Vaksin Covid
Bakal Teken Perjanjian dengan Pfizer untuk Datangkan Vaksin Covid-19, Menlu Retno: Kabar Baik
Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno LP Marsudi menyebut Indonesia akan segera memastikan perjanjian dengan pembuat vaksin Covid-19 Pfizer.
Penulis: Brigitta Winasis
Editor: Maria Novena Cahyaning Tyas
TRIBUNWOW.COM - Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno LP Marsudi menyebut Indonesia akan segera memastikan perjanjian dengan pembuat vaksin Covid-19 Pfizer.
Dilansir TribunWow.com, hal itu ia sampaikan melalui kanal YouTube Sekretariat Presiden, Kamis (31/12/2020).
Diketahui pemerintah saat ini sudah mendatangkan vaksin buatan Sinovac dari Beijing, Tiongkok total sebanyak 3 juta dosis.

Baca juga: Video Penampakan 1,8 Juta Dosis Vaksin Covid-19 Tahap 2, Diangkut Pakai Garuda Indonesia Bermasker
Pemerintah juga telah memesan bahan baku curah vaksin untuk diproduksi di dalam negeri di BioFarma, Bandung.
Sementara itu pemerintah telah meneken perjanjian dengan sejumlah pembuat vaksin lainnya dari berbagai negara.
"Kita juga terus menjalin komunikasi untuk mengamankan suplai dari berbagai sumber lain," kata Retno Marsudi.
Ia menjelaskan pembuat vaksin Novavax dan AstraZeneca telah menyetujui suplai dengan jumlah total 100 juta dosis.
"Kemarin Indonesia telah menandatangani komitmen suplai dari Novavax dengan menggunakan platform protein subunit rekombinan yang berasal dari Amerika Serikat sebesar 50 juta dosis," jelas Retno.
"Kemudian dengan AstraZeneca dengan menggunakan platform viral vector dari Inggris, juga sebesar 50 juta dosis," lanjut mantan Duta Besar Indonesia untuk Belanda ini.
Retno menyebutkan, selanjutnya pemerintah akan segera memastikan penyediaan vaksin dari Pfizer.
Baca juga: Masyarakat yang Menerima SMS dari Kemenkes Wajib Lakukan Vaksinasi Covid-19, Ada yang Dikecualikan
"Secara paralel, pembicaraan berkesinambungan saat ini juga sedang dilakukan dengan Pfizer yang berasal dari Amerika Serikat dan Jerman," ucapnya.
Sementara itu izin penggunaan darurat untuk vaksin buatan AstraZeneca telah dikeluarkan.
Menurut Retno, hal ini menjadi kabar baik.
Izin tersebut akan menjadi acuan bagi Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) untuk segera menyatakan keamanan vaksin yang akan didistribusikan di Indonesia.
"Kemarin kita menerima kabar bahwa emergency use authorization (EUA) untuk AstraZeneca telah diberikan oleh Medicines and Healthcare products Regulatory Agency (MHRA) Inggris," jelas Menlu.