Breaking News:

Pilkada Serentak 2020

Pernyataan Gibran-Teguh setelah Menang Hitung Cepat Pilkada Solo: Saya Sudah Nothing to Lose

Gibran-Teguh menang suara di atas rivalnya, Bagyo Wahono-Suparjo Fransiskus Xaverius menurut Charta Politica.

Penulis: Mariah Gipty
Editor: Rekarinta Vintoko
Channel YouTube Kompas TV
Gibran-Teguh menang suara di atas rivalnya, Bagyo Wahono-Suparjo Fransiskus Xaverius menurut Charta Politica pada Rabu (9/12/2020) sekitar pukul 16.30 WIB 

TRIBUNWOW.COM - Pasangan nomor urut satu dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Surakarta 2020, Gibran Rakabuming Raka dan Teguh Prakosa menang telak dalam hitung cepat sementara.

Gibran-Teguh menang suara di atas rivalnya, Bagyo Wahono-Suparjo Fransiskus Xaverius menurut Charta Politika.

Hingga Rabu (9/12/2020) sekitar pukul 16.30 WIB, Gibran mendapat sekitar 87 persen suara.

Penampakan foto dalam surat suara pasangan Gibran Rakabuming Raka - Teguh Prakosa dan Bagyo Wahyono - Fx Supardjo.
Penampakan foto dalam surat suara pasangan Gibran Rakabuming Raka - Teguh Prakosa dan Bagyo Wahyono - Fx Supardjo. (TribunSolo.com/Istimewa)

Baca juga: Gibran Rakabuming Menang Telak 171 Suara di Tempat Nyoblos TPS 22, Bajo Cuma 24 Suara

Sedangkan, Bagyo hanya memperoleh sekitar 12 persen.

Menanggapi kemenangan itu, Gibran mengaku tidak ingin membahas angka kemenangan yang ia peroleh.

Terpenting baginya adalah Pilkada di wilayahnya berjalan lancar.

"Ya sekarang kita tidak bicara angka lagi ya mas."

"Yang penting warga Solo itu sehat semua, Pilkada berjalan lancar dan aman," jelas Gibran dikutip dari kanal YouTube Kompas TV pada Rabu.

Menurutnya, masalah angka suara yang ia peroleh bisa diurus lain kali.

Apalagi dirinya mengaku sudah pasrah dengan hasil Pilkada Solo.

"Masalah angka-angka itu urusan belakangan, saya juga sudah nothing to lose apapun itu urusan belakangan."

"Yang penting warganya sehat semua dan Pilkada aman dan lancar itu yang paling prioritas dari saya," ujarnya saat di konferensi pers pada Rabu sore.

Sementara itu sang wakil, Teguh Prakosa menyebut target angka suara yang menentukan adalah pihak partai.

"Saya kira target 92 persen dan tingkat kehadiran 80 persen itu pimpinan partai dan tim pemenangan ini mewajibkan."

"Untuk seluruh pemenangan bekerja dengan sunggguh dalam masa pandemi ini," ujar Teguh.

Baca juga: Gibran Menang Telak di Hitung Cepat Sementara, Pengamat Jelaskan Keuntungan jika Anak Jokowi Menang

Senada dengan Gibran, Teguh mengatakan bahwa keamanan Pilkada di tengah pandemi adalah yang terpenting.

"Bila mana hasilnya sudah maksimal maka ya inilah yang harus kita terima, yang penting tidak ada klaster Pilkada."

"Seperti yang disampaikan Mas Gibran, jangan sampai ada klaster Pilkada," ungkapnya.

Politisi PDIP ini mengatakan, aturan jeda waktu yang diatur petugas TPS sudah membuat Pilkada ini terjadi tanapa kerumunan.

"Sudah memberi jeda waktu bagaimana pemilih dan pada waktu kami datang nyoblos itu hanya 4-5 orang saja."

"Jadi waktu itu sudah memberi kesempatan tidak ada kerumunan maka dari itu," jelasnya.

Meski dirinya mengakui bahwa masih banyak orang golput, namun Teguh tetap mengapresiasi kerja tim pemenangannya.

"Biarpun masih ada warga yang belum menggunakan haknya untuk berdemokrasi, saya kira haknya mereka."

"Tetapi sekali lagi kewajibannya tim pemenangan Mas Gibran Teguh ini rekan-rekan yang bekerja ini sudah bersungguh-sungguh untuk menghadirkan masyarakat berbondong-bondong ke TPS," pungkasnya.

Dampak Positif Gibran bagi Solo

Pengamat Politik UNDIP, Wijayanto menanggapi Pilkada Solo mengatakan bahwa pemilihan kali ini cukup menarik dengan hadirnya Gibran.

Pasalnya, Gibran yang seorang anak dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) kini terus diterpa isu mengenai politik dinasti.

"Pilkada hari ini pasti mau tidak mau akan membahas apa yang di Solo, memang sangat menarik karena Gibran hampir menjadi calon tunggal kemudian sekarang dikaitkan dengan isu politik dinasti selalu menjadi sorotan," jelas Wijayanto.

Meski demikian, Wijayanto menyebut ada positif dan negatif dalam Pilkada Solo.

Menerut Wijayanto, hal yang kurang dalam Pilkada Solo adalah di mana Gibran dan Bagyo sama-sama belum memiliki rekam jejak yang banyak mengenai kepemimpinan.

Khusus Gibran, ia berbeda dengan Jokowi yang sudah lebih banyak memiliki pengalaman kepemimpinan sebelum mencalonkan diri.

"Soal rekam jejak Gibran dan Bagyo, tidak banyak data yang bisa kita tawarkan," katanya.

Baca juga: Hasil Hitung Cepat Pilkada Solo 2020 Versi Voxpol: Gibran Unggul Telak, Suara Masuk 2,5 Persen

Meski demikian, masih ada hal positif dalam pemilihan ini.

Gibran yang masih muda barangkali memiliki semangat kepemimpinan yang lebih besar.

Selain itu, menjadi anak dari seorang presiden setidaknya membuat dirinya memiliki nilai-nilai kepemimpinan.

"Tapi saya masih memiliki harapan ketika lihat sosok Gibran yang muda ini punya semangat,"

"Dalam teori sosialis politik di sana disebutkan, biasanya anak seorang pemimpin itu dia mau tidak mau ada pewarisan nilai, pewarisan kepemimpinan," jelasnya.

Menurutnya, hal itu yang kini bisa menjadi harapan warga Solo.

"Itu menjadi sisi yang bisa diharapkan dari Gibran," lanjut Wijayanto. 

Lihat videonya:

(TribunWow.com/Mariah Gipty)

Tags:
Gibran Rakabuming RakaPilkada Serentak 2020Pilkada SoloSoloTeguh PrakosaBagyo Wahyono
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved