Vaksin Covid
Rekomendasi CDC untuk Orang yang Alergi Vaksin Covid-19, Tidak Ambil Suntikan Kedua
CDC merilis sejumlah rekomendasi kepada orang yang mengalami reaksi alergi terhadap suntikan vaksin Covid-19.
Penulis: anung aulia malik
Editor: Tiffany Marantika Dewi
TRIBUNWOW.COM - Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat atau CDC merilis sebuah rekomendasi bagi mereka yang mengalami reaksi alergi terhadap vaksin Covid-19.
Di Amerika Serikat, tepatnya di negara bagian Alaska, diketahui sudah ada dua orang yang mengalami alergi tehradap Vaksin Covid-19 buatan Pfizer.
CDC merekomendasikan bagi mereka yang mengalami alergi terhadap vaksin Covid-19 agar menghindari suntikan kedua.

Baca juga: BPOM AS Revisi Lembar Fakta seusai Vaksin Covid-19 Pfizer Timbulkan 2 Kasus Alergi
Diketahui, dosis dari vaksin Covid-19 adalah dua kali suntikan untuk satu pasien.
Dikutip dari cdc.gov, rekomendasi terkait alergi dikeluarkan oleh CDC seusai adanya pasien yang mengalami alergi parah terhadap vaksni Covid-19 buatan Pfizer.
CDC merekomendasikan bagi orang-orang yang mengalami alergi terhadap vaksin tertentu untuk menghindari vaksin tersebut.
Rekomendasi lain, disarankan agar orang yang mengalami alergi segera berkonsultasi dengan dokter dan tenaga medis.
CDC menjelaskan, orang-orang yang mengalami alergi terhadap makanan tertentu masih dapat menerima vaksin seperti orang pada umumnya.
Selain itu, orang yang mengalami alergi terhadap obat tertentu juga masih bisa menerima vaksin Covid-19.
CDC menyarankan agar orang yang mengalami alergi seusai menerima suntikan vaksin Covid-19, supaya tidak menerima suntikan kedua dan segera berkonsultasi dengan tenaga medis.
Antisipasi Reaksi Alergi
Demi mengantisipasi adanya reaksi alergi terhadap penerima vaksin, CDC turut merilis tiga langkah antisipasi.
Pertama adalah, seluruh orang yang menerima vaksin harus diawasi kurang lebih 30 menit seusai menerima vaksin.
Kedua, tenaga medis yang melakukan vaksinasi harus memiliki perlengkapan sebagai berikut, epinephrine, antihistamines, stetoskop, dan alat untuk mengecek detak jantung.
Ketiga, orang yang mengalami reaksi alergi setelah disuntik vaksin harus terus dimonitor di fasilitas kesehatan selama beberapa jam.
Baca juga: Indonesia Sudah Pesan Sinovac, BPOM: Vaksin Bukan Satu-satunya Cara Memutus Penularan Covid-19
Orang yang Sudah Terkena Covid-19 Tak Perlu Vaksin?
Sebelumnya diberitakan, Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Prof. Wiku Adisasmito menjelaskan soal cara kerja vaksin Covid-19.
Ia menjawab pertanyaan yang beredar di masyarakat apakah orang yang sudah pernah terkena Covid-19 tidak perlu divaksin.
Prof Wiku menjawab, orang yang sudah pernah terkena Covid-19 tidak terjamin 100 persen akan kebal atau imun.
Hal itu disampaikan oleh Wiku dalam acara Talkshow yang ditayangkan oleh kanal YouTube BNPB Indonesia, Jumat (18/12/2020).

Awalnya ia mengiyakan bahwa orang yang sudah pernah terkena Covid-19 akan membangun sistem imunitas.
"Secara teori memang begitu, orang yang sudah pernah terkena maka dia timbul antibodi atau imunitas," kata Wiku.
Tetapi ia tidak mengetahui pasti apakah imunitas seusai terkena Covid-19 akan ada dalam jangka waktu panjang atau pendek.
"Tapi imunitas itu tergantung antar penyakit, beda-beda," ujar Wiku.
Wiku menyampaikan, apabila imunitas terbentuk hanya dalam jangka waktu pendek, maka ada kemungkinan orang itu akan kembali terpapar Covid-19.
"Khusus untuk Covid kita enggak pernah tahu, karena baru saja," ujarnya.
"Maka dari itu prinsip kehati-hatian termasuk yang sudah terkena jangan merasakan saya sudah punya antibodi, maka saya sudah bisa bebas, enggak bisa seperti itu," tegas Wiku.
Belum Tentu Melindungi 100 Persen
Pada segmen sebelumnya, Wiku menyinggung bagaimana adanya persepsi bahwa keberadaan vaksin berarti pandemi telah usai.
"Semuanya sepertinya merasa kalau ada vaksin, kita sebentar lagi selesai," kata Wiku.
Wiku menegaskan, keberadaan vaksin Covid-19 bukan berarti pandemi Covid-19 sudah berakhir.
"Sebenarnya pengalaman itu belum terjadi, semuanya mengalami pandemi," ujarnya.
Ia lalu memaparkan bahwa vaksin adalah satu dari beberapa banyak bentuk pertahanan dalam melawan pandemi Covid-19.
"Jadi kita harus lihat bahwa vaksin ini adalah salah satu tameng," kata Wiku.
Wiku mengingatkan betapa pentingnya tetap disiplin menjalankan protokol kesehatan.
"Dengan adanya vaksin tidak serta merta perlindungan lainnya kita tinggalkan, enggak boleh," kata Wiku.
"Karena bisa saja bobol, vaksin belum tentu bisa melindungi 100 persen dari seluruh masyarakat."
"Jadi 3M itu harus tetap dilakukan," lanjutnya.
Selain 3M (mencuci tangan, menjaga jarak, dan memakai masker), Wiku juga menyinggung soal pentingnya meningkatkan imunitas tubuh melalui olahraga, dan istirahat yang cukup.
Wiku mengatakan, keduanya tetap harus dijalankan walau vaksin telah ditemukan.
"Virus ini perlu kita belajar bersama, apakah betul kalau vaksinnya diberikan memang betul-betul bisa memproteksi 100 persen," tegasnya.
Baca juga: Presiden Joko Widodo Ungkap Alasan Jadi Orang Pertama Kali Disuntik Vaksin Covid-19: Tidak Apa-apa
Simak video selengkapnya mulai menit ke-17.30:
(TribunWow.com/Anung)
Sebagian artikel ini diolah dari cdc.gov dengan judul COVID-19 Vaccines and Severe Allergic Reactions