Pilpres Amerika Serikat 2020
Kelompok Ini Tolak Akui Kemenangan Biden di Pilpres AS, Siap Demo Dukung Trump soal Tuduhan Curang
Kelompok milisi sayap kanan terbesar di AS menolak mengakui Presiden AS terpilih Joe Biden sebagai pemimpin yang sah.
Editor: Ananda Putri Octaviani
Para ahli mengatakan teori konspirasi anti-pemerintah selalu menjadi bagian sentral dari etos Oath Keepers.
Rhodes sendiri adalah mantan staf anggota Kongres AS dari Partai Republik Ron Paul dari daerah pemilihan Texas.
Dia adalah lulusan dari Yale Law School, almamater dari tiga dari tujuh hakim yang saat ini menjabat di Mahkamah Agung AS.
Baca juga: Menangi Pilpres AS dengan 306 Electoral Votes, Ini Wilayah Kunci Joe Biden Kalahkan Donald Trump
Klaim Kecurangan Pemilu AS
Meski sudah mengajukan beberapa tuntutan hukum di beberapa negara bagian, Tim Kampanye Trump belum memberikan bukti adanya kecurangan dalam pemilu AS.
Trump juga masih berkeras bahwa adanya kecurangan dalam pemilu AS meski dia tidak mampu menunjukkan bukti yang kuat.
Melalui Twitter, Trump menyebut Biden Hanya menang di mata media yang dia klaim sebagai media palsu.
"Saya tidak mengakui apa pun! Jalan kita masih panjang. Ini adalah pemilihan yang dicurangi!” tulis Trump di Twitter.
Dalam beberapa menit, unggahan Trum tersebut ditandai Twitter sebagai klaim yang disengketakan.
Baca juga: Tolak Proses Transisi Pemerintahan pasca-Kalah di Pilpres AS, Donald Trump Lanjutkan Gugatan Hukum
Twitter telah menandai lusinan twit Trump sejak pemilu AS dimulai karena menyebarkan teori konspirasi tentang pemilu.
Terlepas dari upaya perusahaan teknologi seperti Twitter dan Facebook untuk mengekang penyebaran informasi yang salah di platform mereka, retorika kampanye Trump memiliki efek yang nyata pada kepercayaan pemilih dalam proses pemilihan.
Dalam aksi demo di Washington DC pada Sabtu tersebut, para demonstran memberikan berbagai teori kepada The Independent tentang bagaimana pemilu AS telah dicurangi. (*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Jika Biden Dilantik Jadi Presiden AS, Kelompok Sayap Kanan Ini Bersumpah Tak akan Mengakuinya"