Breaking News:

Terkini Nasional

Bicara Kutukan Periode Kedua, Feri Amsari: Wajah Jokowi Sesungguhnya adalah yang saat Ini

Direktur Pusako Universitas Andalas, Feri Amsari memberikan sorotan terhadap sikap dari Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Youtube/Najwa Shihab
Direktur Pusako Universitas Andalas, Feri Amsari memberikan sorotan terhadap sikap dari Presiden Joko Widodo (Jokowi).Hal itu diungkapkannya dalam acara Mata Najwa, Rabu (21/10/2020). 

TRIBUNWOW.COM - Direktur Pusako Universitas Andalas, Feri Amsari memberikan sorotan terhadap sikap dari Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Dilansir TribunWow.com, Feri Amsari mengatakan bahwa kondisi pemerintahan saat ini menunjukkan wajah yang sebenarnya dari sang presiden.

Hal itu diungkapkannya dalam acara Mata Najwa, Rabu (21/10/2020).

Presiden RI Joko Widodo memberikan Keterangan Pers Presiden RI Terkait Undang-Undang Cipta Kerja, Istana Bogor, 9 Oktober 2020.
Presiden RI Joko Widodo memberikan Keterangan Pers Presiden RI Terkait Undang-Undang Cipta Kerja, Istana Bogor, 9 Oktober 2020. (YouTube Sekretariat Presiden)

Baca juga: Minta Rocky Gerung Berkaca, Irma Suryani: Kalau Zaman Soeharto, Orang seperti Rocky Sudah Hilang

"Saya melihat bahwa wajah Jokowi sesungguhnya itu adalah yang saat ini, yang lain itu yang direkayasa oleh tim. Dari Solo, Jakarta dan kemudian menjadi presiden," ujar Feri Amsari.

Dalam kesempatan itu, Feri Amsari juga menyinggung soal kutukan bagi presiden pada periode kedua.

Menurutnya, pada periode kedua itulah semua persoalan akan banyak muncul.

Sehingga dari situlah akan bisa kelihatan bagaimana sifat yang sebenarnya dari seorang pemimpin.

Dirinya menyebut bahwa watak sebenarnya dari Jokowi adalah seorang pemimpin yang represif.

"Di dalam berbagai literasi soal hukum tata negara dan politik, ada yang namanya kutukan periode kedua," katanya.

"Di periode kedua itu tidak hanya muncul berbagai skandal, tetapi watak asli presiden. Ya represif," jelas Feri Amsari.

Feri Amsari membuktikan dengan persoalan yang tengah hangat, yakni polemik Omnibus Law UU Cipta Kerja.

Banyak masyarakat, khususnya para buruh dan pekerja yang menolak adanya UU Cipta Kerja tersebut.

Ia lantas mempertanyakan di mana posisi dan peran Jokowi dalam menyikapi hal itu.

"Hari ini orang berkumpul ramai-ramai seluruhnya membahas ada undang-undang yang tidak melibatkan publik sama sekali, Jokowi sadar betul dan tahu betul banyak bolong dan salahnya pembuatan undang-undang ini, Jokowi tidak peduli," ungkapnya.

Baca juga: Rocky Gerung Ibaratkan Pemerintah Jokowi Itu Pernikahan: Malam Pertama Pasangannya Udah Gak Percaya

Lebih lanjut, Feri Amsari juga memberikan bukti lainnya, yakni berkaitan dengan banyaknya penangkapan buntut dari kerusuhan dalam aksi massa tersebut.

Ia berharap harusnya ada sikap tegas yang diambil oleh Jokowi sebelum kerusuhan itu terjadi.

Ia pun menilai gaya kepemimpinan yang dilakukan Jokowi ketika masih memipin Kota Solo sebagai wali Kota, sudah hilang.

"Jadi tindakan-tindakan yang kemudian disusul ada tindakan penangkapan orang yang mestinya kalau Jokowi betul-betul gaya Solo yang dipakai, dia tentu akan ajak semua orang berbicara dengan cara-cara elegan, cara-cara demokrasi," kata Feri Amsari.

"Orang yang menangkap lawan politiknya sudah pasti represif. Undang-undang yang tidak melibatkan banyak orang, pasti undang-undangnya represif," jelasnya.

Tanggapan Aria Bima

Menanggapi hal itu, anggota DRP Fraksi PDIP, Aria Bima mengaku tak setuju dengan pendapat dari Feri Amsari.

Menurutnya, yang terjadi saat ini justru sudah lebih dari sebatas demokrasi.

"View kita itu melihat kecenderungan sekarang ini terjadi anarkisme demokrasi, terjadi sesuatu di mana semua ingin menangnya sendiri," ucap Aria Bima.

Baca juga: Di Mata Najwa, Rocky Gerung Berikan Nilai A- pada Satu Tahun Jokowi-Maruf: Kepuasan Hilang

Ia pun mencontohkan sikap dari pengamat politik Rocky Gerung yang dinilai hanya ingin menangnya sendiri dan mengklaim apa yang dikatakan semuanya adalah benar.

Meski membenarkan bahwa di dalam negara demokrasi setiap rakyat boleh dan bebas menyampaikan pendapatnya, Aria Bima menegaskan bahwa yang dimaksud dengan bebas adalah bebas yang bertanggung jawab.

"Rocky ingin merasa bahwa apa yang dia kemukakan adalah demokrasi," kata Aria Bima.

"Jadi saya melihat bahwa ada keseimbangan lah, bahasa dulu adalah kebebasan yang bertanggung jawab," tegasnya.

"Ini soal bangsa, kita ini mau bikin bangsa yang seperti apa?" pungkasnya.

Simak videonya mulai menit ke- 5.43:

(TribunWow/Elfan Fajar Nugroho)

Tags:
Feri AmsariJokowiMaruf AminMata NajwaNajwa Shihab
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved