Vaksin Covid
Sinovac Dikabarkan Jadi Vaksin Covid-19 Paling Lemah, Jubir Vaksin: Tak Ada Informasi Resmi dari WHO
Tersebar kabar bahwa vaksin Covid-19 Sinovac disebut Badan Kesehatan Dunia (WHO) paling lemah di antara vaksin lain di Indonesia.
Penulis: Mariah Gipty
Editor: Atri Wahyu Mukti
TRIBUNWOW.COM - Tersebar kabar bahwa vaksin Covid-19 Sinovac disebut Badan Kesehatan Dunia (WHO) paling lemah di antara vaksin lain di Indonesia.
Sedangkan Indonesia sudah memesan berjuta-juta vaksin dari Tiongkok tersebut.
Menangapi berita itu, Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 dari Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) Lucia Rizka Andalusia langsung membantahnya.

Baca juga: Pemerintah Berupaya Pulihkan Ekonomi karena Covid-19, Vaksinasi Diyakini Bisa Jadi Jawaban
Dikutip TribunWow.com dari laman resmi Covid-19.go.id pada Rabu (23/12/2020), Lusi menyebut kabar itu belum resmi.
Belum ada dokumen atau informasi resmi bahwa Sinovac memiliki respons imunitas paling rendah.
Bahkan, Indonesia sudah mengonfirmasikan kabar ini ke WHO.
"Hingga saat ini, tidak ada dokumen dan informasi resmi dari WHO yang membandingkan respons imunitas 10 kandidat vaksin, atau pernyataan bahwa vaksin Sinovac rendah sebagaimana ditampilkan dalam pemberitaan," ujar Lucia dikutip dari siaran pers di laman resmi covid19.go.id, Senin (21/20/2020).
"Hal ini pun sudah kami konfirmasikan kepada pihak WHO di Indonesia," kata dia.
Lucia menegaskan, proses untuk mengetahui efikasi (kemampuan secara penelitian) vaksin Sinovac masih berjalan.
Selain membantah tingkat imunitas Sinovac paling rendah, Lucia juga membantah bahwa hanya Indonesia yang telah memesan vaksin Sinovac.
Lusi menyebut, Brasil, Turki, Chile, Singapura, dan Filipina juga sudah memesan Sinovac.
Lebih lanjut, pemerintah menegaskan bahwa pemerintah berkomitmen untuk memberikan vaksin yang aman dan efektif dalam menangani Covid-19.
"Sehingga pemerintah telah menegaskan komitmennya untuk memastikan bahwa vaksinasi hanya dilakukan dengan vaksin yang aman, efektif, dan bermutu secepatnya," katanya.
Baca juga: Epidemiolog Minta Pemerintah Tak Hanya Andalkan Vaksin untuk Atasi Covid-19: Tak akan Tercapai
BPOM: Vaksin Bukan Satu-satunya Cara Memutus Penularan Covid-19