Terkini Nasional
Jokowi Dinilai Bisa Pengaruhi Presiden Prancis Macron untuk Minta Maaf, Bukan Hanya Klarifikasi
Pakar Hukum Internasional UI, Prof. Hikmahanto Juwana memberikan pandangannya sikap Presiden Prancis Emmanuel Macron yang dinilai hina Nabi Muhammad.
Penulis: Elfan Fajar Nugroho
Editor: Atri Wahyu Mukti
TRIBUNWOW.COM - Pakar Hukum Internasional UI, Prof. Hikmahanto Juwana memberikan pandangannya terkait sikap Presiden Prancis Emmanuel Macron yang dinilai mengina Nabi Muhammad.
Dilansir TribunWow.com, menurutnya tak bisa dipungiri bahwa seluruh umat Islam di dunia saat ini sedang bergejolak lantaran tersinggung dengan pernyataan dari Macron tersebut.
Hal itu diungkapkannya dalam acara Apa Kabar Indonesia Malam 'tvOne', Senin (2/11/2020).
Baca juga: Sebut Macron Lebih Berani Hina Nabi dari Israel, Babe Haikal Dorong Jokowi Pulangkan Dubes Prancis
Baca juga: Akui Kedekatan Jokowi dengan Macron, Pakar Hukum Internasional Sarankan Kontak Presiden Prancis
Dalam kesempatan itu, Hikmahanto menilai bahwa sebenarnya ada kedekatan tersendiri antara Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) dengan Macron.
Sehingga ia menilai Jokowi mungkin bisa mempengaruhi atau setidaknya meminta kepada Macron supaya bisa meminta maaf.
Terlebih menurutnya, sebagai negara dengan mayoritas Islam terbanyak di dunia, Indonesia dinilai bisa menjadi rujukan dari negara-negara Islam lainnya.
"Jadi menurut saya tidak ada salahnya bagi Bapak Presiden untuk kemudian mengontak Presiden Macron menjelaskan posisi dari sebuah negara yang mayoritasnya Islam," ujar Hikmahanto.
"Karena Bapak Presiden juga dalam posisi tidak mungkin beliau tidak membuat pernyataan, karena masyarakatnya pasti akan terganggu dengan apa yang terjadi di Prancis," imbuhnya.
Sementara itu terkait dengan klarifikasi yang dilakukan oleh Macron disebut masih tidak akan berpengaruh apapun.
Hikmahanto mengatakan yang dibutuhkan oleh umat muslim adalah ucapan permintaan maaf bukan sebatas hanya klarifikasi.
Macron sebelumnya memberikan klarifikasi bahwa sikapnya tersebut bukan berarti tidak suka dengan Nabi Muhammad ataupun memusuhi Islam.
Baca juga: Telpon Presiden Prancis, Putra Mahkota Abu Dhabi: Nabi Muhammad Tak Ada Hubungan dengan Kekerasan
"Masyarakat itu kadang walaupun dikasih seribu klarifikasi sebagaimana yang dilakukan oleh Presiden Prancis, bahkan duta besar Prancis di Indonesia juga sudah membuat tulisan di berbagai media terkait pernyataan dari Macron. Itu tidak akan berdampak," kata Hikmahanto.
Oleh karenanya, ia berharap banyak kepada Jokowi untuk memberikan masukan kepada Macron supaya menyampaikan permintaan maaf kepada seluruh umat Islam di dunia.
Dengan begitu diyakini ketegangan ini bisa diredam, sebelum dampak yang ditimbulkan akan semakin banyak.
"Tetapi kalau Bapak Presiden menyampaikan bahwa ada baiknya untuk kepentingan kemanusiaan, supaya tidak ada tragedi kemanusiaan ke depan, maka Presiden Macron minta maaf, menarik pernyataan, itu akan lebih baik," pungkasnya.
Simak videonya mulai menit ke- 2.12:
Babe Haikal Minta Tindakan Nyata: Kembalikan Dubes Prancis
Penceramah sekaligus juru bicara PA 212, Ustaz Haikal Hassan atau Babe Haikal memberikan apresiasi kepada Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) atas sikap kontroversi dari Presiden Prancis Emmanuel Macron.
Jokowi sebelumnya telah menyatakan sikapnya dengan mengecam Macron terkait hinaan terhadap Nabi Muhammad dalam bentuk karikatur.
Dilansir TribunWow.com dalam acara Apa Kabar Indonesia Malam 'tvOne', Senin (2/11/2020), Babe Haikal menilai apa yang dilakukan oleh Jokowi merupakan sikap yang berani dan patut diapresiasi.
Baca juga: Telpon Presiden Prancis, Putra Mahkota Abu Dhabi: Nabi Muhammad Tak Ada Hubungan dengan Kekerasan
Baca juga: Sayangkan Sikap Presiden Prancis, Babe Haikal: Kemunduran Intelektual, Kebodohan dari Macron
"Presiden Jokowi kita mengapresiasi, kita salut dan support dan kagum dengan perubahan dan keberanian Pak Jokowi yang mengecam kegiatan itu," ujar Babe Haikal.
Meski begitu, Babe Haikal mengaku tetap meminta ada tindakan nyata yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia.
Menurutnya ada baiknya untuk sementara waktu mengembalikan duta besar Prancis yang berada di Indonesia.
Apalagi sebelumnya aksi massa menolak duta besar Prancis juga sudah dilakukan di depan Kantor Kedutaan Besar Prancis, Jakarta Pusat, Senin (2/11/2020).
Termasuk diikuti oleh Babe Haikal bersama massa PA 212.
Menurutnya, sebagai umat muslim merasa sangat tersinggung dengan pernyataan dari Macron.
Selain itu, Babe Haikal juga menyarankan supaya dilakukan aksi boikot produk-produk Prancis, seperti yang sudah dilakukan oleh negara-negara Islam di Jazirah Arab, seperti Arab Saudi, Turki, Palestina, hingga Yordania.
Meski menyadari bahwa aksi boikot secara tidak langsung akan berdampak pada masyarakat Indonesia sendiri, Babe Haikal menilai dampaknya akan jauh lebih besar yang dirasakan oleh Prancis.
"Tapi kita minta juga ada satu tindakan yang konkrit berupa pengembalian sementara duta besar atau seperti yang dilakukan di negara-negara lain, pemboikotan terhadap produk," harapnya.
"Tapi pasti ada solusi untuk memberikan jera ekonomi," jelas Babe Haikal. (TribunWow/Elfan Fajar Nugroho)