Terkini Nasional
Tanya Rocky Gerung Potensi Habib Rizieq Jadi Capres, Refly Ungkit Munculnya Megawati dan Amien Rais
Refly Harun menanyakan kepada Pengamat Politik Rocky Gerung soal potensi Imam Besar Front Pembela Islam (FPI), Habib Rizieq sebagai capres pada 2024.
Penulis: Elfan Fajar Nugroho
Editor: Rekarinta Vintoko
TRIBUNWOW.COM - Pakar Hukum Tata Negara, Refly Harun menanyakan kepada Pengamat Politik Rocky Gerung soal potensi Imam Besar Front Pembela Islam (FPI), Habib Rizieq Shihab menjadi calon presiden di 2024.
Hal itu menyusul sebuah lembaga survei yang menyatakan elektabilitas Habib Rizieq berada di urutan empat besar.
Dilansir TribunWow.com, dalam hasil survei tersebut, Habib Rizieq hanya kalah dari Prabowo Subianto, Ganjar Pranowo dan Ridwan Kamil, bahkan mengungguli Anies Baswedan.

Baca juga: Najwa Shihab Sebut Banyak Drama soal Habib Rizieq, Babe Haikal Balas: Ngasih Surat Saja Satu Pasukan
Baca juga: Habib Rizieq Minta Maaf soal Kerumunan, Polisi: Silakan Saja, tetapi Penyidikannya Tetap Berjalan
"Apa iya seorang Habib Rizieq punya potensi untuk menjadi calon presiden Republik Indonesia dengan segala kekanananya itu?" tanya Refly Harun dalam kanal YouTube pribadinya, Jumat (4/12/2020).
Menanggapi hal itu, Rocky Gerung mengatakan bahwa potensi Habib Rizieq jadi capres memang ada.
Menurutnya, hal itu tak terlepas dengan kondisi psikologi politik yang terjadi di Tanah Air di saat masyarakat sudah tidak begitu percaya dengan pemerintah.
"Tapi kita balik pada psikologi politik hari ini. Orang cari tokoh, orang cari pahlawan, orang cari leader," ujar Rocky Gerung.
"Jadi memang faktual, Habib Rizieq ada di situ, ada di dalam sorotan kamera setiap hari. Jadi selama istana enggak mengeluarkan cahaya, maka cahayanya keluar dari Petamburan," ungkapnya.
Menyambung pernyataan Rocky Gerung, Refly Harun mengingatkan peristiwa kerusuhan pada Juli 1996 yang memunculkan nama Megawatai Soekarnoputri.
Disebutnya bahwa kemunculan Megawati ditakutkan akan mengangu pemerintahan Orde Baru.
Namun sebaliknya mendapatkan perhatian baik dari rakyat yang memang sudah tidak betah dengan pemerintahan Orde Baru.
"Bisa enggak saya katakan dengan cahaya itu dulu keluar dari Jalan Diponegoro pada Juli 1996 sebelum dipadamkan pada 27 Juli 1996," kata Refly Harun.
"Waktu itu kan kita tahu siapapun yang melawan pemerintah Orde Baru, Mbak Mega pada waktu itu, pokoknya dijadikan simbol atau leader perlawanan," jelasnya.
"Bahkan 98 Amien Rais."
Baca juga: Gatot Nurmantyo Serukan Dukung Revolusi Akhlak yang Digaungkan Habib Rizieq: Karena Sudah Parah
Membenarkan apa yang disampaikan Refly Harun, Rocky Gerung menilai seorang tokoh yang disebut jagoan akan mendapatkan satu tempat di hati masyarakat.
"Itu tradisi politik Indonesia, selalu ada yang disebut jagoan," kata Rocky Gerung.
"Istana sekarang cemas karena ad faktor Habib Rizieq, tapi bukan hanya istana saja yang cemas, partai-partai harus menghitung balik komposisi pencalonan itu," pungkasnya.
Simak videonya mulai menit ke- 41.14
Gatot Nurmantyo Serukan Dukung Revolusi Akhlak Habib Rizieq
Pimpinan Front Pembela Islam (FPI), Habib Rizieq Shihab berkali-kali menggaungkan revolusi akhlak setelah kepulangannya dari Arab Saudi beberapa waktu lalu.
Kini seruan itu mendapat dukungan dari Ketua Presidium Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI), Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo.
Hal itu diungkapkan Gatot saat Dialog Nasional 100 Ulama & Tokoh Bersama Imam Besar Al Habib Muhammad Rizieq Syihab secara virtual melalui channel Youtube Front TV, Rabu (2/12/2020).

Baca juga: Soal Hasil Tes Swab Habib Rizieq Positif Covid-19, Haikal Hassan: Editan Kelas Kacangan
Dikutip TribunWow.com dari Tribunnews pada Kamis (3/12/2020), pada kesempatan itu awalnya Gatot membahas soal penangkapan sejumlah aktivis KAMI.
Menurutnya, revolusi akhlak penting bagi tegaknya keadilan di negara ini.
Menurutnya penangkapan sejumlah tokoh KAMI terjadi tanpa bukti.
“Kalau memang negara ini adil dan benar-benar beradab, maka semua kumpulan-kumpulan periksa semua," ujar Gatot.
"Ini contoh saja, anggota kami, Syahganda Nainggolan, Bang Jumhur, Bang Anton. Mereka ditangkap tanpa alat bukti dua,” imbuh Purnawirawan tersebut.
Ia menegaskan bahwa tokoh-tokoh KAMI yang ditangkap bukan pejuang karbitan.
Sehingga, Gatot justru merasa kasihan pada para penyidik.
Menurutnya para penyidik sudah melanggar hukum karena sudah menangkap anggotanya.
Bahkan Gatot menduga para penyidik sudah merasa bersalah dengan penangkapan para tokoh KAMI itu.
"Justru yang kita kasihani adalah para penyidik, karena penyidik di kepolisian ini adalah orang-orang yang pintar-pintar, cerdas, dan pasti mempunyai hati nurani."
"Dia batinnya tersiksa, karena harus melakukan pelanggaran hukum untuk menangkap saudara-saudara KAMI," jelas dia.
Baca juga: Fadli Zon Tak Terima Disebut Irma Suryani Terlibat Kerumunan Massa Habib Rizieq Shihab: Ini Fitnah
Lebih lanjut Mantan Panglima TNI ini mengatakan bahwa penyidikan terhadap pejabat tidak dilakukan dengan adil.
Ia mendukung revolusi akhlak yang menurutnya tidak membeda-bedakan setiap golongan, baik agama, suku, ras, dan warna kulit.
Sedangkan saat ini, Gatot menilai bahwa banyak orang di Indonesia sudah berani melawan ketentuan Tuhannya.
“Inilah perlunya revolusi akhlak, karena sudah parah, merubah keburukan menjadi kebaikan."
"Sekarang ini, manusia di Indonesia ini kalau tidak dikendalikan akhlaknya, jadi pemberani, [dengan] Tuhan-pun berani. Buktinya bersumpah menjabat, tetapi korupsi,” ucap Gatot.
Terkait dukungannya bagi revolusi akhlak, Gatot juga memuji Rizieq Shihab.
Menurutnya, revolusi akhlak sangat kental dengan ideologi Pancasila.
"Sangat luar biasa, ternyata Revolusi Akhlak yang didengungkan itu pisau analisisnya Pancasila," jelas Gatot dikutip dari Kompas.com.
Sehingga, ia merasa bahwa revolusi akhlak sangat penting bagi Indonesia kini.
Lihat videonya mulai menit 6.04:
(TribunWow/Elfan/Gipty)