Virus Corona
Kabur dari Karantina Covid-19, Turis Ini Tulis Postingan di Facebook soal Rencana Vaksinasi Massal
Jenny Maree (49), seorang turis dilaporkan melarikan diri dari hotel karantina.
Editor: Tiffany Marantika Dewi
Jenny adalah warga negara Australia yang telah tinggal di Spanyol selama beberapa tahun, bekerja sebagai praktisi kesehatan alternatif.
Dalam sebuah video yang diposting di media sosial pada pukul 06.54 pada hari Sabtu, Jenny mengatakan dia bermaksud meninggalkan hotel.
"Jika mereka tidak mengeluarkan saya dari hotel ini hari ini, saya akan keluar dari sini," katanya.
"Saya akan berjalan ke sana, saya akan memberi tahu para penjaga keamanan itu jika mereka membantu saya, setiap orang dari mereka akan dipanggil dan dituntut," lanjutnya.
Baca juga: Raffi Ahmad Samakan Kiano dan Rafathar soal Endorse, Baim Wong: Bedanya Keluarga Raffi Mata Duitan
Pan Pacific bukanlah hotel karantina berisiko tinggi, dan tidak ada penjaga polisi yang mencegah Jenny melarikan diri.
Dalam posting Facebook sebelumnya, wanita itu berkata dia "memilih untuk masuk ke rumah sakit dan meminta mereka untuk memulai atas nama saya… (untuk) kesehatan dan kesejahteraan mental saya".
Dia bilang dia menginginkan 'tempat aman yang tidak beracun untuk karantina'.
"Itu saja yang saya minta agar mereka tidak memompa saya dengan antihistamin atau obat alergi untuk mengatasi lingkungan beracun," tulisnya.
Dalam postingan video Facebook lainnya, dia mengungkapkan keraguannya tentang virus corona.
"(Pemerintah) akan menggunakan tentara untuk memvaksinasi massal Anda dengan tingkat kontraksi 0,03 persen untuk virus yang tidak ada," kata Jenny dalam salah satu pos tersebut.
Baca juga: Bahas Kasus Rizieq Shihab, Refly Harun Singgung Sumpah Jokowi saat Dilantik: Bukan Presiden Relawan
Hakim Tolak Jaminan Jenny
Jenny ditolak jaminannya di Pengadilan Magistrat Perth pada hari Minggu dan telah ditahan hingga 4 Januari 2021.
Hakim Brian Gluestein mengatakan perilaku Jenny menunjukkan pengabaian yang terang-terangan untuk situasi pandemi negara bagian.
"Ini secara terang-terangan mengabaikan undang-undang WA dan situasi pandemi secara umum di Australia dan internasional," katanya.
"Mengingat perilaku wanita ini, saya sama sekali tidak yakin jaminan itu pantas," lanjutnya.