Terkini Nasional
'Diledek' Mahfud MD soal Wawancara Kursi Kosong, Najwa Shihab Kembali Titip Salam untuk Terawan
Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD menyinggung presenter Najwa Shihab terkait wawancara kursi kosong.
Penulis: Elfan Fajar Nugroho
Editor: Lailatun Niqmah
TRIBUNWOW.COM - Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD menyinggung presenter Najwa Shihab terkait wawancara kursi kosong.
Seperti yang diketahui, momen tersebut dilakukan Najwa Shihab untuk merespons Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto yang tak kunjung mau hadir di hadapan publik.
Dilansir TribunWow.com, Mahfud MD kali ini mengaku mau menerima undangan dari Mata Najwa dengan alasan supaya Najwa Shihab tidak kembali mewawancari kursi kosong.

Baca juga: Di Mata Najwa, Benny K Harman Ungkap UU Cipta Kerja Harusnya Batal: Kita Menyetujui RUU Hantu
Baca juga: Polisi Ungkap Peran 4 Tersangka Aktivis KAMI Medan dalam Aksi Kerusuhan Demo Tolak UU Cipta Kerja
Ledekan tersebut disampaikan Mahfud MD dalam acara Mata Najwa, Rabu (14/10/2020) saat dirinya menjadi narasumber untuk memberikan penjelasan terkait kerusuhan dalam aksi demo tolak Omnibus Law UU Cita Kerja.
Najwa Shihab mulanya berniat untuk mengonfirmasikan pernyataan dari Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto yang menyebut sudah mengetahui penunggang demo.
"Pemerintah tahu siapa yang demo, tahu siapa yang menggerakkan, tahu siapa sponsornya, tahu siapa yang membiayai," kata Najwa.
"Pemerintah sudah tahu tokoh-tokoh intelek di balik penggerak demo," imbuhnya.
"Saya ingin langsung mengklarifikasi pernyataan Pak Airlangga itu kepada Menko Polhukam, Pak Mahfud selamat malam," ucap Najwa.
"Selamat malam Najwa," jawab Mahfud MD semangat.
Najwa Shihab lantas berbasa-basi menanyakan keadaan dari mantan Ketua Mahkamah Konstitusi itu.
Menjawab pertanyaan itu, Mahfud MD mengaku dalam keadaan yang baik dan sehat.
Baca juga: Gatot Sebut Ada Pengalihan Isu soal Penangkapan Aktivis KAMI: Menyuarakan Kebenaran Itu Lebih Sulit
Tak berhenti di situ, dirinya langsung melontarkan pernyataannya terkait kursi kosong.
Mahfud MD mengakui dirinya datang tepat waktu ke Mata Najwa lantaran takut dicari-cari oleh Najwa Shihab.
Ia juga tidak ingin Najwa Shihab kembali melakukan wawancara dengan kursi kosong untuk kedua kalinya.
"Sehat Alhamdulillah, saya datang nih, nanti kamu wawancara dengan kursi kosong lagi," ucap Mahfud MD sambil tertawa.
"Saya buru-buru datang."
Mendengar candaan dari Mahfud MD, Najwa Shihab hanya tertawa.
Dirinya pun lantas teringat dengan sosok Menkes Terawan yang menjadi objek dalam wawancara kursi kosongnya.
Najwa Shihab pun akhirnya tak lupa kembali menitipkan salam kepada Mahfud MD untuk Terawan dan menyatakan masih tetap menunggu kehadirannya di kursi Mata Najwa.
"Oh iya pak ngomong-ngomong kursi kosong, titip salam ya Pak sama Pak Menteri Terawan ditunggu di Mata Najwa," kata Najwa.
"Salam manis," ungkapnya.
Baca juga: Mahfud MD Sebut SBY Tak Masuk Daftar Nama Aktor Rusuh Demo UU Cipta Kerja: Tak Pernah Terpikir
Simak videonya mulai menit ke-1.15:
Kata Najwa Shihab soal Wawancara Kursi Kosong
Sebelumnya, jurnalis sekaligus presenter Najwa Shihab menanggapi upaya pelaporan dirinya dari Tim Relawan Jokowi Bersatu.
Dilansir TribunWow.com, hal itu ia sampaikan melalui akun Instagram @najwashihab, diunggah Selasa (6/10/2020).
Laporan tersebut terkait tayangan Najwa Shihab yang mewawancarai kursi kosong sebagai tanda absennya Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto, terkait penanganan pandemi Virus Corona.

Baca juga: Kini Adukan ke Dewan Pers, Tim Relawan Jokowi Anggap Najwa Shihab Bully Terawan: Dijadikan Parodi
Diketahui Najwa Shihab mengaku sudah berulang kali mengundang Menkes, tetapi Terawan tidak kunjung datang.
Meskipun ramai pemberitaan soal laporan yang diajukan Ketua Tim Relawan Jokowi Bersatu, Silvia Devi Soembarto, Najwa mengaku baru mengetahui hal tersebut.
"Saya baru mengetahui soal pelaporan ini dari teman-teman media. Saya belum tahu persis apa dasar pelaporan termasuk pasal yang dituduhkan," tulis Najwa Shihab dalam keterangan foto.
Jurnalis senior ini mengaku siap jika memang akan dimintai keterangan oleh Dewan Pers.
"Saya dengar pihak Polda Metro Jaya menolak laporan tersebut dan meminta pelapor membawa persoalan ini ke Dewan Pers. Jika memang ada keperluan pemeriksaan, tentu saya siap memberikan keterangan di institusi resmi yang mempunyai kewenangan untuk itu."
Ia lalu mengungkapkan makna kursi kosong dalam tayangan di kanal YouTube miliknya.
Baca juga: Soroti Wawancara Kursi Kosong, Azas Tigor Sebut Najwa Shihab Tak Perlu Dipolisikan: Hukuman Sosial
"Tayangan kursi kosong diniatkan mengundang pejabat publik menjelaskan kebijakan-kebijakannya terkait penanganan pandemi," jelas Najwa.
"Penjelasan itu tidak harus di Mata Najwa, bisa di mana pun."
"Namun, kemunculan Menteri Kesehatan memang minim dari pers sejak pandemi kian meningkat, bukan hanya di Mata Najwa saja. Dan dari waktu ke waktu, makin banyak pihak yang bertanya ihwal kehadiran dan proporsi Manteri Kesehatan dalam soal penanganan pandemi."
Najwa menjelaskan, banyak orang yang 'menitipkan' pertanyaan kepadanya untuk diajukan ke Menkes Terawan.
Dengan demikian, menurut Najwa, penting bagi Terawan untuk hadir di hadapan publik.
"Pertanyaan-pertanyaan yang saya ajukan juga berasal dari publik, baik para ahli/lembaga yang sejak awal concern dengan penanganan pandemi maupun warga biasa.
Itu semua adalah usaha memerankan fungsi media sesuai UU Pers yaitu 'mengembangkan pendapat umum' dan 'melakukan pengawasan, kritik, koreksi, dan saran terhadap hal-hal yang berkaitan dengan kepentingan umum'.
Sependek ingatan saya, treatment “kursi kosong” ini belum pernah dilakukan di Indonesia, tapi lazim di negara yang punya sejarah kemerdekaan pers cukup panjang.
Di Amerika sudah dilakukan bahkan sejak tahun 2012, di antaranya oleh Piers Morgan di CNN dan Lawrence O’Donnell di MSNBC’s dalam program Last Word. Pada 2019 lalu di Inggris, Andrew Neil, wartawan BBC, juga menghadirkan kursi kosong yang sedianya diisi Boris Johnson, calon Perdana Menteri Inggris, yang kerap menolak undangan BBC.
Hal serupa juga dilakukan Kay Burley di Sky News ketika Ketua Partai Konservatif James Cleverly tidak hadir dalam acara yang dipandunya."
(TribunWow/Elfan/Brigita)