Terkini Internasional
7 Pengusaha yang Malah Semakin Kaya selama Pandemi Virus Corona
Banyak industri yang terpukul oleh pandemi Virus Corona. Tetapi ada juga bisnis yang mengeruk keuntungan besar di masa pandemi Covid-19.
Editor: Claudia Noventa
Setelah beberapa tahun bekerja dengan WebEx, dia meluncurkan platform komunikasi videonya sendiri, Zoom yang dluncurkan di pasar bursa pada 2019.
Sejak pecahnya krisis Virus Corona, nilai sahamnya ibarat meledak.
Eric Yuan diperkirakan memiliki kekayaan sekitar 19 miliar dollar AS (Rp 269 triliun).
4. John Foley, Peloton
Pada 2013, John Foley masih berkeliling kesana-kemari mempromosikan peralatan fitness-nya.
Di saat pandemi, ketika banyak orang harus tinggal di rumah dan banyak tempat olahraga ditutup, makin banyak orang yang membeli peralatan olahraga rumah dari Peloton.
Saham perusahaan ini melonjak tiga kali lipat selama pandemi, dan membuat John Foley yang berusia hampir 50 tahun menjadi miliarder.
Baca juga: Update Virus Corona di Indonesia Minggu 29 November: Angka Positif Tambah 6.267, Total 534.266 Kasus
5. Tobias Lütke, Shopify
Shopify memungkinkan pedagang membuat toko online mereka sendiri - sebuah konsep yang dikembangkan oleh Tobias Lütke.
Lahir di Koblenz, Jerman, dia beremigrasi ke Kanada pada 2002 dan mulai mengembangkan bisnisnya dari garasi.
Saat ini, Shopify adalah perusahaan paling berharga di Kanada, dengan harga sahamnya naik dua kali lipat sejak Maret.
Majalah Forbes menaksir kekayaan Tobias Lütke yang berusia 39 tahun sekitar 9 miliar dollar AS (Rp 127 triliun).
6. Ugur Sahin, BioNTech
Awal Januari, Ugur Sahin mulai mengembangkan vaksid Covid-19, dengan perusahaan yang dia dirikan bersama istrinya, Özlem Türeci yakni BioNTech.
Ketika itu belum ada orang yang terdeteksi terinfeksi Covid-19 di Jerman dan Eropa. Tapi insting bisnis suami-istri keturunan Turki ini ternyata membuahkan hasil.