Terkini Nasional
Kata Pangdam Jaya Dudung Abdurachman soal Polemik dengan Habib Rizieq Shihab: Banyak yang Mendukung
Dudung mengaku biasa saja dengan pro dan kontra yang diterimanya terkait polemik dengan FPI.
Penulis: Mariah Gipty
Editor: Mohamad Yoenus
TRIBUNWOW.COM - Perintah Pangdam Jaya, Mayjen TNI Dudung Abdurachman soal pencopotan sejumlah atribut Front Pembela Islam (FPI) menimbulkan pro dan kontra di masyarakat.
Tak hanya mendapat pujian atas tindakannya itu, Dudung Abdurachman juga mendapat kritikan dari banyak pihak.
Berdasarkan wawancara khusus Tribun Jakarta dengan Pangdam Jaya di Makodam Jaya, Kramat Jati, Jakarta Timur, Senin (23/11/2020), Dudung mengaku biasa saja dengan pro dan kontra yang diterimanya.

Baca juga: FPI Tolak Penurunan Baliho Habib Rizieq Shihab oleh Satpol PP, Pangdam Jaya: Emang Dia Siapa?
Dudung mengatakan bahwa dirinya tak mau ambil pusing.
Terpenting baginya adalah menjalankan tugas membantu pemerintah daerah.
Menurut Dudung, Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) sudah kewalahan dengan banyaknya spanduk, baliho FPI di sejumlah ruas jalan.
"Menurunkan baliho itu kita membantu pemerintah daerah juga. Kalau Satpol PP engga sanggup ya kita bantu."
"Hukum tertinggi adalah menjaga keselamatan rakyat," tegas Dudung.
Dudung menegaskan pencopotan baliho yang menyalahi aturan itu bukan hanya milik FPI.
Semua atribut yang tidak terpasang sesuai izin akan ia copot.
Menurut Dudung, segala celaan, tuduhan negatif yang dikirimkan kepadanya hanyalah bagian dari kehidupan.
Sehingga ia merasa biasa saja.
Namun, Dudung yakin bahwa tindakannya itu lebih banyak yang mendukung.
"Saya mengikuti polemik, ada yang pro dan kontra. Istilahnya di rekayasa di saya begini, saya begitu, ya itulah dinamika kehidupan."
"Ya ini kan orang yang gak paham ini terjadi seperti apa. Ya wajar lah. Saya biasa aja, banyak yang mendukung. Tapi kebanyakan yang mendukungnya," kata dia.
Meski mendapat banyak dukungan, Dudung merasa itu belum pantas baginya.
Pasalnya, tindakannya itu hanya sebagai tanggung jawab sebagai Pangdam Jaya.
"Kalau saya tidak layak menerima ucapan dan dukungan seperti itu. Yang jelas saya melaksanakan tugas sebagai Pangdam Jaya dan juga tidak mengharapkan seperti itu jadi biasa aja," lanjutnya.
Mayor 55 tahun ini mengatakan, perihal polemiknya dengan baliho-baliho juga tidak mempengaruhi kehidupannya.
Bahkan keluarga juga mendukung apa yang telah dilakukannya.
Baca juga: Spanduk Habib Rizieq Dicopot Paksa, FPI Minta Keadilan: Baliho Revolusi Mental juga Diturunkan
Mendapat Dukungan dari Sejumlah Artis
Terkait tindakannya itu, Dudung kini mendapat dukungan berbagai elemen masyarakat.
Komunitas, perusahaan, hingga sejumlah artis menyatakan dukungannya bagi pria asal Bandung, Jawa Barat ini.
Mulai dari Narji hingga Chika Jessica mendatangi Dudung di Makodam Jaya, Kramat Jati, Jakarta Timur, Senin.
"Kami ingin memberikan bentuk empati dan rasa terima kasih kami kepada TNI dengan menjaga persatuan dan kesatuan NKRI dan juga menjaga protokol kesehatan di seluruh wilayah Indonesia, khususnya di DKI Jakarta."
"Saya atas nama pribadi, sebagai masyarakat biasa sekali lagi mengucapkan terima kasih dan tetap semangat kepada TNI," ujar Narji.
Sebagai bentuk dukungan, para artis itu juga membawakan sejumlah buket bunga bagi Dudung.

FPI Minta Keadilan soal Polemik Baliho Dicopot
Kuasa hukum Front Pembela Islam (FPI) Aziz Yanuar meminta keadilan bagi penurunan paksa baliho terkait Imam Besar FPI Muhammad Rizieq Shihab alias Habib Rizieq.
Dilansir TribunWow.com, hal itu ia sampaikan dalam tayangan Sapa Indonesia Malam di Kompas TV, Minggu (22/11/2020).
Diketahui sejumlah baliho bermuatan gambar Rizieq dan ajakan "revolusi ahlak" di berbagai daerah di Jakarta diturunkan oleh anggota TNI.

Baca juga: Spanduk Habib Rizieq Dicopot, FPI: Itu Baliho Milik Masyarakat, Seakan-akan Dibenturkan dengan TNI
Pangdam Jaya Mayjen Dudung Abdurachman mengakui penurunan baliho tersebut atas perintahnya.
Menanggapi hal itu, Aziz menilai ada ketidakadilan dalam menindak ormas FPI.
Ia berpendapat ada isu politik yang terlibat dalam penurunan baliho-baliho terkait FPI tersebut.
"Kita menyikapi sebagaimana sudah kita sampaikan sebelumnya, bahwa ini adalah bagian dari kebijakan politik negara terhadap kami," kata Aziz Yanuar.
Menurut dia, kebijakan tersebut terkesan tidak adil.
"Kemudian yang kedua kita minta kebijakan politik negara ini harus bersikap adil," tegasnya.
Diketahui hal yang dikecam Pangdam Jaya adalah ajakan "revolusi akhlak" yang digaungkan Rizieq Shihab.
Ajakan itu dinilai dapat menimbulkan perpecahan di antara umat beragama.
Selain itu, "revolusi akhlak" mirip dengan seruan "revolusi mental" yang menjadi satu dari isi kampanye Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Baca juga: Mantan Kepala Bais TNI Setuju Pangdam Jaya Turunkan Baliho Rizieq Shihab: Sebelum Bangsa Hancur
Aziz menegaskan seharusnya baliho yang mengajak "revolusi mental" dan baliho berisi kampanye pilkada seharusnya diturunkan karena tidak sesuai aturan pemasangan.
"Artinya baliho revolusi mental juga diturunkan. Baliho-baliho pilkada juga diturunkan," komentar Aziz.
"Sama-sama juga, mereka (baliho) kalau jatuh menimpa pengemudi atau pengendara motor 'kan berbahaya," ungkitnya.
Diketahui Pangdam Jaya juga menyorot pemasangan baliho FPI tidak sesuai peraturan daerah (perda) setempat yang berlaku.
Aziz lalu meminta keadilan dalam hal itu.
"Artinya kalau memang ini bagian dari kebijakan politik negara, mari kita bersikap adil," tegas Aziz Yanuar.
"Sederhana aja kok, kami juga yakin rakyat Indonesia semuanya ingin yang namanya keadilan. Makanya kami minta keadilan," tandasnya.
Lihat videonya mulai menit 4.30:
(TribunWow.com/Mariah Gipty)
Sebagian artikel ini diolah dari Tribun Jakarta dengan judul Ini Kata Pangdam Jaya Terkait Polemik HRS: Mulai Dari Perasaannya Hingga Kehidupan Pribadinya dan Datangi Kodam Jaya, Sejumlah Artis Tanah Air Berikan Apresiasi Kepada Pangdam Jaya Mayjen TNI Dudung