Breaking News:

Pilpres Amerika Serikat 2020

5 Hal yang Perlu Diketahui soal Pemilu Amerika Serikat: Cara Nyoblos hingga Penentuan Pemenang

Presiden Amerika Serikat ( AS) punya pengaruh besar terhadap kehidupan banyak orang di dalam negeri maupun mancanegara.

Editor: Claudia Noventa
AFP/ Saul Loeb
Calon presiden Amerika Serikat, Donald Trump dan Joe Biden saat tampil dalam debat pertama Pilpres AS di Case Western Reserve University, Cleveland, AS, Selsa (29/9/2020) malam. 

TRIBUNWOW.COM - Presiden Amerika Serikat ( AS) punya pengaruh besar terhadap kehidupan banyak orang di dalam negeri maupun mancanegara.

Dengan demikian, hasil pemilihan presiden AS yang akan digelar pada 3 November mendatang bermakna bagi semua individu.

Sistem politik AS didominasi hanya oleh dua partai, sehingga siapa pun sosok presidennya pasti berasal dari salah satu parpol tersebut.

Partai Republik berhaluan konservatif di AS dan kandidat mereka pada pilpres tahun ini adalah petahana Presiden Donald Trump, yang berharap dapat mempertahankan jabatannya selama empat tahun mendatang.

Baca juga: Analisis Dosen HI UNS Mengapa Trump Justru Ungguli Biden di Pilpres 2020: Melawan Api dengan Api

Adapun Partai Demokrat berhaluan liberal di AS dan kandidat mereka adalah Joe Biden, politisi berpengalaman yang dikenal pernah menjabat sebagai wakil Barack Obama selama delapan tahun.

Kedua pria tersebut berusia 70-an tahun. Jika kembali terpilih sebagai presiden, Trump akan berumur 74 tahun pada awal masa jabatannya yang kedua, sedangkan apabila Biden menjadi presiden, lelaki berumur 77 tahun itu bakal menyandang predikat sebagai presiden tertua AS pada masa jabatannya yang pertama.

Bagaimana Pemenang Ditentukan?

Kedua kandidat bersaing untuk memenangi suara dari Electoral College atau Dewan Elektoral.

Setiap negara bagian memiliki jumlah suara electoral college tertentu berdasarkan populasinya. Mengingat ada 538 suara yang diperebutkan, pemenangnya adalah kandidat yang mendulang 270 suara atau lebih.

Itu artinya para pemilih menentukan persaingan pada tingkat negara bagian, alih-alih tingkat nasional. Karenanya, seorang kandidat dimungkinkan merebut suara terbanyak pada tingkat nasional—seperti Hillary Clinton pada 2016—namun kalah dari jumlah suara electoral college.

 
Semua negara bagian, kecuali dua di antaranya, punya aturan bahwa pemenang bisa merebut semua suara Electoral College. Dengan demikian, setiap kandidat yang mendulang suara terbanyak di sebuah negara bagian berhak meraup seluruh suara Electoral College negara bagian tersebut.
Kebanyakan negara bagian condong pada salah satu partai, sehingga fokus setiap capres biasanya tertuju pada 12 atau lebih negara bagian yang peluang kemenangannya 50-50. Negara-negara bagian ini dijuluki negara bagian kunci pertarungan.

Siapa yang Bisa Memilih dan Bagaimana Caranya?

Jika Anda seorang warga AS berusia 18 tahun atau lebih, Anda berhak memilih dalam pilpres yang digelar setiap empat tahun sekali.

Akan tetapi, sejumlah negara bagian telah meloloskan aturan yang mewajibkan pemilih menunjukkan dokumen bukti identitas sebelum mereka bisa memilih.

Aturan-aturan ini kerap diloloskan oleh politisi Partai Republik yang mengklaim perlu melindungi pemilu dari kecurangan. Namun, kubu Demokrat menuding Republik menggunakan aturan tersebut guna menekan para pemilih dari kalangan miskin dan minoritas yang tidak bisa menunjukkan bukti identitas seperti surat izin mengemudi.

Bagaimana cara warga memilih menjadi topik perdebatan tahun ini karena pandemi virus corona.

Halaman
12
Sumber: BBC Indonesia
Tags:
Pilpres Amerika Serikat 2020Donald TrumpJoe BidenTribunWow.comPemilu Amerika Serikat 2020
Rekomendasi untuk Anda
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved