Terkini Daerah
Pakar Ungkap Isi Buku Pedoman Teroris Jamaah Islamiyah: Soal Kekuatan sampai Penguasaan Wilayah
Kepala Riset Ilmu Kepolisian dan Kajian Terorisme Benny Mamoto mengungkapkan kelompok teroris Jamaah Islamiyah (JI) memiliki sistem yang sangat rapi.
Penulis: Brigitta Winasis
Editor: Rekarinta Vintoko
Ia menyebutkan tujuan pembentukan tim khusus ini adalah untuk percepatan pelatihan.
Nantinya mereka akan diminta melakukan tugas khusus seperti jihad jika diperlukan.
Baca juga: Pengakuan Teroris Upik Lawanga, Disuruh Sosok Ini untuk Asah Ilmu Buat Bom: Nanti Disuplai Alat
"Tim Qosh ini untuk percepatan men-tadrib anggota," kata Zulkarnaen.
"Juga nanti disediakan apabila sewaktu-waktu atau dadakan ada perlu jihad, ada yang diperintahkan, bahkan ada yang bisa digunakan," terangnya.
Zulkarnaen menyebut dirinya berkeliling ke berbagai kota untuk merekrut anggota tim Qosh, mulai dari Solo, Pemalang, Jakarta, Jawa Timur, dan lain-lain.
Mereka yang direkrut ini merupakan anggota pertama tim Qosh.
"Setelah meminta izin qoit ini dengan bagian Askariyah, yaitu saat mengusulkan beberapa nama, maka muncul nama-nama yang kami ambil," ungkap Zulkarnaen.
Dikutip dari Kompas.com, diketahui Zulkarnaen merupakan buronan teroris kelas kakap.
Selama 1,5 tahun terakhir ia bersembunyi di Desa Taman Fajar, Purbolinggo, Lampung Timur.
Zulkarnaen menggunakan alias Abdul Rahman dalam persembunyiannya.
Ia kemudian berhasil ditangkap pada Sabtu (19/12/2020) lalu.
Diketahui Zulkarnaen terlibat dalam menyusun berbagai strategi terorisme.
Beberapa aksi teror yang ia lakukan adalah pemboman Kedutaan Besar Filipina, Gereja Katedral Jakarta, dan Medan pada 2002. (TribunWow.com/Brigitta)