Breaking News:

Penanganan Covid

Satgas Sebut Kerumunan Bisa Picu Klaster Baru Covid-19, Contohkan Sejumlah Kasus di Berbagai Daerah

Juru Bicara Satgas Covid-19 Prof Wiku Adisasmito menegaskan kerumunan bisa memicu terjadinya klaster baru Covid-19.

Tribun-Video/Buyung Haryo
ILUSTRASI Virus Corona. Juru Bicara Satgas Covid-19 Prof Wiku Adisasmito menegaskan kerumunan bisa memicu terjadinya klaster baru Covid-19. 

TRIBUNWOW.COM - Kegiatan masyarakat yang mengundang kerumunan terbukti berpotensi besar terjadinya bahaya penularan Covid-19.

Bahkan kegiatan kerumunan tersebut melahirkan klaster-klaster baru di berbagai daerah.

Hal ini menunjukkan bahaya penularan Covid-19 masih terjadi.

"Berdasarkan data nasional, terdapat berbagai kegiatan kerumunan yang berdampak pada timbulnya klaster penularan Covid-19 di berbagai daerah di Indonesia," ungkap Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Prof Wiku Adisasmito saat memberi keterangan pers perkembangan penanganan Covid-19 di Kantor Presiden, Kamis (26/11/2020) yang ditayangkan Kanal YouTube Sekretariat Presiden.

Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19, Prof Wiku Adisasmito
Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19, Prof Wiku Adisasmito (covid19.go.id)

Baca juga: Soal Uji Klinis Vaksin Covid-19, BPOM: Dalam Sebulan, Dilihat dari Aspek Khasiatnya Hasilnya Baik

Rincian kasusnya, beberapa waktu lalu pada Sidang GPIB Sinode yang menghasilkan 24 kasus pada 5 provinsi.

Klaster ini berawal dari kegiatan agama yang dilakukan di Bogor, Jawa Barat, yang diikuti 685 peserta.

Yang berkembang dan menyebar ke provinsi lainnya yakni Lampung, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah dan Nusa Tenggara Barat.

Lalu, klaster kegiatan Bisnis Tanpa Riba menghasilkan 24 kasus di 7 provinsi dan menimbulkan korban jiwa sebanyak 3 orang atau case fatality rate kasus ini mencapai 12,5 persen.

Baca juga: Minta Masyarakat Tak Halangi Petugas Kesehatan Tangani Covid-19, Satgas Tegaskan Ada Sanksi

Sama seperti klaster GPIB Sinode, klaster ini berawal dari kegiatan yang ada di Bogor yang diikuti 200 peserta.

Kasusnya berkembang dan menyebar ke berbagai provinsi seperti Lampung, Kepulauan Riau, DI Yogyakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Timur dan Papua.

Di Lembang, Jawa Barat terdapat klaster Gereja Bethel.

Kegiatannya melibatkan sekitar 200 peserta menghasilkan 226 kasus dengan infection rate mencapai 35 persen.

Lalu, klaster Ijtima Ulama di Gowa, Sulawesi Selatan, dengan total peserta sekitar 8.761 orang menghasilkan 1.248 kasus pada 20 provinsi.

Baca juga: Minta Masyarakat Tak Halangi Petugas Kesehatan Tangani Covid-19, Satgas Tegaskan Ada Sanksi

Dan klaster Pondok Pesantren Temboro di Jawa Timur menimbulkan 193 kasus di 6 provinsi di lebih dari 14 kabupaten/kota dan 1 negara lain.

"Jadi tidak heran bahwa klaster tersebut terjadi karena adanya kerumunan di masyarakat. Dan masyarakat akan sulit menjaga jarak," imbuh Wiku.

Halaman
12
Sumber: Tribunnews.com
Tags:
Covid-19Virus CoronaWiku AdisasmitoPenanganan Covid-19protokol kesehatan
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved