Breaking News:

Pesawat Sriwijaya Air Jatuh

Gagal Naik SJ 182, 2 Calon Penumpang Pilih Kapal Laut: Sempat Cekcok dengan Kru Sriwijaya

Paulus Kollo dan Indra Birowo, calon penumpang pesawat Sriwijaya Air SJ 182, selamat dari kecelakaan karena tidak jadi berangkat.

Penulis: Brigitta Winasis
Editor: Tiffany Marantika Dewi
Capture YouTube TvOne
Paulus Kollo dan Indra Birowo, dua calon penumpang Sriwijaya Air SJ 182 yang selamat karena batal naik pesawat, Senin (11/1/2021). 

TRIBUNWOW.COM - Paulus Kollo dan Indra Birowo, calon penumpang pesawat Sriwijaya Air SJ 182, selamat dari kecelakaan karena tidak jadi berangkat.

Dilansir TribunWow.com, hal itu mereka sampaikan dalam tayangan TvOne, Senin (11/1/2021).

Nama keduanya tercantum dalam manifest penumpang yang yang menjadi korban kecelakaan jatuhnya pesawat pada Sabtu (9/1/2021) lalu.

Foto udara dari pesawat CN 295 milik TNI AU saat melakukan proses pencarian pesawat Sriwijaya Air SJ 182 yang jatuh di sekitar perairan Kepulauan Seribu, Jakarta Utara, Minggu (10/1/2021).
Foto udara dari pesawat CN 295 milik TNI AU saat melakukan proses pencarian pesawat Sriwijaya Air SJ 182 yang jatuh di sekitar perairan Kepulauan Seribu, Jakarta Utara, Minggu (10/1/2021). (Tribunnews/Jeprima)

Baca juga: Sepasang Kekasih Asal NTT Tak Ada di Daftar Korban Sriwijaya Air, sang Paman: Pakai KTP Temannya

Diketahui Paulus dan Indra berangkat dari Makassar menuju Pontianak, dengan transit satu kali di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang.

Mendengar kabar pesawat itu mengalami kecelakaan, Paulus dan Indra bersyukur tidak jadi naik pesawat tersebut.

"Kami bersyukur kepada Tuhan masih dikasih kesempatan hidup," tutur Indra Birowo sambul menunjukkan manifest penumpang.

Menurut Paulus, awalnya mereka hendak berangkat beberapa hari sebelumnya bersama rombongan kantor.

Namun Paulus dan Indra tidak dapat membayar tes swab sebagai syarat perjalanan pesawat, sesuai protokol kesehatan Covid-19.

Atasan Paulus sempat terlibat adu mulut karena perkara tes swab itu.

"Kami yang tes biasa enggak bisa lewat. Jadi bos saya masih sempat cekcok juga dengan orang Sriwijaya," kata Paulus Kollo.

"Maksudnya kita transit dari Jakarta. Tahu begini mending kita dari Makassar, kita bisa pulang ke rumah," lanjut warga asal Desa Noelbaki, Kecamatan Kupang Tengah, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur ini.

"Tapi kalau di sini kita mau tinggal di mana?" lanjut dia.

Baca juga: Tak Ragukan Jam Terbang Captain Afwan Pilot Sriwijaya Air, Captain Koko: Tidak Gampang Kayak Begitu

Konflik itu berlanjut beberapa saat kemudian.

Bahkan seorang manajer dipanggil untuk menyelesaikan urusan syarat tes swab.

"Masih sempat adu mulut dengan karyawan Sriwijaya," tutur Paulus.

Akhirnya hanya sebagian rombongan yang sudah memiliki hasil tes swab yang dapat berangkat.

"Salah satu dari mereka panggil manajer. Dia kasih kebijakan buat kita, dia bilang, 'Dari enam orang, sudah empat orangnya swab, lanjut saja'," terang Paulus.

Sementara itu, Paulus dan Indra menjadwalkan ulang (reschedule) penerbangan mereka.

"Tiketnya di-reschedule, diundur ke tanggal 9, tiket kami berdua," ungkap Paulus.

Mereka kemudian memutuskan untuk berangkat menggunakan kapal laut menuju Pontianak.

Namun Paulus dan Indra tidak membatalkan penerbangan mereka di Sriwijaya Air, sehingga nama mereka tetap tercantum dalam daftar penumpang.

Setelah kabar kecelakaan Sriwijaya Air tersiar, keluarga mereka sempat panik.

Apalagi keluarga tidak dapat menghubungi karena di selama perjalanan di laut sulit mendapatkan sinyal.

Setelah sampai, ia memberi kabar bahwa dirinya dan Indra selamat karena tidak jadi menumpang pesawat SJ 182.

Lihat videonya mulai menit 1.30:

Kakek Kehilangan 5 Kerabat yang Naik Sriwijaya Air

Azhari, keluarga korban pesawat Sriwijaya Air SJ 182, mengenang momen terakhir bersama lima anggota keluarganya.

Dilansir TribunWow.com, hal itu ia sampaikan dalam tayangan Apa Kabar Indonesia di TvOne, Senin (11/1/2021).

Diketahui sebanyak 62 orang menjadi korban dalam jatuhnya pesawat Sriwijaya Air di perairan Pulau Seribu pada Sabtu (9/1/2021) lalu.

Baca juga: Update Pencarian Black Box Sriwijaya Air, Diduga di Bawah Puing-puing Pesawat, Bahayakan Penyelam

Sementara itu pihak keluarga korban masih menantikan proses evakuasi yang tengah diusahakan, termasuk Azhari.

Azhari membenarkan ada lima kerabatnya yang ikut naik pesawat Sriwijaya Air SJ 182.

Ia menyebutkan anggota keluarganya yang menjadi penumpang pesawat adalah adik kandung beserta suaminya, keponakan, serta dua orang cucu.

"Pertama itu adik kandung saya, Rahmawati, terus suaminya, Toni Ismail, adik ipar saya," kata Azhari.

"Kemudian anaknya, keponakan bernama Ratih. Terus kemdian anak Ratih, jadi cucu keponakan," lanjut pria yang tinggal di Pontianak, Kalimantan Barat ini.

Kesaksian Azhari, keluarga korban jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ 182, dalam Apa Kabar Indonesia, Senin (11/1/2021).
Kesaksian Azhari, keluarga korban jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ 182, dalam Apa Kabar Indonesia, Senin (11/1/2021). (Capture YouTube Apa Kabar Indonesia TvOne)

"Lalu ada satu lagi, cucu. Jadi jumlah keluarga saya (yang menjadi korban) lima orang," tambahnya.

Ia membenarkan total korban ada tiga orang dewasa dan dua anak kecil yang menjadi korban.

Menurut Azhari, memang sudah menjadi tradisi keluarganya untuk berkunjung ke Bandung, Jawa Barat setiap akhir tahun.

Mereka lalu hendak kembali dengan menggunakan pesawat Sriwijaya Air jurusan Jakarta-Pontianak.

Azhari menyebut kunjungan itu dilakukan adiknya, Rahmawati, untuk seorang anaknya yang tinggal di Bandung.

Baca juga: Tulis Pesan Obat Rindu, Penumpang Sriwijaya Air Riyanto sempat Ditangisi Anak Tak Diizinkan Pergi

"Jadi keluarga saya memang tiap tahun, kalau akhir tahun, itu ke Bandung karena ada anaknya," terang Azhari.

"Jadi mereka pergilah ke sana," lanjutnya.

Azhari menuturkan percakapan terakhir dengan anggota keluarganya itu terkait membahas protokol kesehatan Covid-19.

Ia menyebut saat itu keluarganya sedang membahas kewajiban melakukan tes PCR sesuai ketentuan dari Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat.

"Saya terakhir cerita PCR. PCR itu 'kan kebijakan dari Gubernur Kalimantan Barat," tutur Azhari.

Azhari menyebut percakapan terakhir terjadi sekitar 8 atau 9 Januari 2021 melalui WhatsApp (WA) grup.

"Sebelumnya 'kan pakai rapid test antigen. Kemudian berlakulah PCR," kata Azhari.

"Jadi saya terakhir itu WA di grup keluarga. Cerita-cerita itu, lah," tambahnya. (TribunWow.com/Brigitta)

Sumber: TribunWow.com
Tags:
Sriwijaya AirPenumpangPesawatKapalJakarta
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved