Terkini Daerah
5 Fakta soal 2 Anggota TNI Dikeroyok Pengendara Moge, Ini Alasan pada Korban Kenakan Baju Preman
Kabar dua anggota TNI dianiaya oleh rombongan klub (motor) gede (moge) Harley Davidson sempat viral di medsos. Berikut faktanya.
Penulis: Mariah Gipty
Editor: Atri Wahyu Mukti
TRIBUNWOW.COM - Kabar dua anggota TNI dianiaya oleh rombongan klub (motor) gede (moge) Harley Davidson yang sempat viral di media sosial hingga kini masih hangat dibicarakan.
Dua anggota TNI itu sampai jatuh saat mereka tengah berboncengan di Bukittinggi, Sumatera Barat.
Tak hanya itu, mereka juga dikeroyok para anggota klub moge dari Bandung tersebut.
Para korban adalah Serda Mis dan Serda MY yang bertugas di Satuan Intel Kodim 0304/Agam, Sumatera Barat.

Baca juga: Anggotanya Keroyok 2 TNI hingga Viral di Medsos, Ketua Rombongan Moge: Sudah Jangan Kau Tanya-tanya
Berikut deretan fakta soal kasus pengeroyokan pada dua anggota TNI:
1. Detik-detik Kejadian
Pusat Polisi Militer TNI Angkatan Darat (Puspomad) akhirnya angkat bicara terkait kasus dua personelnya dikeroyok oleh sejumlah anggota klub motor gede (moge) Harley Davidson.
Hal itu diungkapkan oleh Komandan Puspomad TNI Letjen TNI Dodik Wijanarko melalui situs resmi tniad.mil.ad pada Sabtu (31/10/2020).
Dodik menjelaskan, kejadian itu terjadi di Jalan dr Hamka Kota Bukitinggi pada Jumat (30/10/2020) pukul 17.30 WIB.
Peristiwa itu bermula ketika anggota Kodim 0304/Agam Serda MY dan Serda MS berboncengan sepeda motor.
Lalu, muncul pengendara moge yang terlepas dari rombongan inti.
Sehingga ia terburu-buru mengejar ketertinggalan.
"Pada saat rombongan moge mendahului Serda M Yusuf yang berboncengan dengan Serda Mustari, memberi kesan kurang sopan, karena rombongan moge tersebut bermain gas di luar batas wajar, sehingga kedua orang prajurit TNI AD yang sedang berboncengan menepi sampai dengan keluar jalan (berada di bahu jalan)," kata Dodik.
Melihat pengendara yang dianggap kurang sopan itu, kedua anggota TNI tersebut lantas mengejarnya.
Mereka mencoba memotong jalan satu di antara pengendara moge tepatnya di Simpang Tarok, Kota Bukittingi.
Lalu mereka adu mulut hingga berakhir dengan pengeroyokan.
Baca juga: Peran 5 Pengendara Moge Harley yang Jadi Tersangka Pengeroyokan Dua TNI di Bukitinggi
2. Alasan Kenapa Pakai Baju Preman
Ketika itu, TNI AD tersebut sedang berpakaian layaknya preman.
Pasalnya, mereka bertugas sebagai anggota tim intel di Kodim 0304/Agam.
"Akibat kejadian kesalahpahaman yang berujung pada tindakan penganiayaan oleh pelaku rombongan moge HOG, dilakukan proses hukum sesuai dengan aturan hukum yang berlaku," kata Dodik.
Setelah kejadian pengeroyokan itu, dua anggota TNI tersebut lantas melaporkannya ke Polres Bukittinggi.
Sedangkan, polisi langsung melakukan pemeriksaan lebih lanjut dengan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) dan meminta keterangan para saksi.
Selain menangkap para terduga pelaku, polisi juga mengamankan sejumlah bukti.
Tak hanya itu, polisi juga melakukan visum pada korban.
Baca juga: Tersangka terkait Kasus 2 TNI Dikeroyok Pengendara Moge Jadi 5 Orang, Dorong Korban hingga Jatuh
3. Tersangka Jadi 5 Orang
Dikutip TribunWow.com dari Kompas.com pada Senin (2/11/2020), tersangka pengeroyokan kini menjadi lima orang.
Pada Senin, Polres Bukittinggi kembali menangkap satu orang lagi yang kini sudah menjadi tersangka, TR (33).
Sedangkan awalnya tersangka hanya ada dua orang, MS (49) dan B (18).
Lalu bertambah dua orang lagi, HS (48) dan JAD (26).
"Hari ini bertambah satu, yaitu TR. Total tersangka sudah jadi lima," kata Kapolres Bukittinggi AKBP Dody Prawiranegara saat dihubungi Kompas.com, Senin.
