Terkini Internasional
Dua Kali Tertular Covid-19, Gejala yang Dialami Pria di AS Malah Berkembang Lebih Berbahaya
Seorang pria di AS telah tertular Covid-19 dua kali dan gejala-gejala yang ia alami pada kejadian kali kedua berkembang menjadi lebih membahayakan.
Editor: Claudia Noventa
TRIBUNWOW.COM - Seorang pria di Amerika Serikat telah tertular Covid-19 dua kali dan gejala-gejala yang ia alami pada kejadian kali kedua berkembang menjadi lebih membahayakan daripada yang pertama, menurut laporan pada dokter.
Pria berusia 25 tahun itu membutuhkan perawatan di rumah sakit setelah ia mengalami kekurangan oksigen akibat fungsi paru-paru yang terganggu.
Infeksi ulang jarang terjadi dan pria itu sekarang telah pulih.
Baca juga: Cristiano Ronaldo Positif Virus Corona, Terancam Absen Bela Portugal dan Berlaga di Liga Champions
Meski demikian, studi yang diterbitkan di Lancet Infectious Diseases, menimbulkan pertanyaan tentang tingkat kekebalan tubuh terhadap virus.
Tetapi studi di Lancet Infectious Diseases, menimbulkan pertanyaan tentang seberapa besar kekebalan yang dapat dibangun terhadap virus.
Pria dari Nevada itu tidak memiliki masalah kesehatan maupun kekurangan pada kekebalan yang membuatnya sangat rentan terhadap Covid.
Apa yang Terjadi dan Kapan
25 Maret - Gejala gelombang pertama, termasuk sakit tenggorokan, batuk, sakit kepala, mual dan diare
18 April - Dia dites positif untuk pertama kalinya
27 April - Gejala awal sembuh total
9 dan 26 Mei - Hasil tesnya negatif dua kali
28 Mei - Dia mengalami gejala lagi, kali ini termasuk demam, sakit kepala, pusing, batuk, mual dan diare
5 Juni - Tes positif untuk kedua kalinya, dan hipoksia (oksigen darah rendah) dengan sesak napas
Para ilmuwan mengatakan pasien itu terjangkiti Virus Corona dua kali, dan bukan infeksi awal menjadi tidak aktif dan kemudian berkembang kembali.
Perbandingan kode genetik virus yang diambil selama setiap serangan gejala menunjukkan bahwa kode itu terlalu berbeda untuk disebabkan oleh infeksi yang sama.
Baca juga: Wali Kota Machester Inggris, Lonnie Norman Meninggal Dunia karena Covid-19
"Penemuan kami menandakan bahwa infeksi sebelumnya belum tentu melindungi dari infeksi di masa depan," kata Dr Mark Pandori, dari University of Nevada.
"Kemungkinan infeksi ulang dapat memiliki implikasi signifikan bagi pemahaman kita tentang kekebalan terhadap Covid-19."
Dia mengatakan bahkan orang yang telah pulih harus terus mengikuti pedoman seputar jarak sosial, masker wajah, dan cuci tangan.
Sebelumnya ada asumsi bahwa gelombang kedua infeksi Covid-19 akan lebih ringan, karena tubuh telah belajar melawan virus untuk pertama kalinya.
Masih belum jelas mengapa pasien dari Nevada itu menjadi sakit parah untuk kedua kalinya.