Terkini Nasional
Akui Kedekatan Jokowi dengan Macron, Pakar Hukum Internasional Sarankan Kontak Presiden Prancis
Pakar Hukum Internasional UI, Prof. Hikmahanto Juwana memberikan pandangannya terkait polemik atas sikap dari Presiden Prancis, Emmanuel Macron.
Penulis: Elfan Fajar Nugroho
Editor: Atri Wahyu Mukti
TRIBUNWOW.COM - Sikap dari Macron yang mendukung kebebasan berekspresi hingga hinaan terhadap Nabi Muhammad, mendapatkan kecaman dari seluruh umat Islam di dunia, tak terkecuali Indonesia.
Pakar Hukum Internasional UI, Prof. Hikmahanto Juwana memberikan pandangannya terkait polemik atas sikap dari Presiden Prancis, Emmanuel Macron.
Dilansir TribunWow.com, dalam acara Apa Kabar Indonesia Malam 'tvOne', Senin (2/10/2020), Hikmahanto menyadari bahwa sikap dari Macron memang sudah menyinggung hati seluruh umat muslim di dunia.

Baca juga: Telpon Presiden Prancis, Putra Mahkota Abu Dhabi: Nabi Muhammad Tak Ada Hubungan dengan Kekerasan
Baca juga: 20 Organisasi Islam Dunia Peringatkan Presiden Prancis, Tulis Petisi: Macron Nodai Warganya Sendiri
Oleh karenanya, menurutnya menjadi wajar ketika banyak seruan-seruan yang menentang Macron maupun Prancis.
Meski begitu, Hikmahanto mengatakan bahwa dalam kasus ini yang berkaitan langsung adalah antar pribadi atau golongan, bukan negara.
Sehingga dikatakannya, pemerintah, khususnya pemerintah Indonesia tidak perlu menyerukan kepada rakyatnya untuk bersikap dan bertindak.
"Alhamdulillah kalau di Indonesia tidak dilakukan oleh pemerintah. Menurut saya tidak wajar kalau misalnya pemerintah yang melakukan seruan tersebut," ujar Hikmahanto.
"Silakan masyarakat melakukannya, tetapi tidak dikomandoi oleh pemerintah suatu negara," jelasnya.
Sementara itu terkait aksi boikot-memboikot produk dari Prancis, Hikmahanto tidak menyalahkan maupun melarang.
Ia hanya meminta untuk bijak dalam melakukan aksi boikot tersebut.
"Di era globalisasi seperti sekarang ini, memproduksi barang, yang kita bilang produk Prancis, itu mungkin saja diproduksi di Indonesia, memang namanya perusahaan di Prancis, tetapi yang bekerja adalah orang-orang Indonesia," jelasnya.
"Yang akan terkena dampaknya adalah kita-kita juga."
Baca juga: Dubes RI Ungkap Situasi di Prancis setelah Kasus Hinaan Presiden Macron: Siaga yang Paling Tinggi
Oleh karenanya, dalam hal ini yang patut disalahkan dan sangat bertanggung jawab adalah Macron sebagai presiden bukan sebagai negara Prancis.
Lebih lanjut, Hikmahanto lantas meminta kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk bisa menghubungi langsung Macron dan membicarakan baik-baik.
Ia menilai antara Jokowi dengan Macron mempunyai kedekatan tersendiri.
"Kalau kita mau tembak itu adalah Presiden Prancis, kenapa kemudian kita seolah-olah presiden Prancis itu sama dengan Prancis," kata Hikmahanto.
"Saya berpendapat bahwa ada baiknya Bapak Presiden (Jokowi) yang punya hubungan dekat dengan Presiden Macron untuk melakukan kontak langung, menelpon langsung," pungkasnya.
Simak videonya mulai menit ke- 3.55:
Presiden Prancis Beri Klarifikasi
Presiden Prancis, Emmanuel Macron meluruskan terkait sikapnya yang dinilai mengundang reaksi negatif dari umat Islam sedunia.
Dilansir TribunWow.com, Macron sebelumnya dianggap mendukung kebebasan berekspresi dan kebebasan pers di Prancis, meskipun dalam konteks menghina Nabi Muhammad.
Buntutnya, banyak terjadi gejolak sebagai bentuk protes atas sikap dari Macron tersebut.

Baca juga: Kecam Pidato Presiden Prancis, Jokowi Anggap Lukai Umat Islam: Sama Sekali Tidak Bisa Dibenarkan
Baca juga: Dubes RI Ungkap Situasi di Prancis setelah Kasus Hinaan Presiden Macron: Siaga yang Paling Tinggi
Tindakan nyatanya ada seruan dari negara-negara dengan basis Islam di dunia untuk memboikot produk-produk Prancis.
Menghadapi situasi yang semakin memanas, termasuk juga menyusul adanya aksi teror yang terjadi di Nice, tepatnya di sebuah gereja, Kamis (29/10/2020), Emmanuel Macron akhirnya angkat bicara.
Melalui unggahan Twitter pribadinya, @EmmanuelMacron, Minggu (1/10/2020), dirinya mengatakan tidak bermaksud untuk mendukung penghinaan terhadap Nabi Muhammad dalam bentuk karikatur tersebut.
Selain itu, dirinya juga membantah disebut memusuhi Islam.
Menurutnya, kabar yang beredar belakangan ini terkait dirinya adalah ada kekurangpahaman.
Ia menegaskan bahwa apa yang dilakukan oleh pemerintahan Prancis hanyalah untuk memerangi terorisme yang mengatasnamakan Islam.
Dalam unggahannya tersebut, Emmanuel Macron menulisnya dengan menggunakan bahasa Arab.
"Saya melihat banyak kebohongan, dan saya ingin menjelaskan hal-hal berikut: Apa yang kami lakukan sekarang di Prancis adalah memerangi terorisme yang dilakukan atas nama Islam, bukan Islam itu sendiri.
Terorisme ini telah merenggut nyawa lebih dari 300 warga kita," tulis Emmanuel Macron menggunakan bahasa Arab.
Baca juga: Sayangkan Sikap Presiden Prancis, Babe Haikal: Kemunduran Intelektual, Kebodohan dari Macron
Selain itu, Macron juga mengaku menyadari apa yang sedang dialami oleh Prancis.
Di antaranya yang paling terlihat nyata adalah adanya boikot produk dari negara berjuluk Kota Mode tersebut.
"Saya melihat banyak orang akhir-akhir ini mengatakan hal-hal yang tidak dapat diterima tentang Prancis, mendukung semua kebohongan yang dibicarakan tentang kami dan tentang apa yang saya katakan," ungkapnya.

(TribunWow/Elfan Fajar Nugroho)