Breaking News:

Terkini Nasional

Alasan Kenakan Peci Putih saat Demo 212, Gatot Sebut Kata-katanya Diyakini Buat Jokowi Tersinggung

Jenderal Gatot Nurmantyo mengungkapkan alasannya mengenakan peci putih saat aksi demonstrasi 212 pada 2 Desember 2016 silam.

Penulis: Mariah Gipty
Editor: Lailatun Niqmah
Tribunnews.com
Mantan Panglima TNI, Jenderal Gatot Nurmantyo mengungkapkan alasannya mengenakan peci putih saat aksi demonstrasi 212 pada 2 Desember 2016 silam. Hal ini diungkapkan Wawancara dengan Karni Ilyas pada Kanal YouTube Karni Ilyas Club pada Jumat (17/10/2020) 

TRIBUNWOW.COM - Mantan Panglima TNI, Jenderal (purn) Gatot Nurmantyo mengungkapkan alasannya mengenakan peci putih saat aksi demonstrasi 212 pada 2 Desember 2016 silam.

Gatot Nurmantyo yang hadir mengamankan Presiden Joko Widodo (Jokowi) tampak berbeda dari rombongan lain dari pihak pemerintah yang mengenakan kopiah hitam.

Wawancara dengan Karni Ilyas pada Kanal YouTube Karni Ilyas Club pada Jumat (17/10/2020), Gatot Nurmantyo mengakui pengunaan peci putih memang memiliki makna tersendiri.

Presidium Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) mengakui bahwa pihaknya ingin bertemu dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Presidium Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) mengakui bahwa pihaknya ingin bertemu dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi). (Karni Ilyas Club)

Baca juga: Pada Karni Ilyas, Gatot Nurmantyo Ngaku KAMI Ingin Bertemu dengan Jokowi: Belum Ada Tanggapan

Namun, ia menegaskan bahwa tugasnya saat itu adalah membuat pemerintah ini berjalan dengan baik.

"Dari 212, Jenderal itu terlihat sambil jalan terlihat berbeda dengan pimpinan lain pimpinan negara, Polri."

"Dari kostumnya saja sudah berbeda, mengesankan bahwa saya bukan di sana apa memang sudah begitu dari sana, bukan 30 September saja," tanya Karni Ilyas.

"Saya Panglima TNI tugas pokok saya adalah agar pemerintah ini berjalan," ujar Gatot.

Terkait demo 212, Gatot yakin bahwa mereka adalah orang-orang yang baik.

Mereka memiliki tujuan yang jelas dan dikenal taat agama.

"Saya melihat pada saat itu ada suatu ancaman, artinya begini, demo ini adalah demo orang-orang baik."

"Mengapa baik karena mereka datang ke sana dengan satu tujuan yang sama, mereka kemudian orang-orang yang taat beragama dan mengedepankan kasih sayang," jelasnya.

Membludaknya massa memenuhi jalanan terutama di kawasan Monas, Gatot merasa itu akibat Jokowi tidak datang pada acara sebelumnya, 411.

"Demo bisa meledak menurut saya karena rangkaian 411 yaitu presiden tidak datang yang demo tidak bisa presiden," ungkap pria 60 tahun ini.

Baca juga: KAMI Bahaya bagi Pemerintah Jokowi? Mahfud MD Justru Ragukan Sikap Kritis dari Gatot Nurmantyo dkk

Lebih lanjut, Gatot bercerita mengenai momen di mana Jokowi sempat bertanya padanya.

Jokowi bertanya apakah harus mendatangi para pendemo 212.

"Maka 212 ini tidak butuh maka ada satu pemicu di situlah saya bersilat orang lain begini-begini, terakhir beliau bertanya pada saya."

"'Panglima saya hadir enggak di 212?' 'Tergantung presiden, saya sebagai Panglima TNI mengamankan, kalau presiden berani saya amankan'," ceritanya.

Gatot menduga, kata-kata berani itu bisa menggugah presiden untuk datang ke acara 212.

Sedangkan pengamanan presiden tidak sebesar massa yang datang untuk demo.

"Kata-kata berani itu saya yakin beliau akan tersinggung maka begitu saya demikian, beliau katakan 'Bismillah saya datang'," ungkap Gatot.

"Kekuatan Paspamres taruhlah 400 tidak bisa melawan jutaan orang situ walaupun niatnya baik, contohnya 212 salaman saja ingin presiden," sambungnya.

Penggunaan peci putih seperti para pendemo dimaksudkan Gatot sebagai tanda, dirinya adalah aparatur negara sekaligus bagian dari 212.

"Maka saya menggunakan peci putih tujuannya menunjukkan saya aparatur tapi saya juga bagian dari Anda," katanya.

Presidium Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) itu merasa wajar jika ada pandangan lain soal dirinya mengenakan peci putih tersebut.

"Jadi kalau saya bersuara didengar oleh mereka, ini diartikan lain oleh Bung Karni seperti yang Bung Karni katakan itu wajar-wajar saja."

"Tugas pokok saya mengamankan demonstran dan presiden," ungkapnya.

Baca juga: Sebut Pemerintah Selalu Cari Kambing Hitam Demo, Refly Harun: Kali Ini KAMI dan Gatot Nurmantyo

Lihat menit 12.10:

KAMI Ingin Ketemu Jokowi

Dalam kesempatan itu, Gatot menegaskan bahwa KAMI dibentuk untuk menyampaikan tuntutan rakyat pada pemerintah.

"KAMI itu lahir setelah tiga bulan kita diskusi dengan kelompok-kelompok, kemudian yang intinya bahwa tuntutan yang akan kita sampaikan adalah suara hati rakyat."

"Apa yang benar-benar dirasakan oleh rakyat itu menjadi tuntutan kami," jelas Gatot.

Selain mencoba menyampaikan tuntutan rakyat, KAMI juga mempelajari masalah yang dihadapi Indonesia saat ini.

"Jadi semua tuntutan-tuntutan itu, jadi kami belajar masalah, belanja masalah kemudian kita diskusikan dengan data-data yang ada dengan datanya seperti ini, menyuarakan suara hati rakyat," ungkapnya.

Menanggapi itu, Presenter Karni Ilyas lantas bertanya apakah benar bahwa KAMI merupakan oposisi pemerintah.

Mendengar itu, Gatot hanya menjawab bahwa itu tergantung bagaimana orang menilai KAMI.

"Ya tapi terkesan ini karena ditunjukan pemerintah yang sah, terkesan ini oposisi," tanya Karni.

"Oposisi itu tidak tergantung orang memandang KAMI," jawab Gatot.

Meski demikian, ia menegaskan bahwa KAMI bukan bermaksud untuk beroposisi dengan pemerintah.

"Kami menyampaikan pendapat ini baik secara tertulis maupun secara suara, kami berikan pemerintah, lalu kami meminta solusi-solusi yang diberikan."

"Jadi KAMI ini adalah gerakan moral, KAMI tidak akan memposisikan diri sebagai oposisi, kantor publik lah," tegas Gatot.

Terkait tudingan banyak orang yang menyebut KAMI adalah gerakan politik, Gatot lantas membantahnya.

Pasalnya pihaknya tidak bertujuan untuk memperoleh kekuasaan.

"Orang mengatakan politik, politik memperjuangkan kekuasaan, tapi yang KAMI perjuangkan adalah nilai," katanya.

Lalu, Karni Ilyas bertanya apakah KAMI juga ingin bertemu dengan pihak pemerintah, misalnya Presiden Jokowi.

Gatot langsung mengiyakannya.

Bahkan, KAMI juga sudah menyoroti lembaga negara lainnya.

"Anda enggak berusaha untuk bertemu pemerintah atau presiden sekalian?," tanya Karni Ilyas.

"Dalam menyampaikan ini KAMI juga membuat surat pada DPR, MPR, dan Presiden untuk bisa bertemu untuk menyampaikan ini," jawab Gatot.

Meski demikian, sama sekali belum ada jawaban dari lembaga-lembaga bersangkutan.

"Sampai sekarang belum ada tanggapan sama sekali," lanjut Gatot.

"Dari semua lembaga-lembaga itu?" tanya Karni.

"Iya," jawab Mantan Panglima TNI ini. (TribunWow.com/Mariah Gipty)

Tags:
Gatot NurmantyoJokowiKoalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI)Aksi 212Karni Ilyas
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved