Terkini Nasional
Latihan di Villa, Teroris Muda Jamaah Islamiyah Belajar Lempar Pisau, Rakit Bom hingga Penyergapan
Kelompok teroris Jamaah Islamiyah menggunakan villa sebagai sarana untuk melatih para teroris muda mereka sebelum bertempur langsung di lapangan.
Penulis: anung aulia malik
Editor: Atri Wahyu Mukti
TRIBUNWOW.COM - Baru-baru ini tim Detasemen Khusus 88 (Densus 88) Antiteror Polri, berhasil membongkar pusat pelatihan kelompok teroris Jamaah Islamiyah (JI) di Jawa Tengah.
Para anak-anak muda calon teroris, dilatih di dalam sebuah villa tentang beragam materi mulai dari bela diri hingga merakit bom.
Di dalam villa tempat mereka latihan, para teroris muda kelompok JI dilatih oleh instruktur khusus.

Baca juga: Diduga Terlibat Terorisme, Pemilik Travel Haji dan Umrah Ditangkap, Ditemukan Sejumlah Senjata Tajam
Fakta itu disampaikan oleh Kadiv Humas Polri Irjen Pol Argo Yuwono, dalam konferensi pers, Senin (28/12/2020), yang ditayangkan di YouTube Kompastv.
Ia mengatakan, total terdapat 12 tempat di Jawa Tengah yang digunakan sebagai tempat latihan teroris JI.
Dari 12 tempat itu satu di antaranya adalah Semarang, tepatnya Kota Ungaran.
"Saya tidak bisa menyebutkan lokasinya di mana," ujar Argo.
Argo menuturkan tempat yang digunakan untuk latihan adalah rumah Villa.
Argo lalu memaparkan menu materi pelatihan yang diajarkan kepada para teroris muda tersebut.
"Yang pertama adalah bela diri, bela diri tangan kosong," kata dia.
"Kemudian yang kedua adalah melempar pisau."
"Kemudian yang ketiga, menggunakan senjata tajam (pedang, katana)."
"Kemudian juga diberikan pelatihan bagaimana merakit bom, dan bagaimana cara untuk melakukan penyergapan," sambungnya.
Argo menjelaskan, sosok yang bertanggung jawab melatih para teroris muda itu bernama Pak Karso.
"Pak Karso ini di dalam merekrut peserta, dia juga merekrut pelatih," kata dia.
"Ada 8 pelatih yang dia rekrut," lanjutnya.
Argo mengatakan, para pemuda yang akan dilatih untuk menjadi teroris muda benar-benar diseleksi mulai dari mental, postur, hingga ideologi mereka.
Terdapat juga tim khusus yang melakukan seleksi peserta.
Baca juga: Sosok Pengusaha Travel Haji Terduga Teroris di Mojokerto, Biasa Ikut Pengajian hingga Simpan Senjata
Doktrin Jamaah Islamiyah
Sebelumnya diberitakan, seorang buron kasus terorisme Bom Bali 1 yakni Taufik Bulaga alias Upik Lawanga berhasil dibekuk oleh Tim Densus 88 pada 23 November tahun 2020 lalu.
Upik yang menyamar sebagai pengusaha bebek potong diketahui bersembunyi di Desa Sri Bawono, Kecamatan Way Seputih, Lampung Tengah.
Telah kabur selama 14 tahun sejak 2006, bagi Upik haram hukumnya menyerahkan diri ke polisi.
Baca juga: Sosok Upik Lawanga, Tokoh Kelompok Jamaah Islamiyah yang Berjualan Bebek, Dijuluki Profesor
Dikutip dari Tribunnews.com, Minggu (20/12/2020), seusai diamankan oleh pihak kepolisian, Upik menceritakan doktrin dari kelompok Jamaah Islamiyah (JI).
Upik yang memiliki julukan profesor bom, telah masuk ke dalam daftar pencarian orang (DPO) polisi sejak tahun 2006.
Ia bercerita, di dalam kelompok JI, haram hukumnya menyerahkan diri ke polisi.
"Lari 14 tahun itu kalau menurut akidah Jamaah Islamiah, kita itu kalau menyerahkan diri itu haram," jelas Upik.
"Jadi kalau kita bisa dibunuh di situ Alhamdulillah bisa syahid. Tapi apabila kita ditangkap sudah qadarullah (ketentuan Allah)."
Upik menuturkan, kegiatannya menjadi perakit senjata bagi kelompok JI akan mendapat ganjaran berupa pahala yang berlimpah.
"Jadi kita kalau membuat suatu senjata yang akan digunakan untuk mendirikan daulah islamiah, itu berpahala yang banyak, seperti itu doktrinnya," ujar Upik.
Ia mengakui, pada awalnya senjata-senjata rakitan itu digunakan untuk membela kaum muslim di konflik Poso yang terjadi pada tahun 1998 hingga 2001 silam.
"Kita itu awalnya disuruh untuk berjuang membela kaum muslim di Poso untuk membalas darah kami yang tertumpah, lama kelamaan kami diarahkan ke daulah, mendirikan daulah islamiah," kata dia.
"Jadi akidah ku yang tertanam di sini, akidah ku yang tertanam di sini doktrin maksudnya, bukan doktrin ya, sumpah itu harus taat sama Amir, taat sama orang yang bawa, taat sama pemimpin," sambung Upik.
Simak video selengkapnya mulai menit awal:
(TribunWow.com/Anung)
Sebagian artikel ini diolah dari Tribunnews.com dengan judul 14 Tahun Buron Upik Lawanga dan Keluarga Hidup dari Dana Jaringan Jamaah Islamiyah Rp 500 Ribu/Bulan