Viral Camat Bentak-bentak Ibu Pedagang, Walkot Parepare: Seperti Bu Risma Marahnya ke Bawahan

TRIBUNWOW.COM - Wali Kota Parepare HM Taufan Pawe angkat bicara tentang viralnya sebuah video Camat Ujung, Ulfa Lanto, yang memarahi seorang ibu-ibu pedagang.

Dilansir TribunWow.com, hal itu ia sampaikan dalam tayangan Apa Kabar Indonesia di TvOne, Selasa (29/12/2020).

Diketahui Camat Ulfa Lanto saat itu memarahi seorang pedagang yang ketahuan melanggar jam malam di Pantai Senggol, Kota Parepare pada Minggu (27/12/2020) sekitar pukul 20.00 WITA.

Baca juga: Viral Sopir Nikahi 2 Wanita Sekaligus, Keluarga sang Perempuan Datang Gantian Minta Anaknya Dinikahi

Aturan jam malam itu tercantum dalam regulasi protokol kesehatan Covid-19.

Menanggapi kasus itu, Taufan Pawe menegaskan tidak akan memanggil Ulfa Lanto.

"Setelah dicermati yang beredar viral itu, saya berkesimpulan ini bukan orang marah-marah, ini orang kesurupan," komentar Taufan Pawe.

Ia menilai sikap Ulfa tersebut sudah sangat melanggar aturan dan norma sebagai abdi negara.

"Jadi camat saya ini saya anggap sudah sangat menyimpang hakikatnya sebagai seorang aparatur sipil negara (ASN) yang seharusnya tampil profesional," komentar Taufan.

Taufan menjelaskan pihaknya sudah membentuk tim khusus untuk memeriksa kejadian yang viral tersebut.

"Yang jelas harus berikan sanksi kepada yang bersangkutan," tegasnya.

Ia mengakui sempat ada pemberitahuan terkait aturan jam malam kepada para pedagang usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).

Taufan membenarkan pedagang tersebut telah diperingati agar tidak melanggar jam malam.

Baca juga: Viral Parodi Lagu Indonesia Raya Diduga oleh Warga Malaysia, Lutfi Agizal Geram hingga Lapor Polisi

Namun saat Ulfa mendapati pelanggaran oleh pedagang itu, ia bereaksi marah dengan membentak-bentak.

Meskipun ada kemungkinan pedagang itu memang melanggar aturan, Taufan menilai tidak seharusnya Ulfa bersikap otoriter.

"Anggaplah betul, tapi tidak boleh dengan gaya-gaya pemerintahan yang kesannya (otoriter)," kata Taufan.

"Harus dengan cara humanis, tidak bisa tidak. Itu resep saya, kita pelayannya," jelas dia.

Ia lalu membandingkan dengan mantan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini alias Risma yang terkenal galak terhadap jajarannya.

"Kalau mau marah-marah, ya di bawahannya. Seperti Bu Risma marah-marah itu tidak pernah memarahi rakyat," komentar Taufan Pawe.

Taufan menuturkan pihaknya akan segera memberikan sanksi, bahkan kemungkinan mencopot Ulfa Lanto dari jabatannya sebagai camat.

"Jadi saya jatuhkan sanksi, saya evaluasi. Kemungkinan besar saya ganti camatnya," tandas Taufan.

Lihat videonya mulai menit 2.00:

Permintaan Maaf Wali Kota Parepare

Sebelumnya, Wali Kota Parepare, Taufan Pawe meminta maaf atas tindakan camatnya yang memaki-maki pedagang. 

Berikut klarifikasi Taufan Pawe: 

Kami memohon maaf atas tindakan oknum petugas dan camat yang tidak memberikan rasa nyaman kepada para pedagang. 

Penegakan dan edukasi perwali tersebut seharusnya dilakukan dengan cara yang humanis dan mengedepankan kemanusiaan. 

Atas tindakan ini, izinkam kami memberikan evaluasi dan tindak tegas kpd petugas tsb.

Saat ini kita dalam kondisi yang tak menentu, disaat kesehatan kita turun, angka kasus positif covid 19 yang meningkat, kitapun harus tetap mempertahankan pertumbuhan ekonomi. 

Situasi yang menarik, namun kami masih optimis, berupaya menemukan porsi yang pas terhadap situasi yang dapat seimbang. 

Kesehatan dapat pulih dan ekonomi dapat bangkit.

Pemberlakuan jam malam ini bertujuan untuk mengurangi keramaian yang terjadi di malam hari menjelang malam tahun baru, hanya hingga malam tahun baru selesai. 

After that, tdk ada yang menentukan hingga jam 8. Keputusan ini memang sangat berat, namun kami mohon maklum adanya krn untuk bersama.

Akhir kata, kami memohon maaf atas segala tindakan yang kurang berkenan. 

Mari kita bekerja bersama dalam membawa kemaslahatan bagi Kota Parepare. (TribunWow.com/Brigitta/Tami)

Sebagian artikel ini telah diolah dari TribunParepare.com dengan judul Camat Perempuan Kota Parepare Sulsel Viral Gegara Marahi Pedagang 'Kepentingan Jauh Lebih Besar'