak hitam pesawat Sriwijaya Air SJ182 menjadi 54 kapal.
Prajurit TNI AL memindahkan kantong berisi temuan puing ke KRI Tenggiri-865 saat pencarian korban dan puing pesawat Sriwijaya Air nomor penerbangan SJ 182 di perairan Kepulauan Seribu, Jakarta, Selasa (12/1/2021). Pada hari keempat pencarian tim SAR menambah satu kapal untuk memperkuat operasi pencarian korban, puing, dan kotak hitam pesawat Sriwijaya Air SJ182 menjadi 54 kapal. (KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG)

Baca juga: Update Jatuhnya Pesawat Sriwijaya Air, Berikut Daftar Nama Jenazah Korban yang Teridentifikasi

Namun tim penyelam baru menemukan bagian FDR, sedangkan CVR masih dalam proses pencarian.

Menanggapi fakta tersebut, Ruth mencoba menganalisis penyebab kotak hitam itu tercerai-berai saat jatuh ke laut.

"Kalau melihat pecahan seperti itu dan dia bisa sampai terpisah dari kotak yang harusnya bersama, samping-sampingan," kata Ruth Hanna Simatupang.

"Saya pikir ini berarti ini benturannya sangat keras sekali," komentarnya.

Diketahui bahan kotak hitam dipersiapkan untuk menghadapi berbagai macam kondisi, seperti kebakaran dan terbenam di dalam air.

Ruth menyinggung fakta bahwa mesin pesawat masih menyala saat jatuh ke perairan Kepulauan Seribu.

Diketahui pesawat itu jatuh dari ketinggian 10.000 kaki setelah 4 menit mengudara dari Bandara Soekarno-Hatta.

Baca juga: Ali Ngabalin Sempat Sebar Hoaks Foto Sriwijaya Air Jatuh, Refly Harun: Repost Tanpa Berpikir

Ruth menilai pesawat Boeing 737-500 tersebut jatuh dengan kecepatan tinggi sebelum akhirnya menghantam permukaan laut.

"Tadi sudah dirilis oleh KNKT juga bahwa mesin masih hidup ketika menghantam laut," ungkit Ruth.

"Berarti posisi jatuhnya cepat sekali karena berhenti di 250 dari ketinggian 10.000 dengan cepat," jelasnya.

"Kemudian dia baru menghantam laut," lanjut mantan investigator KNKT ini.

Proses hantaman yang sangat cepat ini diduga menjadi penyebab kotak hitam SJ 182 terpecah-belah saat ditemukan.

"Proses itu, hantaman yang dari atas itu, yang membuat dia terlepas. 'Kan dia biasanya ada di ekor pesawat, jadi dia terlepas," kata Ruth.

"Mungkin black box-nya sudah keluar dari pesawat, ternyata belum. Begitu menghantam, baru dia terlepas. Kemungkinan begitu," tambah dia.

Lihat videonya mulai menit 2.30:

Pencarian CVR Tanpa Bantuan Sinyal

Black box atau kotak hitam atau Flight Data Recorder (FDR) pesawat Sriwijaya Air SJ 182 telah berhasil ditemukan pada Selasa (12/1/2021).

Terkait temuan tersebut, Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto menyatakan ada benda lain yang masih harus dicari.

Benda tersebut adalah CVR atau cockpit voice recorder.

Baca juga: Black Box Pesawat Sriwijaya Air SJ 182 Ditemukan, Langsung Dibawa oleh Kapal Sea Rider Kopaskal

Dikutip dari tayangan langsung YouTube Kompastv, awalnya Marsekal Hadi mengungkit soal temuan underwater acoustic beacon atau underwater locator beacon (ULB).

Benda tersebut menuntun para penyelam menemukan kotak hitam jenis FDR.

Menyusul ditemukannya FDR, para penyelam juga menemukan ULB lain yang diketahui penunjuk bagi kotak hitam berjenis CVR.

Namun pada saat itu hanya ULB yang ditemukan tanpa CVR.

Black Box Sriwijaya Air SJ 182 Ditemukan, Selasa (12/1/2021).
Black Box Sriwijaya Air SJ 182 Ditemukan, Selasa (12/1/2021). (YouTube Kompastv)

"Artinya, satu lagi cockpit voice recorder (CVR) masih perlu dicari tanpa adanya bantuan yaitu beacon tersebut," ujar Marsekal Hadi.

Marsekal Hadi optimis kotak hitam jenis CVR akan dapat segera ditemukan menyusul ditemukannya FDR.

"Namun kami meyakini semua bahwa karena beacon yang ada di cokcpit voice juga ditemukan di sekitar itu," terang dia.

"Maka dengan keyakinan yang tinggi cockpit voice juga akan segera ditemukan."

Terakhir, Marsekal Hadi tegas menyatakan bahwa operasi pencarian masih terus berlanjut untuk mencari CVR, termasuk korban, dan puing-puing pesawat Sriwijaya Air SJ 182.

"Saudara-saudara sekalian operasi belum selesai," ungkap dia.

Diketahui, FDR berhasil ditemukan di perairan Kepulauan Seribu Jakarta, Selasa (12/1/2021), yang merupakan lokasi jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ 182. (TribunWow.com/Brigitta/Anung)

Tags:
Sriwijaya AirBlack BoxSriwijaya Air SJ 182Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT)Kepulauan Seribu
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved