Terkini Nasional
Berharap Fadli Zon yang Gantikan Edhy Prabowo, M Qodari: Kita Lihat Kinerjanya seperti Apa
Pasca ditinggalkan oleh Edhy Prabowo, posisi Menteri Keluatan dan Perikanan (KKP) untuk sementara digantikan oleh ad interim Luhut Binsar Panjaitan.
Penulis: Elfan Fajar Nugroho
Editor: Atri Wahyu Mukti
TRIBUNWOW.COM - Pasca ditinggalkan oleh Edhy Prabowo, posisi Menteri Keluatan dan Perikanan (KKP) untuk sementara diambil alih oleh ad interim Luhut Binsar Panjaitan.
Dilansir TribunWow.com dalam acara Kompas Petang, Kamis (26/11/2020), Pengamat Politik sekaligus Direktur Eksekutif Indo Barometer, Muhammad Qodari menyakini bahwa pengganti Edhy Prabowo akan tetap dari Partai Gerindra.
Meski begitu, menurutnya, penggantinya pun yang setara dengan Edhy Prabowo, setingkat wakil ketua umum, terlebih ketua umumnya, yakni Prabowo Subianto juga sudah berada di jajaran kabinet.

Baca juga: Hasil Suap Edhy Prabowo Rp 3,4 Miliar Dipakai Beli Barang Mewah Buat sang Istri? Ini Penjelasan KPK
Baca juga: Edhy Prabowo Tersangka Kasus Ekspor Benur, Susi: Sedih Saja Saya karena Lobster Besar Jadi Tidak Ada
M Qodari lalu menyebut nama-nama wakil ketua umum di Gerindra, mulai dari Fadli Zon, Sandiaga Uno, Sugiono, hingga Habiburokhman.
Namun selain sebagai wakil ketua umum, M Qodari mengatakan indikator lainnya tentu melihat kedekatan antara yang bersangkutan dengan Prabowo Subianto.
Sama halnya adanya kedekatan tersendiri antara Edhy Prabowo dengan ketua umumnya tersebut.
"Dari lima nama yang saya sebutkan tadi yang punya sejarah kedekatan lama dengan Pak Prabowo itu ada dua, pertama Fadli Zon dan Sugiono," ujar M Qodari.
"Sementara saya melihat kemungkinan dua ini," imbuhnya.
Lebih lanjut, M Qodari mengaku ada keinginan untuk melihat Fadli Zon yang menjabat sebagai menteri menggantikan Edhy Prabowo.
Karena di satu sisi, Fadli Zon dikenal merupakan tokoh yang lantang dalam memberikan kritik dan sorotan terhadap pemerintah.
"Kalau saya pribadi boleh memilih, boleh berharap, itu penginnya Fadli Zon jadi menteri," kata M Qodari.
"Akan sangat menarik untuk melihat Pak Fadli Zon yang selama ini sangat fasih dalam mengkritik pemerintah kemudian duduk di jabatan eksekutif. Kita lihat kinerjanya seperti apa," terangnya.
Baca juga: Sempat Curigai Edhy Prabowo, Dedi Mulyadi Ungkap Dalih sang Menteri KKP: Kita Minta Dicabut
Meski begitu, dirinya merasa kecil kemungkinan juga Fadli Zon yang ditunjuk sebagai menteri KKP.
Menurutnya, ketika Fadli Zon yang ditarik masuk ke kabinet justru semakin menimbulkan kesan negatif terhadap pemerintah.
"Tetapi saya lihat kemungkinan kecil karena Pak Fadli Zon ini memang dia punya tugas untuk 'merawat' dukungan dari kalangan basis yang notabene itu berseberangan dengan Pak Jokowi," terangnya.
"Jadi saya cenderung mengatakan atau melihat itu arahnya ke Pak Sandi Uno dan Sugiono, karena Sufmi Dasco sudah Wakil Ketua DPR, kemudian Ahmad Muzani itu sekjen tugasnya berat, sekaligus ketua fraksi.
"Jadi sementara ini antara Sandiaga Uno dan Sugiono," ungkap M Qodari.
Namun untuk Sandiaga Uno, M Qodari menilai tetap ada pertimbangan tersendiri, baik dari pemerintah maupun Prabowo Subianto.
Pertimbangan tersebut tidak lain berkaitan dengan Pilpres 2024.
"Dan akan sangat menarik juga kalau yang ada di situ nanti adalah Sandi Uno karena Sandi Uno akan punya panggung sesuatu yang tidak dimilikinya pada hari ini menuju perjalanan ke 2024 yang akan datang," pungkasnya.
Simak videonya mulai menit ke- 1.17:
Edhy Prabowo: Mungkin Banyak yang Terkhianati
Sebanyak tujuh orang telah ditetapkan sebagai tersangka oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), pada Rabu (25/11/2020) malam, satu di antaranya adalah Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP) Edhy Prabowo.
Ketujuh orang itu menjadi tersangka dalam kasus suap terkait perizinan tambak, usaha , dan atau pengelolaan perikanan atau komoditas perairan sejenis lainnya tahun 2020.
Seusai menjadi tersangka, Edhy menyampaikan permohonan maafnya kepada sejumlah pihak.

Dikutip dari YouTube Kompastv, Rabu (25/11/2020), Edhy awalnya menyampaikan permohonan maafnya kepada ibunya.
"Saya mohon maaf kepada ibu saya, dan saya yakin hari ini nonton di TV," kata Edhy.
Edhy kemudian meminta agar ibunya yang telah berada di usia senja supaya tetap tegar.
Orang paling dekat dengan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto itu kemudian menyatakan akan bertanggung jawab atas hal yang ia perbuat.
"Saya masih kuat dan saya akan bertanggung jawab terhadap apa yang menjadi, yang terjadi," ujar dia.
Baca juga: Di Mata Najwa, Ali Ngabalin Menangis Jelaskan Penangkapan Edhy Prabowo: Beliau Sangat Koorporatif
Selanjutnya, Edhy menyampaikan permohonan maaf kepada masyarakat Indonesia.
Edhy menegaskan selama menjabat sebagai Menteri KKP, dirinya tidak hanya sekadar pencitraan.
"Mungkin banyak yang terkhianati, seolah-olah saya pencitraan di depan umum, itu tidak, itu semangat," papar dia.
"Ini adalah kecelakaan yang terjadi."
Edhy mengatakan dirinya akan bertanggung jawab penuh atas kesalahan yang ia perbuat.
Ia mengatakan akan mengikuti pemeriksaan terkait kasus yang menjeratnya kini.
"Saya tidak lari dan saya akan beberkan apa yang menjadi, yang saya lakukan," kata Edhy.
"Ini menjadi tanggung jawab penuh saya kepada dunia dan akhirat," tambahnya. (TribunWow/Elfan/Anung)