Terkini Nasional
Ngaku Tak Masalah dengan Habib Rizieq soal Acara Nikah, dokter Tirta: Tapi Saya Ingin Ketuk Hatinya
Dokter Tirta Mandira Hudhi angkat bicara terkait kerumunan massa yang terjadi di acara pernikahan anak Habib Rizieq.
Penulis: Mariah Gipty
Editor: Ananda Putri Octaviani
TRIBUNWOW.COM - Dokter Umum Relawan Covid-19, dokter Tirta Mandira Hudhi angkat bicara terkait kerumunan massa yang terjadi di acara pernikahan anak Pimpinan Front Pembela Islam (FPI), Habib Rizieq Shihab.
Dalam acara itu disebut dihadiri hingga sekitar sepuluh ribu orang.
Dikutip TribunWow.com dari kanal YouTube Official iNews pada Senin (16/11/2020), dokter Tirta menegaskan dirinya tak ada masalah dengan FPI maupun Rizieq.

Baca juga: Deretan Pelanggaran Rizieq Shihab terkait Protokol Kesehatan Covid-19, Pemerintah Dinilai Lemah
Ia juga memaklumi bahwa banyak pengikutnya yang rindu dengan Rizieq setelah tiga tahun berada di Arab Saudi.
"Jadi kalau dari saya sih, saya enggak ada sama sekali ama FPI dan Pak Habib ya."
"Mungkin beliau sudah lama tidak di Indonesia, jadi pulang banyak pendukungnya pengin lihat," kata dokter Tirta.
Namun ia juga meminta agar Rizieq ingat akan perjuangan para relawan Covid-19.
Seperti dirinya yang sudah lama tidak pulang dari rumah.
"Tapi saya ingin mengetuk hatinya Pak Habib, relawan juga delapan bulan enggak pulang itu yang pertama."
"Jadi panitia mohon menahan diri, karena kalau semakin lama ada klaster yang susah nakes juga," ungkap dia.
Lebih lanjut, dokter Tirta membenarkan bahwa panitia memang tidak bisa melarang para jamaah FPI tidak datang.
Pasalnya, larangan itu seharusnya dikeluarkan oleh Pemprov DKI maupun Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BNPB) sebagai penegak peraturan.
Terus kedua omongannya benar, kita enggak bisa melarang, yang berhak melarang adalah BNPB Nasional sebagai satgas Covid dan Pemprov DKI.
"Ya benar omongannya, kita enggak bisa melarang dong, ya benar omongannya enggak bisa melarang, yang bisa melarang kan yang punya aturan, yang bikin peraturan," katanya.
Baca juga: Anies Baswedan Beri Denda Tertinggi Acara Rizieq Shihab di Petamburan, Satgas Covid-19 Apresiasi
Menurut dokter asal Solo ini, apa yang dilakukan Anies kali ini merusak kesan dan kerja keras sang Gubernur selama beberapa bulan terakhir.
Diketahui, Anies selama ini dikenal sebagai Gubernur yang paling tegas dalam mengatasi penyebaran Covid-19.
"Padahal kita tahu Pak Anies dan DKI itu sangat-sangat disiplin selama bulan Maret sampai November awal."
"Dan tiba-tiba imej itu luntur dalam seminggu doang. Jadi ini tantangan buat Pak Anies, Satgas Covid, Satgas Covid Nasional dan BNPB, karena kita sudah sama-sama tahu, kita lama berjuang," lanjutnya.
Lihat menit 8.10:
Anggap Pemprov DKI dan BNPB Takut Massa
dokter Tirta mengaku kecewa pada Pemprov DKI Jakarta.
Pasalnya, Pemprov tengah menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) transisi.
Di mana sudah ada aturan-aturan yang harus ditaati dalam penerapan tersebut.
"Ya saya butuh keadilan saja sebagai relawan, ya kalau PSBB transisi sudah ada Pergubnya, kalau ada yang melanggar ya di sanksi."
"Jadi di sini itu ketegasan gini, dulu ada demo omnibus terus ketika demo omnibus ditakutkan jadi klaster Covid," kata dokter Tirta.
Menurutnya ramainya acara pernikahan sekaligus penjemputan Rizieq di Bandara sebelumnya tidak sesuai dengan kampanye-kampanye Anies selama ini.
"Terus habis itu orang ramai-ramai ngritik di kafe-kafe Jakarta lalu Bekasi, dan ada razia masker yang digembar-gemborkan Pak Anies."
"Cuma kita lihat ini yang kejadian bandara, kedua tentang nikahan, sedangkan kalau nikahan kita harus izin ke Pemprov DKI," kata dia.
Baca juga: Anies Baswedan Beri Denda Tertinggi Acara Rizieq Shihab di Petamburan, Satgas Covid-19 Apresiasi
Tak hanya itu, dokter sekaligus Influencer ini juga kecewa dengan Satuan Tugas (Satgas) Covid-19.
Mereka dan Pemprov DKI dianggap takut dengan massa.
"Ini malah puluhan ribu, didukung BNPB ya udah tengah-tengah kan, mungkin BNPB sama Pemprov DKI takut ama massa, lebih takut ama massa dari pada perjuangan enggak ada relawan."
"Jadi mereka ngizinin seharusnya boleh ya boleh, tidak ya tidak," ungkap dokter Tirta.
Dengan tegas, dokter Tirta menyindir bahwa pihak-pihak berwenang justru takut dengan kerumunan massa.
"Mereka takut massa udah gitu aja, tegas aja, ngapain kita takut ngomong fifthy-fifthy," pungkasnya. (TribunWow.com/Mariah Gipty)