Habib Rizieq Shihab
Terjegal Masalah Prokes, Habib Rizieq Tetap Keliling Indonesia? FPI Sindir: Ulama Lain Tak Disanksi
Pihak Front Pembela Islam (FPI) membahas rencana safari dakwah yang akan dilakukan pemimpinnya, Muhammad Rizieq Shihab, atau Habib Rizieq.
Penulis: Brigitta Winasis
Editor: Atri Wahyu Mukti
TRIBUNWOW.COM - Pihak Front Pembela Islam (FPI) membahas rencana safari dakwah yang akan dilakukan pemimpinnya, Muhammad Rizieq Shihab, atau dikenal dengan Habib Rizieq.
Dilansir TribunWow.com, hal itu disampaikan Ketua DPP FPI Slamet Ma'arif dalam tayangan Mata Najwa di kanal YouTube Najwa Shihab, Rabu (18/11/2020).
Diketahui acara yang dibuat Rizieq sebelumnya berbuntut panjang, karena dinilai mengabaikan protokol kesehatan (prokes) yang seharusnya ditaati selama Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).

Baca juga: Cecar Fadli Zon, Najwa Shihab Minta Kritisi Acara Habib Rizieq: Lagi-lagi Kritiknya ke Pemerintah
Namun dalam sambutannya kepada para simpatisan FPI, Rizieq menyinggung rencana melanjutkan safari dakwah ke berbagai daerah di Indonesia.
Slamet Ma'arif lalu menanggapi hal tersebut.
"Imam Besar kita enggak pernah mundur. Gagasan revolusi akhlak yang beliau gaungkan dan beliau pimpin akan tetap berjalan," tegas Slamet.
"Konsolidasi dan safari dakwah yang kami agendakan, kami pastikan akan terus berjalan dengan melihat situasi dan keadaan yang ada," lanjutnya.
Selanjutnya, ia menyebutkan, Rizieq akan menentukan langkah dan strategi sesuai situasi yang berkembang.
Ia memberi contoh beberapa pelanggaran lain yang menurutnya harus ditindak tegas layaknya Habib Rizieq.
"Contoh misalkan Habib Rizieq sudah mengurangi jumlah umat yang banyak, tapi di satu sisi ulama yang lain yang selama ini dianggap problem dengan pemerintah dibiarkan mengumpulkan umat ribuan, tidak pernah disanksi," ungkapnya.
Baca juga: Fadli Zon Klaim Jutaan Orang Jemput Habib Rizieq, Susah Payah ke Bandara: Pengakuan Itu dari Rakyat
Selain itu, ia menyinggung kemungkinan kerumunan massa pada masa kampanye pilkada yang akan datang.
Tidak hanya itu, Slamet menilai ada banyak acara organisasi masyarakat (ormas) yang dibiarkan berkerumun.
"Kemudian di pilkada besok ternyata ada kerumunan massa yang dipertontonkan," ungkit ustaz tersebut.
"Kemudian ada ormas lain juga berlaku yang sama," kata Slamet.
Ia menilai hal ini tidak adil bagi Rizieq dan para pendukungnya.
"Terus hanya Habib Rizieq yang enggak boleh, enggak adil juga dong," tandas Slamet.
Diketahui kerumunan massa tersebut menimbulkan pertanyaan terhadap ketegasan Pemprov DKI Jakarta dalam menerapkan PSBB, sehingga membuat Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan diperiksa Polda Metro Jaya.
Imbas lain akibat acara Rizieq tersebut adalah pencopotan Kapolda Metro Jaya Irjen Nana Sudjana dan Kapolda Jawa Barat Irjen Rudy Sufahriadi dari jabatan mereka karena dianggap lalai memastikan protokol kesehatan untuk mencegah penularan Covid-19.
Lihat videonya mulai dari awal:
Pengamat: Aparat Ciut Nyalinya Melihat Massa Habib Rizieq
Pengamat kebijakan publik Trubus Rahadiansyah menanggapi kerumunan massa pada acara yang diselenggarakan Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Muhammad Rizieq Shihab alias Habib Rizieq.
Dilansir TribunWow.com, hal itu ia sampaikan dalam tayangan Sapa Indonesia Pagi di Kompas TV, Selasa (17/11/2020).
Diketahui sejak kepulangan Rizieq dari Arab Saudi, ulama tersebut disambut meriah oleh ribuan simpatisan FPI.
Baca juga: Pasca Nikahan Najwa Shihab Anak Habib Rizieq Shihab, Lurah Petamburan Reaktif Covid-19
Trubus kemudian menanggapi pelanggaran protokol kesehatan yang seharusnya diterapkan selama pandemi Covid-19 tersebut.
"Menurut saya ini memang ada kesan di publik itu ada pembiaran," komentar Trubus Rahardiansyah.
"Sehingga yang terjadi adalah masyarakat itu berkerumun," lanjutnya.
Ia mengakui Rizieq memang memiliki massa pendukung yang besar.
Hal itu dibuktikan dengan jumlah ribuan simpatisan FPI yang hadir untuk menyambut kepulangan Rizieq setelah tiga tahun berada di Arab Saudi.

"Kebetulan kegiatan itu (diselenggarakan) tokoh yang kharismatik, dalam hal ini Pak Habib Rizieq, punya massa yang besar," ungkit Trubus.
Meskipun begitu, ia menyayangkan sikap pemerintah dan aparat keamanan yang terkesan enggan menertibkan protokol kesehatan saat kegiatan berlangsung.
"Ini dilihat juga ketegasan dari pemerintah maupun aparat kelihatannya juga agak ciut nyalinya melihat begitu besar massa yang berkumpul di situ," papar pengamat dari Universitas Trisakti ini.
Baca juga: Banjir Kritikan soal Habib Rizieq Mantu, Anies Baswedan Ngaku Serius Hadapi Covid: Beda Perilakunya
Trubus menyinggung berulang kali terjadi kerumunan massa yang mengkhawatirkan.
Diketahui acara Maulid Nabi Muhammad dan pernikahan putri Rizieq, Najwa Shihab, di kawasan Petamburan, Jakarta Utara, turut mengundang para tamu tanpa protokol kesehatan yang ketat.
"Itu 'kan sudah berulang-ulang sejak penjemputan, pelanggaran protokol kesehatan," singgung Trubus.
"Dulu saya berharap itu sudah terakhir pada saat penjemputan, terus tidak ada lagi pelanggaran protokol kesehatan," ungkapnya.
"Tapi ternyata berulang-ulang sampai pada kasus hajatan," tambah Trubus.
Ia menambahkan, pelanggaran protokol kesehatan oleh Rizieq ini terkesan ada kesengajaan.
Hal itu Trubus sampaikan mengingat Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mengaku sudah memperingatkan Rizieq tentang kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang masih berlangsung.
"Ini semua jelas bahwa protokol kesehatan itu dilanggar dan ada unsur kesengajaannya, jadi tidak terjadi secara tiba-tiba," tambahnya. (TribunWow.com/Brigitta)