Terkini Daerah
Siswi SMP di Samarinda Dicabuli Ayah Tiri hingga Hamil, Pelaku Lakukan Aksinya saat Siang Hari
Seorang siswi kelas VII Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Samarinda, Kalimantan Timur menjadi korban pencabulan oleh ayah tirinya.
Editor: Mohamad Yoenus
Iptu Teguh Wibowo tak bisa merincikan, lantaran pada saat pemeriksaan, korban tidak terlalu banyak ingat lagi perbuatan asusila yang dilakukan ayah tirinya ini.
Berdasar laporan Kepolisian, dan pemeriksaan pada korban asusila.
Pada September, Oktober dan November 2019 lalu korban mendapat tindakan asusila yang dilakukan pelaku PS.
Hingga akhirnya aksi kembali terulang dan dilakukan pada 15 Maret 2020 serta Juli 2020, ini pun hasil keterangan yang diingat oleh korbannya.
Baca juga: Menteri KKP Edhy Prabowo Ditangkap KPK, Ini Daftar Kekayaannya, Punya Tanah Senilai Rp 4,3 Miliar
Lakukan Aksinya saat Siang Hari
Perbuatan pelaku PS leluasa dilakukan, saat ibu kandung korban pergi berjualan, tepatnya pada siang hari.
"(Perbuatan asusila dilakukan) Ketika situasi rumah sepi, pelaku dan korban dalam satu rumah. Tapi saat ibunya bekerja, saat korban akan mandi, belum sampai di kamar mandi ditarik oleh pelaku, dibawa ke dapur dan disinilah pelaku mendapat tindakan asusila, pelaku saat diinterogasi meminta dilayani, begitu bahasanya," jelas Iptu Teguh Wibowo.
Perbuatan yang sudah kerap kali dilakukan pelaku pada anak tirinya saat ibunya bekerja, akhirnya terbongkar ketika sang bibi melihat kecurigaan pada tingkah laku korban.
Bibi korban menyarankan pada ibu kandung gadis malang ini untuk menanyakan perihal perubahan sikap korban.
Anak kedua dari tiga bersaudara ini terus bungkam ditanya perihal perubahan sikapnya.
Sang ibu pun tak lagi menanyai.
Baca juga: Kata Ganjar soal Suami Bupati Brebes dan 36 Pegawai Pemkab Positif Covid-19 setelah Tur ke Bromo
Cek ke Tenaga Medis
Hingga suatu hari bibi nya, memberitahu ibu kandung korban untuk mengecekkan anaknya ke dokter, karena tak hanya perubahan sikap, namun kejanggalan pada alur menstruasi korban juga ikut membuat sang bibi dan ibu curiga.
Ibu dan bibi korban awalnya berniat mengecek kondisi kesehatan korban, lantaran tak kunjung menstruasi.
Tak menaruh sama sekali kecurigaan perihal kehamilan anak perempuannya ini, karena tubuh korban yang memang sedari awal agak berisi, jadi terlihat tak menunjukkan perubahan pada perut.