Terkini Daerah
10 Pelaku Rudapaksa Seorang Siswi SMP di Buleleng Tak Saling Kenal, Ikut-ikutan Pelaku Pertama
Pihak kepolisian mengatakan, dari total 10 tersangka rudapaksa, pelaku satu dan pelaku lainnya tidak saling mengenal.
Penulis: anung aulia malik
Editor: Lailatun Niqmah
TRIBUNWOW.COM - 10 orang pria telah ditetapkan sebagai tersangka atas kasus rudapaksa yang menimpa seorang siswi sekolah menengah pertama (SMP), di Buleleng, Bali.
Gadis berusia 12 tahun itu digilir oleh 10 orang pria sejak Minggu (11/10/2020) malam hingga Selasa (13/10/2020).
Setelah dilakukan penyelidikan, antara pelaku satu dan pelaku yang lainnya ternyata tidak saling mengenal.
Baca juga: Bocah di Cibinong Tak Sadar Ayahnya Sudah 4 Hari Meninggal di Kamar dan Mulai Membusuk
Dikutip dari Tribun-Bali.com, fakta itu diungkapkan oleh Kapolres Buleleng, AKBP Made Sinar Subawa.
Saat ini diketahui ada 10 pelaku yang telah menjadi tersangka, namun hanya tiga yang akan ditahan, karena tujuh pelaku lainnya masih di bawah umur.
Identitas pelaku yang akan ditahan adalah, KAG alias Berit (22), PRA alias Rudi (19), dan GPA alias Wawan (19).
Tujuh tersangka lainnya yang tidak ditahan adalah KD, KJ, T, GP, GA, E dan S.
"Yang masih dibawah umur ini rata-rata berusia 15 sampai 17 tahun," ujar AKBP Sinar, Jumat (30/10/2020).
"Meski di bawah umur mereka tetap diproses hukum, namun penanganannya pasti sedikit berbeda dengan peradilan umum."
"Melihat ancaman hukumannya di atas tujuh tahun, kami tidak bisa lakukan diversi," terangnya.
Berdasarkan keterangan dari AKBP Sinar, pelaku pertama dan pelaku pertama dan pelaku lainnya tidak saling mengenal satu sama lain.
"Pelaku satu dan pelaku lain tidak saling kenal. Mungkin saat pelaku satu melakukan persetubuhan, ada yang melihat, sehingga ikut menyetubuhi korban," kata AKBP Sinar.
"Ada juga dengan modus ingin membantu mengantarkan korban pulang ke rumah."
"Namun korban malah diajak ke TKP lain untuk disetubuhi," sambungnya.
Melihat kasus miris tersebut, AKBP Sinar memastikan akan mengusut kasus secara tuntas.
"Kasus ini akan kami tangani secara profesional, karena ini tindakan yang sangat keji, dan mencoreng generasi muda," tegas AKBP Sinar.
"Saya juga berharap orangtua betul-betul melakukan pengawasan terhadap anaknya, agar tidak terjadi perbuatan tercela seperti ini," tutupnya.
Baca juga: 11 Bulan Menghilang, Seorang Kakek Ditemukan Tinggal Tengkorak di Semak-semak, Ini Kronologinya
Bengkel hingga Semak-semak
Terdapat lima TKP dari kasus pencabulan itu, mulai dari lingkungan Penarungan, Kelurahan Penarukan, Kecamatan Buleleng, hingga TKP kedua, ketiga dan keempat terjadi di Desa Alasangker, Kecamatan Buleleng.
Kasubag Humas Polres Buleleng, Iptu Gede Sumarjaya menjelaskan, di lokasi pertama korban dirudapaksa oleh beberapa orang.
Kemudian di TKP kedua, ketiga, dan keempat korban dirudapaksa masing-masing satu orang.
“Kejadian pertama diduga dilakukan oleh beberapa orang."
"Sementara kejadian ke dua, tiga dan empat ini terjadi di bengkel, semak-semak dan di rumah warga dengan jumlah pelaku masing-masing satu orang," jelas Iptu Sumarjaya.
Sedangkan menurut orang tua korban, awalnya anaknya pergi dari rumah menggunakan sepeda motor pada Minggu itu.
Korban izin pada orang tuanya ingin bermain dengan temannya.
Setelah itu barulah korban tak pulang hingga Rabu.
Sumarjaya menduga para pelaku juga di bawah umur.
Namun, ada beberapa yang sudah dewasa.
Baca juga: 3 Bocah Hilang Misterius, Belasan Hari Belum Ditemukan meski Sudah Kerahkan Relawan hingga Ustaz
Bukan Prostitusi
Sumarjaya juga menjelaskan bahwa kasus ini tidak mengarah pada prostitusi.
Jika memang benar prostitusi, maka para pelaku tetap terjerat hukuman lantaran korban masih di bawah umur.
“Belum ada mengarah kesana. Kalau pun benar (jual diri,red) mengingat korban masih di bawah umur, para pelaku tetap dijerat hukum," kata Sumarjaya.
Ia menegaskan lagi bahwa pihaknya belum bisa menyelidiki lebih lanjut kasus ini.
Pasalnya, korban masih mengalami trauma hebat.
"Sampai saat ini kami belum bisa menggali keterangan lebih lanjut, karena korban masih ditangani oleh pihak psikolog,” imbuhnya.
Tak Fokus saat Berkomunikasi
Korban sendiri kini mengalami depresi dan trauma, hingga menyebabkan yang bersangkutan tidak fokus saat diajak berkomunikasi.
Dikutip dari Kompas.com, Selasa (20/10/2020), korban diketahui telah mendapatkan pendampingan dari psikiater.
Fakta itu diungkapkan oleh Kasubag Humas Polres Buleleng Iptu Gede Sumarjaya.
Iptu Sumarjaya menjelaskan, korban sudah bisa diajak berbincang-bincang, namun jawaban korban masih belum fokus.
"Sudah bisa diajak komunikasi tapi ngalor ngidul," kata Sumarjaya daat dihubungi, Selasa (20/10/2020).
"Berdasarkan keterangan awal diduga pelaku 10 orang dengan lima TKP."
Sumarjaya mengatakan, pihak kepolisian hingga kini masih memburu para pelaku yang telah melakukan tindakan cabul terhadap korban. (TribunWow.com/Anung)
Artikel ini diolah dari Kompas.com dengan judul Seorang Siswi SMP Diduga Diperkosa 10 Temannya, Korban Mengalami Depresi dan Tribun Bali dengan judul Siswi SMP Buleleng Ngaku Disetubuhi 10 Pelaku di Lokasi Berbeda dan Berawal dari Kehabisan Bensin, Siswi SMP Buleleng Dirudapaksa 10 Orang, Pacar Jadi Pelaku Pertama