Breaking News:

Penanganan Covid

Hasil Survei Tunjukkan Masyarakat Indonesia Optimis Hadapi Pandemi Covid-19, dr Reisa Sayangkan Ini

Lembaga penelitian dunia Ipsos menilai masyarakat Indonesia sebagai warga yang optimistis menaklukkan pandemi Covid-19.

Editor: Ananda Putri Octaviani
Dokumen Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19
dr Reisa diperkenalkan oleh Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Achmad Yurianto sebagai tim komunikasi publik Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19. 

TRIBUNWOW.COM - Lembaga penelitian dunia Ipsos menilai masyarakat Indonesia sebagai warga yang optimistis menaklukkan pandemi Covid-19.

Berdasarkan survei Ipsos juga, menyatakan 75 persen masyarakat Indonesia optimis ekonomi akan menguat dalam 6 bulan mendatang.

Hal itu disampaikan Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 dr Reisa Brotoasmoro, saat memberikan keterangan pers secara virtual, Jumat (6/11/2020).

Baca juga: Istana Klaim Kandidat Vaksin Covid-19 dari Sinovac Lebih Baik dibanding yang Lain, Ini Alasannya

Baca juga: MUI Berangkat ke Cina untuk Pastikan Kehalanan Vaksin Covid-19, Pemerintah Siap Konsultasi

"Cepat atau lambat, optimisme ini berdasarkan fakta bahwa upaya 3T (testing, tracing dan treatment) pemerintah, terutama treatment atau pengobatan tentunya semakin membaik terus," kata Reisa.

Beberapa alasan optimisme yang ada dalam survei Ipsos dipaparkan Reisa, sebesar 53 persen masyarakat optimis bantuan pemerintah untuk UMKM.

46 persen masyarakat optimis vaksin akan ditemukan, 37 persen masyarakat optimis bantuan tunai untuk masyarakat.

Lalu 32 persen masyarakat optimis stimulus keuangan untuk pemilik usaha dan 30 persen masyarakat optimis terhadap program kartu prakerja.

Optimisme ini, kata Reisa, tak lepas dari disiplin masyarakat menerapkan 3M yaitu memakai masker, menjaga jarak dan mencuci tangan.

Baca juga: Klarifikasi Satgas soal Video Viral Jenazah Pasien Covid-19 Kehilangan Matanya di Probolinggo

Dan juga, laporan pantauan Satgas Penanganan Covid-19 telah menunjukkan sebagian besar masyarakat Indonesia tetap memakai masker dan menjaga jarak saat masa liburan panjang 28 Oktober - 1 November lalu.

Bahkan saat ini disiplin mencuci tangan sudah tidak lepas dari kebiasaan sehari-hari masyarakat Indonesia.

Hal ini juga didukung hasil penelitian dari United Nation Children's Fund (UNICEF) dan Nielsen menunjukkan bahwa cuci tangan paling sering dipraktekkan masyarakat Indonesia.

"Sayangnya, 3M sendiri masih dipraktekkan secara terpisah. Kadang rajin mencuci tangan, tetapi kurang disiplin pakai masker dan lengah menjaga jarak. Yang bagus sih, semuanya harus dilakukan secara bersamaan, satu paket, satu kesatuan. Kalau dilakukan bersamaan maka risiko Covid-19 akan langsung turun drastis, dan penularannya bisa diturunkan sampai 0 persen," ujarnya.

Lalu optimisme lain dari penelitian Ipsos menyebutkan, semangat tinggi dan upaya mencari dan juga menyediakan vaksin Covid-19.

Ada vaksin yang dikembangkan oleh Indonesia sendiri, ada yang kerjasama dengan negara-negara lain dalam kerangka kerjasama global dan multilateral.

Baca juga: Bantah Pencokelan Mata pada Jenazah Pasien Covid-19, Satgas akan Usut: Keluarga Siap Beri Kesaksian

Reisa lalu mengangkat sebuah opini di harian Kompas yang terbit 5 November 2020, yang ditulis Prof Gusti Ngurah Mahardika. Dalam opini tersebut Prof Mahardika menegaskan bahwa vaksin yang akan digunakan adalah vaksin yang pasti aman, dan berkhasiat yang tinggi.

Halaman
12
Sumber: Tribunnews.com
Tags:
SurveiIndonesiaCovid-19Coronadr Reisa Brotoasmoro
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA
KOMENTAR

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved