KPK Tangkap Menteri Edhy Prabowo
Edhy Prabowo Bukan Kasus Baru, Pakar Sebut Menteri KKP Sudah Bahan Gosip di KPK: Bahasanya Ke-gap
Pakar hukum Asep Iwan Iriawan menanggapi tertangkapnya Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP) Edhy Prabowo pada Rabu (25/11/2020) dini hari.
Penulis: Brigitta Winasis
Editor: Ananda Putri Octaviani
TRIBUNWOW.COM - Pakar hukum Asep Iwan Iriawan menanggapi tertangkapnya Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP) Edhy Prabowo pada Rabu (25/11/2020) dini hari.
Dilansir TribunWow.com, hal itu ia sampaikan dalam tayangan Breaking News di Kompas TV.
Tertangkapnya Edhy Prabowo diduga terkait perizinan ekspor bibit lobster atau benur.

Baca juga: Menyusul Penangkapan Edhy Prabowo, Mahfud MD Ungkit Percakapan dengan Ketua KPK: Saya akan Back Up
Diketahui kebijakan tersebut menuai kritik dari banyak pihak karena dampaknya terhadap lingkungan dan kesejahteraan nelayan.
Menanggapi hal itu, Asep mengungkapkan permainan bisnis bibit lobster bukan hal baru.
"Bermainnya usaha dan penguasa cerita lobster ini tidak saat ini," kata Asep Iwan Iriawan.
Menurut Asep, permainan bisnis benur sudah bertahun-tahun terjadi.
Permainan itu sempat terhenti melalui kebijakan mantan Menteri KKP Susi Pudjiastuti.
Namun ketika berganti kepemimpinan, Edhy Prabowo melanjutkan izin ekspor bibit lobster.
"Bahkan bertahun-tahun yang lalu cerita kejahatan di laut ini, bagaimana saya katakan permainan ini," tutur Asep.
"Dan ini berlanjut. Berhenti itu ketika menterinya Susi. Setelah menterinya Susi, permainan ini berulang lagi," jelasnya.
Tidak hanya itu, ia menyebutkan kasus Edhy Prabowo sudah menjadi bahan pembicaraan di kalangan pejabat tinggi, termasuk di KPK.
"Ini sudah bahan gosip di kalangan mereka, sudah saling tahu," ungkap pakar hukum tersebut.
Baca juga: KPK Tangkap Menteri KKP Edhy Prabowo, Berikut Sederet Konflik dengan Susi Pudjiastuti, Saling Sindir
Menurut Asep, Edhy hanya tengah terpergok oleh KPK.
"Sampai di KPK, ya, kata anak-anak sekarang bahasanya ke-gap, lah," komentar Asep.
Meskipun begitu, ia menilai penangkapan ini direncanakan dengan matang, mengingat kinerja KPK saat ini diawasi Dewan Pengawas.
"Kalau ke-gap, saya yakin seyakin-yakinnya bahwa dari partai dan dari penguasa, dia akan tertangkap. Tidak sembarangan," terang Asep.
"Apalagi dengan yang bersangkutan sedang di luar negeri 'kan. Ketika di luar negeri, ditunggu kedatangannya," tambahnya.
Dikutip dari Kompas.com, Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron mengonfirmasi penangkapan tersebut.
Ia juga membenarkan kasus tersebut terkait ekspor bibit lobster.
"Benar KPK tangkap, berkait ekspor benur," kata Ghufron, Rabu.
Edhy ditangkap di Bandara Soekarno-Hatta bersama sejumlah orang dari Kementerian Kelautan dan Perikanan serta anggota keluarganya.
"Tadi pagi (ditangkap) jam 01.23 di Soetta (Bandara Soekarno-Hatta). Ada beberapa dari KKP dan keluarga yang bersangkutan," terang Ghufron.
Lihat videonya mulai menit 14.00:
Ungkap Permainan Besar di Bibit Lobster: Mengerikan
Dalam tayangan yang sama, pakar hukum Asep Iwan Iriawan kemudian menyampaikan tanggapannya dalam tayangan Breaking News di Kompas TV, Rabu (25/11/2020).
Diketahui kebijakan tersebut kemudian ditentang keras oleh mantan Menteri KKP Susi Pudjiastuti.
"Masalah lobster ini 'kan tidak hanya saat ini, sebelumnya juga sudah dibicarakan kebijakan yang dahulu, Bu Susi, dengan yang sekarang," ungkap Asep.
Menurut Asep, ada permainan bisnis dalam kebijakan ekspor benih lobster tersebut.
Tidak hanya itu nilai permainan bisnis ini diduga sangat besar.
"Itu ada permainan-permainan dan nilainya sangat besar," papar Asep.
Menurut Asep, wajar jika KPK mencurigai adanya permainan bisnis di dalam kebijakan tersebut, mengingat nilainya.
"Ketika KPK 'mengintip' dan dengan izin Dewan Pengawas, itu tidak aneh bagi saya dan nilainya sangat besar," kata pakar hukum ini.
Baca juga: KPK Tangkap Menteri KKP Edhy Prabowo, Berikut Sederet Konflik dengan Susi Pudjiastuti, Saling Sindir
Asep kemudian menyinggung alasan yang digunakan Edhy Prabowo untuk menggolkan kebijakan ekspor benur, yakni untuk mengendalikan penyelundupan benih lobster.
Namun dalam sebuah investigasi media, terungkap ada permainan di balik keinginan Edhy melegalkan ekspor benih lobster.
"Cuma mengerikan, sekali lagi, kalau setingkat menteri yang kemarin teriak-teriak dengan dalihnya bagaimana ekspor-impor tentang lobster. Itu 'kan orang juga mencurigai karena dalam salah satu majalah tabloid itu dimuat," paparnya.
Asep kemudian mengapresiasi langkah KPK yang menangkap Edhy.
Baca juga: BREAKING NEWS - KPK Benarkan Tangkap Menteri KKP Edhy Prabowo Rabu Dini Hari
"Wajar kalau KPK menangkap. Saya salut, semoga masyarakat menimbulkan kepercayaan kepada KPK, bahwa KPK juga ada kepercayaan dari masyarakat, ini harus dibuka seterang-terangnya," tegas Asep.
Ia berharap kasus tersebut dapat dibuka tuntas, mengingat ada sejumlah pejabat lain yang terlibat.
"Dan ini 'kan tidak melibatkan yang bersangkutan, ada juga sekelilingnya," singgung Asep.
"Ternyata penangkapan ini melibatkan pejabat, melibatkan kroninya," tandasnya. (TribunWow.com/Brigitta)