Terkini Nasional
Bela Jokowi, Aria Bima Sindir Rocky Gerung Sering Caci Maki Berlebihan: Demokrasi Semau-maunya
Anggota DPR Fraksi PDIP Aria Bima menilai kritik yang disampaikan akademisi Rocky Gerung terhadap pemerintah terlalu berlebihan.
Penulis: Brigitta Winasis
Editor: Rekarinta Vintoko
TRIBUNWOW.COM - Anggota DPR Fraksi PDIP Aria Bima menilai kritik yang disampaikan akademisi Rocky Gerung terhadap pemerintah terlalu berlebihan.
Dilansir TribunWow.com, hal itu ia sampaikan dalam tayangan Mata Najwa di kanal YouTube Najwa Shihab, Rabu (21/10/2020).
Dalam tayangan yang sama, Rocky Gerung terang-terangan memberi nilai A untuk kebohongan dalam pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Wakil Presiden Ma'ruf Amin.

Baca juga: Singgung Jokowi Berulang Kali Hindari Pendemo, Mardani Bandingkan saat Jadi Walkot Solo: Saya Sedih
Menanggapi hal itu, Aria menilai Rocky telah memberi definisi yang terlalu luas terhadap demokrasi.
Selain itu, ia menolak jika pemerintahan Jokowi disebut represif terhadap suara-suara kritis.
"Kita lihat jurus demokrasi di era sekarang ini bisa kita lihat dari berbagai bentuk," komentar Aria Bima.
"Rocky itu tidak hanya mengkritik, caci maki sama Jokowi itu di YouTube maupun di ruang media kayak gitu itu. Coba lihat, A buat kebohongan, minus buat kejujuran," ucapnya, menyinggung penilaian yang baru saja disampaikan Rocky Gerung sebelumnya.
Menurut Aria Bima, tokoh oposisi tersebut telah memanfaatkan kebebasan demokrasi terlalu jauh, bahkan berlebihan.
Diketahui Rocky memang menjadi satu dari tokoh yang kerap mengkritisi pemerintahan Jokowi bahkan sejak periode pertama kepresidenannya.
"Maksud saya bahwa era saat ini saya melihat malah interpretasi demokrasi ini sudah luar biasa kebablasan dan enggak ngerti siapapun bisa menginterpretasikan demokrasi semau-maunya," katanya.
Baca juga: Di Mata Najwa, Rocky Gerung Berikan Nilai A- pada Satu Tahun Jokowi-Maruf: Kepuasan Hilang
"Tanpa melihat kita ini memakai sistem demokrasi untuk apa?" tanya Aria Bima.
Ia menilai saat ini justru semakin banyak suara kritis yang muncul melalui berbagai media, terutama dengan masifnya media sosial.
"Justru itu yang saya lihat bahwa di era Pak Jokowi saat ini, dalam era disrupsi dan era ruang publik diisi dengan berbagai teknologi media, baik itu mainstream, online, maupun medsos," ungkit dia.
"Ini sesuatu yang tanpa kendali," komentar politikus PDIP itu.
Meskipun begitu, ia mengakui mengapresiasi banyaknya suara kritis maupun oposisi yang muncul.