UU Cipta Kerja
KAMI Dituding Dalang Demo, Seloroh Gatot Nurmantyo: Belum 2 Bulan Bisa Kerahkan Jutaan Orang
Presidium KAMI Gatot Nurmantyo menanggapi tuduhan pihaknya menjadi dalang di balik kerusuhan demo tolak omnibus law UU Cipta Kerja.
Penulis: Brigitta Winasis
Editor: Tiffany Marantika Dewi
TRIBUNWOW.COM - Presidium Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) Gatot Nurmantyo menanggapi tuduhan pihaknya menjadi dalang di balik kerusuhan demo tolak omnibus law UU Cipta Kerja.
Dilansir TribunWow.com, hal itu ia sampaikan dalam kanal YouTube Refly Harun, diunggah Kamis (15/10/2020).
Setelah terjadi kericuhan di berbagai kota saat demo, muncul tuduhan KAMI menggerakkan massa pendemo.

Baca juga: KAMI Ngaku Hanya Berikan Moral ke Aksi Demo, Ali Ngabalin: Siapa yang Tanggung Jawab kalau Anarkis?
Hal itu langsung disinggung pakar hukum tata negara Refly Harun.
"Akhir-akhir ini KAMI banyak dicecar berbagai pihak," ungkit Refly Harun.
"Terutama pemerintah, yang mengatakan bahwa KAMI, saya tidak bisa mengatakan spesifik tapi itu isu yang beredar, bahwa KAMI berada di balik aksi penolakan Undang-undang Ciptaker," lanjutnya.
Diketahui sebelumnya tiga petinggi KAMI ditangkap karena diduga terlibat dalam kerusuhan demo tolak UU Cipta Kerja, yakni Syahganda Nainggolan, Anton Permana, dan Jumhur Hidayat.
"Dan tiga aktivis KAMI tiba-tiba dijemput polisi," singgung Refly.
Pakar hukum tersebut meminta komentar Gatot Nurmantyo terkait hal tersebut.
Ia justru menanggapi santai sambil berseloroh soal tudingan terhadap KAMI.
"Saya hanya menyampaikan, alhamdulillah," jawab Gatot Nurmantyo.
Baca juga: 8 Aktivis KAMI Ditangkap Polisi, Gatot Nurmantyo: Ada Indikasi Handphone Para Anggota KAMI Diretas
"Luar biasanya KAMI, belum berumur dua bulan tapi bisa mengerahkan jutaan orang seluruh Indonesia," seloroh mantan Panglima TNI ini.
Gatot tertawa saat membahas hal tersebut.
"Dan hebatnya KAMI tidak ikut," tambah dia, masih terkekeh.
Purnawirawan Jenderal TNI ini justru menyimpulkan kiprah KAMI telah diperhitungkan sehingga dianggap cukup kuat untuk menggerakkan demo.
"Saya pikir itu suatu persepsi orang betapa KAMI itu hebat, sehingga disampaikan bahwa yang mengendalikan adalah KAMI," komentar Gatot singkat.
Gatot menambahkan, KAMI memang mendukung aksi penolakan UU Cipta Kerja.
Diketahui gelombang penolakan UU Cipta Kerja terjadi di berbagai kota sejak pertama kali diresmikan pada Senin (5/10/2020) lalu.
Sejumlah aksi unjuk rasa tersebut banyak yang berujung ricuh.
Gatot menduga tudingan sebagai dalang itu dapat muncul karena KAMI memang mendukung aksi penolakan UU Cipta Kerja.
"Tetapi bisa juga orang berpersepsi seperti itu karena secara resmi KAMI mendukung demonstrasi yang dilakukan buruh dan mahasiswa," ungkap Gatot.
Refly, yang juga merupakan deklarator KAMI, membenarkan hal tersebut.
Ia menjelaskan tiga Presidium KAMI, yakni Gatot Nurmantyo, Din Syamsuddin, dan Rochmat Wahab, telah mendeklarasikan dukungan untuk menolak UU Cipta Kerja.
"Secara resmi, Presidium mendukung aksi buruh dan mahasiswa dalam menyampaikan aspirasinya," tambah Refly.
Lihat videonya mulai menit 2.00:
Ali Ngabalin Minta Sebaiknya KAMI Tak Perlu Dukung Demo
Tenaga Ahli Kantor Staf Kepresidenan (KSP) Ali Mohctar Ngabalin angkat bicara terkait demo penolakan omnibus law Undang-undang Cipta Kerja (UU Ciptaker).
Hal itu ia singgung terkait penangkapan delapan aktivis Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) karena diduga terlibat dalam demo tersebut.
Dilansir TribunWow.com, hal itu Ali Ngabalin sampaikan dalam tayangan Kompas Petang, Selasa (13/10/2020).
Baca juga: Sederet Kejanggalan Penangkapan 8 Aktivis KAMI, Eggi Sudjana: Kok Tiba-tiba Jadi Tersangka?
Awalnya Ketua Komite Eksekutif KAMI Ahmad Yani mengungkapkan sikapnya terkait demo tolak UU Cipta Kerja.
"KAMI itu tidak terlibat aksi-aksi, tapi memberikan dukungan moril," terang Ahmad Yani.
"Karena kami bukan organisasi massa yang punya anggota yang bisa menggerakkan. Gerakan KAMI itu adalah gerakan ide, gagasan, dan pandangan," lanjutnya.
Ali Ngabalin segera membalas pernyataan Ahmad Yani terkait 'dukungan kepada massa' tersebut.
Ia menilai kata-kata tersebut dapat terkesan rancu.

"Pak Yani tidak menjelaskan kepada publik apakah dukungan KAMI kepada para demonstran itu dalam bentuk finansial, logistik, atau apa?" tanya Ali Ngabalin.
Ngabalin bahkan menilai KAMI tidak perlu memberikan dukungan kepada demonstran dalam bentuk apapun.
Pasalnya sejumlah demo di berbagai kota disinyalir disusupi 'kelompok perusuh' yang bukan mahasiswa, buruh, maupun masyarakat sipil.
Baca juga: Deretan Aktivis yang Ditangkap Polisi terkait Demo Tolak UU Cipta Kerja: Ada 4 Petinggi KAMI Diciduk
"Sebab kalau KAMI adalah organisasi yang melahirkan gagasan, pikiran terbaik untuk masa depan bangsa dan negara, maka dalam bentuk apapun tidak boleh KAMI memberikan dukungan, menurut saya," komentar Ngabalin.
Ia menjelaskan alasan KAMI tidak perlu mendukung demo adalah jika nanti terjadi kerusuhan yang tidak diinginkan, nama baik KAMI dapat ikut terseret.
"Organisasi KAMI juga tidak bisa tahu apakah para demonstran itu yang pada akhirnya menjadi perusuh, atau dia memberikan dukungan kepada buruh, mahasiswa, atau pelajar," singgung Ngabalin.
"Patronasinya mesti jelas, supaya Anda juga jangan dituduh menjadi dalang," tambahnya.
Selain itu, menurut Ngabalin KAMI dapat dituduh sebagai provokator dengan mendeklarasikan dukungan terhadap demonstran.
"Kita tidak tahu apakah Pak Yani memberikan dukungan, apakah dukungannya logistik, dukungannya finansial, atau apa? Sebab jangan juga disalahkan kalau nanti ternyata Anda dan teman-teman dituduh menjadi provokator," tambah Ngabalin. (TribunWow.com/Brigitta)