Terkini Nasional
Ini Agenda Habib Rizieq setelah Tiba di Indonesia, FPI: Akan Kembali Jalankan Perannya
Munarman memaparkan apa saja kegiatan yang akan dilakukan oleh Habib Rizieq setelah tiba di Indonesia
Penulis: anung aulia malik
Editor: Atri Wahyu Mukti
TRIBUNWOW.COM - Pemimpin organisasi masyarakat (ormas) Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Shihab dijadwalkan akan tiba di Indonesia pada 10 November 2020 mendatang.
Pria yang terkenal sebagai tokoh oposisi pemerintah itu juga menegaskan dirinya tidak memiliki masalah apapun dengan otoritas Arab Saudi.
Habib Rizieq juga telah memiliki rencana untuk kembali melakukan berbagai kegiatan setibanya di Indonesia.

Baca juga: Persiapan FPI Jelang Habib Rizieq Pulang ke Indonesia, Agenda Besar di Bandara hingga Kondisi Rumah
Agenda Habib Rizieq disampaikan oleh Sekretaris Umum FPI Munarman pada acara Kabar Petang tvOne, Minggu (8/11/2020).
Awalnya, Munarman menyampaikan bahwa sudah menjadi hak Habib Rizieq untuk kembali ke Indonesia sebagai warga negara.
"Itu semua hak Habib Rizieq," kata Munarman.
Ia menjelaskan, Habib Rizieq akan kembali menjalani rutinitasnya setelah sampai di Indonesia.
"Ke depan, Habib Rizieq ini akan kembali menjalankan perannya," kata Munarman.
Kegiatan yang akan dilakukan oleh Habib Rizieq di antaranya adalah menjalani kegiatan sebagai dai, mengurus pesantren, lalu menikahkan anaknya.
"Ini hak-hak warga negara yang tak bisa dihalangi," tegas Munarman.
"Beliau pulang untuk keperluan mengurus keluarga, mengurus pesantrennya, mengajarkan ilmu agama, melakukan tabligh."
Munarman berkali-kali menekankan bahwa Habib Rizieq berhak untuk pulang dan tidak bisa dicegah.
"Ini tidak bisa dicegah," ujar dia.
Simak video selengkapnya mulai menit ke-8.40:
Baca juga: Habib Rizieq Ancam Pihak yang Sebut Overstay, Mahfud MD: Seumpama Saya Mau Dilaporkan, Laporkan
Mahfud MD Ungkit Video Sumpah Habib Rizieq
Sebelumnya, Politisi dari Partai Gerindra Fadli Zon menyindir pemerintah soal isu kepulangan ulama Habib Rizieq Shihab (HRS).
Lewat akun Twitter-nya, @fadlizon mengunggah sebuah berita yang berisi pernyataan dirinya terkait perbedaan sikap pemerintah Indonesia, dalam menangani kasus HRS dan predator seks Reynhard Sinaga di Inggris yang dinilai tidak adil terhadap HRS.
Menjawab sindiran tersebut, Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD mengunggah sebuah video yang berisi sumpah Habib Rizieq.

Baca juga: Mahfud MD: Habib Rizieq Terhalang Pulang Itu Urusannya dengan Pemerintah Saudi, Kita Tahu Masalahnya
Lewat cuitan akun Twitter @mohmahfudmd, Jumat (6/11/2020), di situ terdapat video berdurasi 18 detik yang menampilkan Habib Rizieq mengucap sumpah.
Habib Rizieq dalam video itu bersumpah tidak akan meminta bantuan terhadap pemerintah Indonesia.
"Demi Allah saya bersumpah, saya tidak akan meminta bantuan rezim zalim Indonesia, apalagi mengemis rezim zalim Indonesia untuk cabut cekal saya di Saudi Arabia," ucap Habib Rizieq mengenakan pakaian serba putih.
Pada caption cuitan tersebut, Mahfud menjelaskan bahwa dirinya sudah punya niat baik untuk menghubungi kolega-kolega Habib Rizieq guna membantu Habib Rizieq.
Namun niatnya itu justru dikirimi video sumpah Habib Rizieq.
Mahfud mengungkapkan rasa bingungnya hendak membantu namun di sisi lain mendapat penolakan dari pihak yang ingin dibantu.
Berikut caption lengkap yang ditulis oleh Mahfud.
"Pak Fadli Zon, awal2 saya jadi menkopolhukam sy sdh mencoba menghubungi teman2 yg dekat dgn Rizieq.
Maksud sy akan membantu jika diperlukan. Tapi sy dikirimi video sumpah bhw dia tak mau bantuan pemerintah. Coba lihat ini.
Bgmn kalau kita mau membantu tapi ditolak? Kok salah trs?" tulis Mahfud.
Baca juga: Persoalkan Sikap Mahfud MD soal Habib Rizieq, Babe Haikal dan Munarman: Seorang Menteri Ngomong Gitu
Cuitan tersebut kemudian dibalas oleh Fadli Zon.
Fadli Zon mengaku tidak tahu mengapa Habib Rizieq mengunggah video tersebut.
Ia lalu kembali menyindir soal pemerintah tidak boleh mempersulit persoalan seputar Habib Rizieq.
"Pak @mohmahfudmd, sy tak tahu latar belakang penyataan HRS tsb.
Mungkin sj ada peristiwa atau pengalaman tertentu yg mengiringinya.
Namun kalaupun HRS tak mau minta bantuan pemerintah, bukan berarti boleh dipojokkan atau malah dipersulit. Bukankah begitu?" cuit Fadli Zon.
(TribunWow.com/Anung)