Breaking News:

Terkini Nasional

Mengaku Rugi Jadi Eksportir Benur, Fahri Hamzah Tak Dipercaya Najwa Shihab: Sumpah Rugi Bangkrut Gua

Politikus Partai Gelora, Fahri Hamzah termasuk pihak yang dapat perizinan eksportir benih lobster atau benur oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan.

Penulis: Elfan Fajar Nugroho
Editor: Atri Wahyu Mukti
Youtube/Najwa Shihab
Politikus Partai Gelora, Fahri Hamzah mengaku rygi menjadi eksportir benih lobster atau benur, dalam acara Mata Najwa, Rabu (25/11/2020). 

TRIBUNWOW.COM - Politikus Partai Gelora, Fahri Hamzah termasuk pihak yang mendapatkan perizinan jadi eksportir benih lobster atau benur oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP).

Namun dirinya menegaskan perizinannya tersebut didapat dengan cara transparan dan benar.

Meski begitu, Fahri Hamzah mengaku justru mengalami rugi menjadi eksportir benur.

Ilustrasi benih lobster
Ilustrasi benih lobster (BKIPM)

Baca juga: Ditetapkan Jadi Tersangka, Menteri KKP Edhy Prabowo: Mungkin Banyak yang Terkhianati

Baca juga: Siap Bongkar Kasusnya Sendiri, Edhy Prabowo Mundur dari Menteri KKP dan Gerindra: Saya akan Beberkan

Hal itu diungkapkannya dalam acara Mata Najwa, Rabu (25/11/2020).

Dalam kesempatan tersebut, Fahri Hamzah mulanya mengungkapkan perbandingan harga beli dari nelayan dan harga jualnya.

Menurutnya, perbandingan harga jual dan harga beli tidak cukup untuk menutup biaya produksi, mulai dari biaya karantina, biaya cukai hingga cargo.

"Peraturannya mengatakan harga di nelayan tuh tidak boleh di bawah Rp 5 ribu. Tetapi begitu dicek harganya di pasar internasional di bawah Rp 1 dolar, bisa-bisa cuman Rp 10 ribu-11 ribu," ujar ujar Fahri Hamzah.

"Mengetahui rantai biaya cost of production di tubuh pemerintah saja bayar karantina, bayar cukai, bayar cargo dan lain-lain itu kita hitung-hitung, warna berubah harga jatuh, ya enggak cukup," jelasnya.

Oleh karenanya Fahri Hamzah mengaku tidak ada pilihan lain selain berhenti menjadi eksportir benur.

"Makanya saya keputusannya berhenti," kata Fahri Hamzah.

Mendengar keluhan dari Fahri Hamzah yang mengaku mengalami kerugian, presenter Najwa Shihab masih tidak percaya.

Najwa Shihab masih terus mengejar jawaban Fahri Hamzah soal harga jual dari perusahaan eksportirnya.

"Jadi tadi kalau misal nelayan dapat Rp 5 ribu, yang Anda bisa jual berapa Bang Fahri?," tanya Najwa Shihab.

Baca juga: Edhy Prabowo Resmi Jadi Tersangka, Fadli Zon: Semoga Bisa Juga Temukan Harun Masiku

Lagi-lagi, Fahri Hamzah tidak mengungkapkan harga jual secara pasti.

Mantan Wakil Ketua DPR itu justru mengeluhkan rendahnya harga jual karena sudah dipatok oleh penerima dari Vietnam.

"Harganya ditekan dari Vietnam, makanya waktu itu saya bilang sebaiknya para penjual itu deal sendiri," 

"Anda belum menjawab jadi dapat berapa?," tanya Najwa Shihab kembali.

"Rugi Na, ya Allah, sumpah rugi, bangkrut gua dua kali, udah tutup," tegas Fahri Hamzah.

Meski begitu, dirinya memastikan dari pihak nelayan tetap untung karena hasil benih losbternya tetap dihargai tidak di bawah Rp 5 ribu.

"Ya nelayan tetap untung," pungkasnya.

Simak videonya mulai menit ke- 5.38:

Dedi Mulyadi Sebut Usaha Benih Lobster Tidak Logis

Benih lobster belakangan ramai dibicarakan lantaran sebelumnya Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP) Edhy Prabowo ditangkap oleh KPK.

Edhy Prabowo ditangkap tangan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sepulangnya dari Amerika Serikat di Bandara Soekarno-Hatta pada Rabu (25/11/2020).

Menanggapi itu, Anggota DPR Komisi IV fraksi Partai Golkar, Dedi Mulyadi mengaku biasa saja dengan penangkapan Edhy.

Sedangkan sebelumnya, Dedi sering lantang menolak kebijakan Edhy soal ekspor benih lobster.

"Ya biasa saja lah, di Indonesia ini kan segala kemungkinan akan terjadi gitu."

"Jadi kita tidak terlalu kaget dengan persoalan yang terjadi termasuk hari ini, di Indonesia ini kan apapun bisa terjadi," komentar Dedi di acara Mata Najwa pada Rabu malam.

Saat ditanya apakah ada kejanggalan dalam proses kebijakan Edhy, Dedi enggan mengomentarinya.

Pasalnya sejak awal dia sudah tidak setuju dengan ide tersebut.

Sehingga ia tidak mau mengurusi lebih dalam keputusan Edhy tersebut.

"Tetapi saya sejak awal sudah saya sampaikan, tidak logis kita melakukan ekspor benih lobster," katanya.

Ia mengatakan ekspor benih lobster itu tidak logis dan merugikan.

Seperti yang diungkapkan Politisi Partai Gelora, Fahri Hamzah.

Fahri Hamzah sendiri merupakan eksportir benih lobster.

"Buktinya Bang Fahri rugi, sudah Bang Fahrinya rugi, sudah negaranya rugi."

"Jadi kenapa kita melakukan ekspor yang merugikan banyak orang?" katanya.

Baca juga: Pernyataan Lengkap Edhy Prabowo setelah Ditetapkan sebagai Tersangka Suap: Ini Adalah Kecelakaan

Mantan Bupati Purwakarta ini mengatakan, dirinya yang tidak setuju dengan kebijakan ini sudah tidak mau ikut campur dalam teknis dan prosesnya.

"Saya tidak bicara teknis pengelolaan ekspor benih lobster, kan dari awal saya tidak setuju, kalau dari awal tidak setuju saya tidak akan lagi mempersoalkan siapa pemenangnya, pengelolanya, dan siapa yang diuntungkan," kata dia.

Menurutnya, bagaimanapun cara benih ekspor dilakukan, tetap saja kebijakan ini merugikan rakyat.

"Karena bagi saya apapun yang dilakukan merugikan negara, walau resmi, sesuai prosedur, sesuai standar, tetap saja," kritiknya.

Lantaran tak mau berurusan lebih dalam kebijakan tersebut, Dedi mengaku tak tahu Edhy tiba-tiba ditangkap oleh KPK.

"Kalau mencium terlalu jauh jaraknya, di laut dan saya di darat jadi terlalu jauh untuk mencium," kata Dedi. (TribunWow/Elfan/Gipty)

Tags:
Benih LobsterFahri HamzahNajwa ShihabEdhy PrabowoKPK Tangkap Edhy Prabowo
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved