Breaking News:

Terkini Nasional

Santer Deretan Nama di Bursa Calon Kapolri Pengganti Idham Aziz, Pengamat: Tipenya Jokowi Begitu

Pengamat Hermawan Sulistyo menganalisis sederet nama yang termasuk dalam daftar calon pengganti Kapolri Jenderal Idham Aziz.

Penulis: Brigitta Winasis
Editor: Rekarinta Vintoko
Tribunnews/Danang Traitmojo/YouTube Sekretariat Presiden
Kolase foto Kapolri Jenderal Idham Aziz dan Presiden Joko Widodo (Jokowi). 

TRIBUNWOW.COM - Kepala Puskamnas Universitas Bhayangkara Jaya Hermawan Sulistyo menganalisis sederet nama yang termasuk dalam daftar calon pengganti Kapolri Jenderal Idham Aziz.

Dilansir TribunWow.com, hal itu ia sampaikan dalam tayangan Kompas Petang, Selasa (5/1/2021).

Diketahui masa jabatan pemimpin tertinggi Polri tersebut akan segera berakhir di awal tahun 2021.

Presiden Jokowi menyematkan bintang empat di pundak Idham Aziz setelah menjalani prosesi pelantikan sebagai Kapolri di Istana Negara, Jumat (1/11/2019) pagi.
Presiden Jokowi menyematkan bintang empat di pundak Idham Aziz setelah menjalani prosesi pelantikan sebagai Kapolri di Istana Negara, Jumat (1/11/2019) pagi. (TRIBUNNEWS/SENO TRI SULISTIYONO)

Baca juga: 3 Kandidat Kuat Calon Kapolri Pengganti Idham Azis, Jago dalam Humas hingga Reserse, Ini Sosoknya

Muncul sederet nama yang diprediksi layak mengisi posisi tersebut, termasuk ada nama yang diyakini cukup kuat akan dipilih.

Menanggapi isu tersebut, Hermawan memprediksi sikap Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebagai penentu keputusan.

"Kalau nama yang paling kuat biasanya malah enggak dipilih oleh presiden," komentar Hermawan Sulistyo.

"Tipenya Jokowi 'kan begitu," tambah dia.

Ia menilai ada 13 personel berbintang tiga yang memenuhi syarat untuk maju dalam bursa calon kapolri yang baru.

"Jadi saya melihat semua bintang tiga yang masih belum pensiun itu secara normatif eligible untuk dipilih," ungkap Hermawan.

"Bintang tiga itu ada 13 jumlahnya," katanya.

Selain itu, anggota Polri yang berpangkat bintang dua juga tetap memenuhi syarat untuk dipilih menjadi kapolri.

Ia menerangkan hal semacam ini pernah terjadi dalam masa kepemimpinan Kapolri Timur Pradopo pada 2010-2013.

Baca juga: Kapolri Idham Azis Larang Konten Medsos terkait FPI, Refly Harun: Tak Mengikat, Lebih pada Kepatuhan

"Lalu ada bintang dua pun eligible untuk dipilih karena secara normatif boleh jadi kapolri, seperti waktu zaman Pak Timur Pradopo, itu bintang tiganya hanya beberapa waktu saja, dilewatkan sebentar," singgung Hermawan.

Pengamat tersebut lalu mengomentari sejumlah nama yang muncul ke publik untuk menggantikan Idham Aziz.

Menurut dia, nama-nama itu muncul karena didukung kelompok tertentu di masyarakat.

Terlepas dari itu, Hermawan mengakui tidak dapat memprediksi siapa yang dinilai Jokowi paling tepat untuk mengisi posisi kapolri.

"Kalau kita lihat nama-nama itu yang beredar selama ini, itu 'kan yang muncul ke permukaan karena disodorkan para pendukung masing-masing," terang Hermawan.

"Saya tidak mendukung salah satunya, jadi saya enggak tahu mana yang baik," ia mengakui.

"Kita hanya bisa menduga-duga," tambah Hermawan.

Lihat videonya mulai menit 1.30:

Qodari: Jokowi Sedang Mengumpulkan The Best Talents

Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah melantik enam menteri barunya yang bergabung dalam Kabinet Indonesia Maju, Rabu (23/12/2020).

Dari enam menteri baru tersebut terdapat nama-nama yang berpeluang maju di Pilpres 2024 mendatang.

Nama yang paling kuat tentu adalah Sandiaga Uno yang kini menjabat sebagai Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.

Baca juga: Sandiaga Uno dan Prabowo di Kabinet, Hendri Satrio Sindir PKS: Jadi Oposisi Itu Harus Kuat

Baca juga: Sandiaga dan Risma Disebut Punya Kans di 2024, Pengamat: Kalau Prabowo dan Megawati Tidak Merestui?

Oleh karenanya, banyak yang menyebut susunan menteri Jokowi saat ini disebut sebagai Kabinet Capres 2024.

Belum lagi ada beberapa kandidat di Pilpres 2024 yang sebelumnya sudah masuk di kabinet.

Menanggapi hal itu, Pengamat Politik M Qodari mengaku tidak memungkirinya.

Dilansir TribunWow.com dalam acara Dua Sisi 'tvOne', Kamis (24/12/2020), M Qodari mengatakan bahwa kondisi tersebut memang sengaja diciptakan oleh Jokowi.

Meski begitu, tujuan utamanya menunjuk menteri-menteri berkualias tentu untuk mengembalikan kepercayaan dari masyarakat.

Presiden RI Joko Widodo memperkenalkan menteri baru Kabinet Indonesia Maju di Istana Merdeka Jakarta, Selasa (22/10/2020)
Presiden RI Joko Widodo memperkenalkan menteri baru Kabinet Indonesia Maju di Istana Merdeka Jakarta, Selasa (22/10/2020) (Foto: BPMI Setpres/Laily Rachev)

"Saya kira Pak Jokowi punya kesadaran untuk pertama supaya bagaimana kabinetnya mendapatkan dukungan masyarakat," ujar M Qodari.

"Yang kedua agar kinerjanya bagus dan yang ketiga saya kira Pak Jokowi dengan sadar dan dengan sengaja membuat katakanlah semacam panggung bagi para pemimpin Indonesia," jelasnya.

M Qodari mengaku justru menanggapi baik kondisi yang diciptakan oleh Jokowi.

Dengan begitu menurutnya, masyarakat akan bisa mudah dalam menilai dan menentukan calon pemimpinnya nanti.

Baca juga: Nasib Terawan setelah Didepak dari Kursi Menteri Diganti Budi Gunadi: Pak Jokowi Sayang sama Saya

"Jadi yang bagus-bagus dikumpulin, supaya masing-masing bersaing dengan dirinya sendiri, menunjukkan kinerjanya, ide-idenya, itegritasnya dan menyerahkan kepada publik untuk memberikan penilaian," kata M Qodari.

M Qodari menyebut tidak ada yang tidak mungkin, dengan catatan yang bersangkutan memang memiliki kualitas dan punya dukungan dari masyarakat.

Dirinya lalu mencontohkan kasus Jokowi dalam prosesnya menuju orang nomor satu di Tanah Air.

"Jokowi sendiri kan juga melalui sebuah tahapan atau proses, dari wali kota dianggap bagus, lalu dipromosikan menjadi gubernur, dianggap bagus dan maju menjadi calon presiden," ungkapnya.

"Jadi menurut saya memang Pak Jokowi sedang mengumpulkan the best talents," pungkasnya. (TribunWow.com/Brigitta/Elfan)

Tags:
Idham AzizKapolriHermawan SulistyoJokowiPolisi
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved