Pilpres Amerika Serikat 2020
Biden Jadi Presiden AS, Pengamat Ungkap Cara Indonesia Bisa Ambil Keuntungan: Rupiah Menguat
Kemenangan Joe Biden dalam pemilihan presiden (Pilpres) Amerika Serikat 2020 menjadi sentimen positif bagi pasar keuangan Indonesia.
Editor: Rekarinta Vintoko
TRIBUNWOW.COM - Kemenangan Joe Biden dalam pemilihan presiden (Pilpres) Amerika Serikat 2020 menjadi sentimen positif bagi pasar keuangan Indonesia.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan nilai tukar rupiah menguat seiring masuknya aliran modal asing.
Menurut Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Bhima Yudhistira, investor mulai kembali menanamkan dananya di negara-negara emerging market dalam merespons kemenangan Biden.
Baca juga: CEO Facebook dan Twitter Kembali Duduk di Kursi Panas Kongres AS, Bahas Konten Trump terkait Pilpres
Investor melihat Biden akan mampu menurunkan eskalasi perang dagang AS dan China, penanganan Covid-19 yang akan lebih serius, serta stimulus ekonomi AS akan lebih besar.
Ini menjadi pertanda akan pulihnya ekonomi di negara adidaya tersebut bahkan secara global.
"Sehingga dana asing pun sudah masuk ke bursa, IHSG rebound, rupiah menguat. Pasar menyambut gembira kemenangan Biden," ujarnya dalam diskusi virtual mengenai Dampak Pilpres AS Terhadap Indonesia, Selasa (17/11/2020).
Baca juga: Penasihat Utama Presiden AS Sebut Kecil Kemungkinan Donald Trump Diumumkan Jadi Pemenang Pilpres
Meski demikian, Bhima menekankan, keuntungan dari kemenangan Biden tak bisa hanya diambil Indonesia dengan meningkatkan investasi di pasar keuangan, melainkan harus diikuti dengan peningkatan investasi langsung asing (foreign direct investment/FDI).
Lantaran, lewat investasi langsung maka akan lebih berdampak pada perekonomian nasional, mengingat dana yang ditanam akan lebih besar dengan jangka waktu yang lama.
Di sisi lain, dapat mendorong penciptaan lapangan kerja.
"Sebenarnya tugas besar kita adalah merubah hot money yang masuk ke portofolio itu menjadi FDI. Investasi yang cenderung serap tenaga kerja. Jadi jangan hanya berputar terus di pasar keuangan, mudah masuk tapi mudah keluar," jelas dia.
Baca juga: Donald Trump Tak Mau Kerjasama Penanganan Covid-19, Biden: Lebih Banyak yang Meninggal
Selain itu, Bhima juga menilai Indonesia harus memperbaiki kesiapan perdagangan untuk bisa mengambil peluang ekspor barang ke AS.
Menurutnya, Indonesia bisa saja kalah dengan Vietnam yang juga menjadikan AS sebagai pasar ekspor.
Ia bilang, bila dibandingkan dengan Vietnam, potensi perdagangan Indonesia ke AS jauh lebih rendah.
Indonesia unggul dalam hal komoditas barang penolong, bahan baku mentah, produk peternakan, kimia dan farmasi, serta kayu.
Sedangkan Vietnam unggul pada komoditas barang modal, barang konsumsi, produk makanan jadi, alas kaki, produk olahan kulit, barang elektronik, logam dasar, barang tambang, serta tekstik dan pakaian jadi.