Breaking News:

Terkini Daerah

12 Santri Main Permainan Ekstrem hingga Ada 1 Korban Alami Luka Bakar, Pihak Ponpes Akui Teledor

2 santri pencetus permainan ekstrem semprot parfum pakai korek api akhirnya dikeluarkan seusai ada 1 korban alami luka bakar.

Penulis: anung aulia malik
Editor: Mohamad Yoenus
SURYA.CO.ID/Danendra Kusumawardana
NA (15) sedang terbaring di kamarnya, beberapa bagian tubuhnya dibalut perban karena diduga dianiaya teman pondoknya, Selasa (8/12/2020). 

"Beberapa santri berhasil memadamkan api yang membakar pakaian akibat bermain parfum sembari menyalakan korek," kata Huzeim, Selasa (8/12/2020).

NA yang kebetulan juga ada di kamar tersebut, juga menjadi target permainan itu.

Seorang rekannya memegangi NA dari belakang dan satu orang lainnya menyemprotkan parfum plus korek api ke arah korban.

Celakanya, pada saat giliran NA, teman korban yang memegangi NA menumpahkan parfum dalam botol ke pakaian korban.

Meskipun tahu baju korban dipenuhi oleh cairan parfum beralkohol yang rawan terbakar, teman-teman korban tetap menyemprotkan parfum ke arah NA.

Akibatnya api yang membakar NA lebih besar dari teman-temannya yang lain dan sulit dipadamkan.

"Apinya lebih besar karena parfum tumpah ke pakaian. Teman-teman NA pun panik. Sedang NA berusaha memadamkan api dengan tangan. Karena tak kunjung padam, NA melepas bajunya," papar Huzeim.

Baca juga: Jusuf Kalla Sebut Kedekatan Anies dan Rizieq Tak Perlu Dipermasalahkan: Pemimpin Pasti Punya Risiko

Dalam kondisi penuh luka bakar, NA dibawa oleh teman-temannya ke kamar mandi.

Di sana ia diobati seadanya dengan dibasuh pakai air, mengompres luka korban menggunakan es, hingga memberikan pasta gigi ke luka bakar korban.

Pihak ponpes turut mengklarifikasi bahwa kabar korban diikat oleh rekannya menggunakan sarung adalah tidak benar.

"Saya mengkonfirmasi bila NA bukan diikat tapi dipegangi seorang temannya. Memang ada unsur kesengajaan. Kejadian ini juga bukan perundungan, tetapi bermain dan bergurau. Meski begitu, tindakan para santri tak dibenarkan karena berlebihan dan berbahaya," ungkap Huzeim.

Sebelum diklarifikasi oleh pihak ponpes, kabar mengenai dugaan penganiayaan itu muncul dari kakek korban Jamal.

Jamal menyebut, pihak Ponpes tempat korban menuntut ilmu sempat berupaya menutup-nutupi kasus ini.

"Kejadian penganiayaan (diduga) terjadi pada Sabtu (5/12/2020). Korban dipegang lalu diikat 14 anak hingga terjadi pembakaran itu, bahannya tidak tahu saya," kata Jamal saat dikonfirmasi sejumlah wartawan, Selasa (8/12/2020).

"Saya 24 jam di masjid pondok (selaku takmir). Sehingga saya tahu seluk-beluk di pondok. Cucu saya sempat tidak ada di pondok, saya pun tanya keberadaannya pada kemarin sore, Senin (8/12/2020). Teman-temannya dan sejumlah guru mengaku tak tahu keberadaan NA dan kejadian (dugaan) penganiayaan," terangnya.

Halaman
123
Sumber: TribunWow.com
Tags:
SantriBondowosoJawa Timur
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved