Pilpres Amerika Serikat 2020
Suasana Gedung Putih setelah Donald Trump Kalah Pilpres AS: Dalam Benaknya, Ia Tak Pernah Kalah
Begini suasana Gedung Putih setelah Donald Trump dinyatakan kalah dalam Pilpres Amerika Serikat 2020.
Editor: Rekarinta Vintoko
"Dalam benaknya, ia tidak pernah kalah"
Dalam buku, Trump The Greatest Show on Earth: The Deals, the Downfall, the Reinvention, orang-orang yang mengenalnya mengatakan Trump melihat mantan Presiden Jimmy Carter, yang kalah dalam pemilu pada 1980 setelah hanya satu periode, sebagai hal yang harus dihindari.
"Anda meroket dengan cepat dan secepat itu pula Anda jatuh," kata Trump menurut sumber-sumber buku itu.
Ia menambahkan Carter menghilang setelah meninggalkan Gedung Putih dan menjadi anonim seperti halnya "penjual keliling."
Untuk mencegah kegagalan, Trump menyanggah kenyataan, kata mereka yang mengenalnya.
Ia mengalami kebangkrutan beberapa kali sebagai pengusaha, namun bersikap seolah kegagalan itu sebagai bagian dari rencana.
"Ia akan mengatakan 'saya melakukannya dengan sengaja," kata Jack O'Donnell, yang bekerja untuknya.
"Dalam benaknya, ia tidak akan pernah kalah," tambah O'Donnell.
Dalam kaitan dengan pemilihan presiden, O'Donnell mengatakan, "Dia tidak akan pernah mengaku kalah, yang digambarkan adalah, "hasil pemilu diambil dari saya."
Trump saat ini tengah berjuang agar partainya, Republik, menguasai Senat AS dan merencanakan untuk ke Georgia hari Sabtu (5/12/2020) untuk mendukung para calon anggota senat dalam pemilihan ulang.
Sementara itu di luar kantor Morgenstern, di atas salah satu meja kosong, ada tulisan, "Kegagalan bukan pilihan."
Tulisan itu merangkum filosofi dan pendekatan Trump terkait isu kepresidenan.
Moto yang tetap ada di Gedung Putih, paling tidak sampai dia angkat kaki. (*)
Artikel ini telah tayang di BBC Indonesia dengan judul Trump setelah kalah: Suasana Gedung Putih pada hari-hari terakhir sang presiden, 'Dalam benaknya, ia tak pernah kalah'