Dody menyebut, TR saat kejadian tersebut mendorong Serda MY hingga jatuh.
Tindakan TR sempat terekam kamera hingga diketahui videonya telah viral di media sosial.
"Hal itu terekam di dalam video dan keterangan tiga orang saksi yang merupakan karyawan toko butik dan telepon seluler," kata Dody.
4. Komentar Ketua Rombongan
Menurut Ketua Rombongan Moge sekaligus Harley Davidson Owner Grup Siliwangi Bandung Chapter Indonesia, Djamari Chaniago menyebut kejadian itu terjadi karena kesalahpahaman.
Kondisi jalan yang padat membuat motor anggotanya bersenggolan dengan motor dua prajurit terjatuh
Tapi kejadian Jumat lalu sudah diselesaikan secara damai
Gapapa orang naik motor terus padat sekali, jatuh mungkin hanya itu," kata Djamari.
Sehingga, ia tak mau berkomentar lebih jauh terkait kasus ini.
Apalagi dirinya sudah bertemu dengan sejumlah pihak terkait.
"Sudah selesai jangan kau tanya-tanya, Pak Dandim sudah, Pak Subdespom sudah," ujar Mantan Paglima TNI Kostrad ini.
Sementara itu, Humas Harleys Owners Group Siliwangi Bandung Chapter, Epriyanto meminta maaf kepada dua korban penganiayaan.
Tak hanya itu, ia juga meminta maaf atas kegiatan klubnya selama ini.
"Memohon maaf kepada seluruh masyarakat Indonesia yang mungkin belakangan jadi menjadi keramaian publik."
"Kedua saya ingin memohon maaf kepada para korban juga kepada institusi berdinas, yakni TNI kami mohon maaf yang sedalam-dalamnya atas pelanggaran yang terjadi," ucap Epriyanto.
Selain itu, Epriyanto juga menegaskan pihaknya akan tetap menaati hukum yang berlaku.
"Kita mengikuti proses hukum yang berlaku," lanjutnya.
Baca juga: Tersangka terkait Kasus 2 TNI Dikeroyok Pengendara Moge Jadi 5 Orang, Dorong Korban hingga Jatuh
5. Komentar Dedy Mulyadi
Dikutip TribunWow.com dari Tribunnews Bogor pada Senin (2/11/2020), kabar itu lantas memancing komentar dari Anggota DPR RI, Dedi Mulyadi.
Dedi merasa heran sekaligus menyayangkan sikap arogansi oknum anggota klub moge.
Mereka disebutnya sering menguasai jalan hingga membuat para pengendara lain harus minggir dan memberikan mereka jalan.
Dedy mengatakan, hal itu juga sering dialaminya.
Saat dirinya tengah mengendarai motor atau mobil sendirian, terkadang tiba-tiba saja ada suara sirine kendaraan pengawalan.
Ketika diperiksa rupanya mereka adalah para pengendara motor gede yang sedang melakukan tur.
"Dalam hati saya bertanya, kapasitas mereka itu apa dan urgensinya apa sehingga saya harus minggir oleh rombongan motor baik besar atau kecil," kata dia.
Dedy bertanya-tanya apa kepentingan mereka hingga pengendara moge harus diberi jalan terlebih dahulu.
"Apa ada tugas negara yang harus segera diselesaikan? Ataukah jenazah yang harus segera dikuburkan? Atau pula pasien yang harus segera ditangani rumah sakit? Urgensinya apa itu?" sambungnya.
Baca juga: Kasus Pengeroyokan TNI oleh Pengendara Moge, TKP Tak Jauh dari Makodim hingga Pelaku Masih 18 Tahun
Sehingga kini Dedy merasa perlu ada aturan jelas mengenai kendaraan yang layak dikawal polisi.
Sedangkan diketahui bahwa aturan selama ini menyebut kawalan polisi hanya untuk kepentingan mendesak.
"Ketika orang yang dipinggirkan di jalan, pertama apakah itu ambulans? Mobil jenazah atau iring-iringan pejabat untuk kepentingan dinas? Kendaraan lain dipinggirkan itu demi mengejar tujuan agar cepat karena ada tugas negara," kata Dedi kepada Kompas.com, Sabtu (31/10/2020). (TribunWow.com/Mariah Gipty)
Sebagian artikel ini diolah dari Tribunnews Bogor dengan judul 2 Anggota TNI Dianiaya Rombongan Klub Moge saat Boncengan di Jalan, Dedi Mulyadi Geram dan Kompas.com dengan judul Personel TNI Dikeroyok Anggota Klub Moge, Ini Penjelasan Puspomad, Anggota DPR: Touring Saja Nyusahin Orang...